Evaluasi Pasca Pembelian Analisis Perilaku dan Kepuasan Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Lapis Bogor Sangkuriang
46
atribut lain. Hasil penilaian konsumen terhadap atribut-atribut Lapis Bogor Sangkuriang ini diolah dengan menggunakan metode Importance Performance
Analysis yaitu dengan cara menghitung rata-rata dari skor penilaian kepentingan Y dan skor penilaian kinerja X setiap atribut LBS Tabel 25 .
Tabel 25 Perhitungan rata-rata dari skor penilaian kepentingan dan skor penilaian kinerja LBS tahun 2013
Salah satu cara untuk mengukur kepuasan konsumen LBS adalah dengan melakukan konfirmasi harapan, yaitu kepuasan yang diukur dari kesesuaian atau
ketidaksesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja aktual dari LBS. Berdasarkan Tabel 25 nilai rata-rata tingkat kepentingan, yaitu 4,14 berada di atas
nilai rata-rata tingkat kinerja, yaitu 3,78 yang artinya kepuasan konsumen LBS belum tercapai secara maksimal. Selanjutnya, berdasarkan nilai rata-rata tersebut setiap
atribut LBS dibagi kedalam empat kuadran agar dapat diketahui atribut apa saja yang dianggap penting dan tidak penting bagi konsumen dan atribut apa saja yang
memuaskan dan tidak memuaskan konsumen Gambar 13. No
Atribut Tingkat Kepentingan Y Tingkat Kinerja X
1 Harga
4,19 4,07
2 Rasa
4,68 4,28
3 Varian Rasa
4,38 3,81
4 Iklan promosi
3,61 3,31
5 Merk
3,85 3,79
6 Lisensi BPOM
4,18 4,07
7 Desain Kemasan
3,87 4,03
8 Ketersediaan Produk
4,33 2,78
9 Lokasi
3,79 3,8
10 Kebersihan Makanan
4,34 4,09
11 Kebersihan Tempat
3,96 3,82
12 Kecepatan Pelayanan
4,12 3,58
13 Keramahan Pramusaji
4,53 3,99
14 Tanggapan terhadap
Keluhan 4,15
3,53 Jumlah
57,98 52,95
Rata-rata 4,14
3,78
13 1
6
4 11
10 5
8
9 3
7 14
2
12
3 3,2
3,4 3,6
3,8 4
4,2 4,4
4,6 4,8
2 2,2
2,4 2,6
2,8 3
3,2 3,4
3,6 3,8
4 4,2
4,4 4,6
4,8 5
TI n
gk at
K ep
en ti
n gan
y
Tingkat Kinerja X
atribut
IV III
II I
Gambar 13 Diagram importance performance analysis LBS tahun 2013
47
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa empat kuadran tersebut terbagi atas kuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Kuadran I
Atribut yang berada pada kuadran ini sebaiknya menjadi prioritas utama LBS untuk meningkatkan kepuasan konsumen karena memiliki tingkat kepentingan yang
tinggi dan tingkat kinerja yang rendah. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah ketersediaan produk dan tanggapan terhadap keluhan. Ketersediaan produk
merupakan faktor yang sangat penting mengingat tujuan utama konsumen untuk datang ke LBS adalah mendapat produk yang mereka inginkan, yaitu Lapis Bogor
Sangkuriang. Jika produk yang akan dibeli ternyata habis atau tidak tersedia tentunya akan membuat konsumen kecewa dan peluang konsumen akan pindah mencari toko
lain.
Kendala terkait ketersediaan produk ini adalah terbatasnya suppply produk ke masing-masing outlet LBS, terutama pada akhir pekan, pada saat jumlah pengunjung
meningkat sementara suplly produk LBS ke masing-masing outlet sangat terbatas, hal inilah yang menyebabkan ketersediaan produk menjadi faktor yang membuat
konsumen merasa tidak puas terhadap LBS.
Selain itu tingginya volume pengunjung di LBS dan banyaknya konsumen yang memiliki masalah dengan ketersediaan produk LBS membuat mereka mengeluh dan
menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak LBS dan tidak mendapatkan respon yang positif, terkait hal tersebut maka manajemen LBS sudah seharusnya
memperbaiki sikap pramusaji terkait dengan standar prosedur penanganan keluhan agar dalam merespon kondisi keluhan pelanggan tersebut konsumen tidak merasa
dikecewakan oleh LBS. 2.
Kuadran II Atribut yang berada pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja yang sama-sama tinggi. LBS harus mempertahankan kinerja yang sudah baik ini agar usaha yang dijalankan bisa tetap eksis di industri makanan. Atribut yang
termasuk dalam kuadran ini antara lain harga, rasa, varian rasa, kebersihan produk, keramahan Pramusaji, lisensi BPOM.
Rasa merupakan atribut yang sangat penting bagi konsumen LBS. Jika rasa Lapis Bogor Sangkuriang yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan konsumen,
maka konsumen tidak ragu untuk datang kembali. Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kinerja, sebagian besar responden merasa puas dengan rasa Lapis Bogor Sangkuriang .
Adanya lisensi dari BPOM terhadap produk LBS juga merupakan atribut yang penting karena saat ini banyak dijumpai makanan yang menggunakan bahan pengawet
berbahaya sehingga dapat mempengaruhi kesehatan konsumen. Lapis Bogor Sangkuriang dinilai oleh responden sebagai makanan tanpa bahan pengawet sehingga
aman bagi kesehatan dan sejauh ini setelah mengkonsumsi LBS kesehatan konsumen tidak terganggu.
Kebersihan produk juga merupakan atribut penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian LBS. Jika makanan yang disajikan bersih, maka konsumen
tidak ragu
untuk untuk
mengkonsumsinya. Berdasarkan
nilai rata-rata tingkat kinerja, sebagian besar responden merasa puas dengan kebersihan
produk LBS. Atribut harga juga menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam melakukan
pembelian LBS dapat dilihat pada Tabel 19. Harga LBS yang relatif murah, yaitu Rp.25.000,- per boks membuat konsumen merasa puas dengan atribut ini terutama
48
apabila dilakukan perbandingan dengan produk sejenis dengan brand lain bisa dikatakan bahwa harga yang dimiliki LBS sangat bersaing atau cenderung lebih murah
apabila dibandingkan dengan brownies Amanda misalnya yang memang telah terlebih dahulu memasuki pasar brownies.
Keramahan pramusaji di dalam melayani konsumen sangat penting karena konsumen akan merasa dihargai dan dilayani dengan baik. Konsumen merasa puas
dengan keramahan terutama pramusaji di LBS yang pada kondisi di lapangan harus menghadapi tingginya jumlah pengunjung LBS yang menyebabkan tingginya
intensitas interaksi antara pramusaji dengan konsumen, kondisi tersebut ternyata mampu diatasi pramusaji LBS dengan tetap bersikap ramah kepada segenap konsumen
LBS.
Varian rasa penting bagi responden terkait dengan banyaknya pilihan yang dapat dilakukan konsumen. Konsumen merasa puas dengan banyaknya pilihan rasa uang
dimiliki oleh LBS sehingga konsumen memiliki kelulasaan untuk memilih produk yang mereka inginkan.
3. Kuadran III
Atribut yang berada pada kuadran ini memiliki prioritas yang rendah dimana tingkat kepentingan dan tingkat kinerjanya sama-sama rendah. Tingkat kinerja atribut
pada kuadran ini perlu diperbaiki oleh manajemen LBS dengan skala prioritas yaitu setelah atribut di kuadran I selesai diperbaiki. Atribut yang termasuk di kuadran ini
antara lain iklan promosi dan kecepatan pelayanan.
Iklanpromosi yang dilakukan oleh Lapis Bogor Sangkuriang relatif tidak ada sehingga sebagian besar responden merasa kurang puas dengan atribut ini. Sejauh ini,
iklan atau informasi mengenai LBS berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan manajemen LBS karena sebagian besar iklan dan promosi diperoleh dari teman dan
keluarga Tabel 20.
Kecepatan pelayanan juga merupakan hal yang dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen sekaligus memiliki kinerja yang juga tidak maksimal hal ini terkait
dengan banyaknya konsumen yang datang membeli LBS dalam waktu bersamaan sementara jumlah pramusaji LBA terbatas.
4. Kuadran IV
Atribut yang berada di kuadran ini mendapatkan apresiasi yang positif oleh konsumen dimana tingkat kepentingannya rendah tetapi memiliki tingkat kinerja yang
tinggi. Atribut yang termasuk di kuadran ini antara lain merk, desain kemasan, lokasi, kebersihan tempat. Keempat atribut ini dirasakan tidak terlalu penting bagi konsumen
sehinggaa pengaruhnya terhadap minat konsumen terhadap LBS menjadi tidak signifikan. Akan tetapi hal tersebut bukan menjadi alasan bagi LBS untuk menurunkan
kinerja dari atribut pada kuadran ini. Akan tetapi tetap perlu dilakukan pemeliharaan atribut-atribut tersebut agar tetap memiliki kinerja yang maksimal dan tetap
mendapatkan apresiasi dari konsumen LBS.
Analisis Indeks Kepuasan Konsumen LBS
Perhitungan Customer Satisfaction Index digunakan untuk menilai indeks kepuasan konsumen Lapis Bogor Sangkuriang secara keseluruhan yang hasilnya
diperoleh dari skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja semua atribut. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index dapat dilihat pada Tabel 26.
49
Tabel 26 Perhitungan customer satisfaction index LBS tahun 2013
No Atribut
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja
Rata-rata IWF
Rata-rata WS
1 Harga
4,19 4,07
0,072 0,294
2 Rasa
4,68 4,28
0,081 0,345
3 Varian Rasa
4,38 3,81
0,076 0,288
4 Iklan promosi
3,61 3,31
0,062 0,206
5 Merk
3,85 3,79
0,066 0,252
6 Lisensi BPOM
4,18 4,07
0,072 0,293
7 Desain Kemasan
3,87 4,03
0,067 0,269
8 Ketersediaan Produk
4,33 2,78
0,075 0,208
9 Lokasi
3,79 3,8
0,065 0,248
10 Kebersihan Makanan
4,34 4,09
0,075 0,306
11 Kebersihan Tempat
3,96 3,82
0,068 0,261
12 Kecepatan Pelayanan
4,12 3,58
0,071 0,254
13 Keramahan Pramusaji
4,53 3,99
0,078 0,312
14 Tanggapan terhadap Keluhan
4,15 3,53
0,072 0,253
Total 57,98
52,95 3,789
rata-rata 4,14
3,78
Customer Satisfaction Index 0,76
Berdasarkan Tabel 26 diperoleh nilai Customer Satisfaction Index dari LBS adalah sebesar 76 atau 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum indeks
kepuasan pelanggan LBS terhadap atribut-atribut yang dianalisis adalah puas berada pada range 0,66-0,80. Meskipun demikian, sebaiknya LBS tetap berusaha
mempertahankan kinerja yang baik dan meningkatkan kinerja dari atribut-atribut yang menjadi prioritas utama berdasarkan Importance Performance Analysis yaitu
ketersediaan produk dan tanggapan terhadap keluhan. Peningkatan kinerja atribut yang berada pada kuadran I dan III serta mempertahankan prestasi yang telah dicapai yaitu
atribut-atribut pada kuadran II diharapkan dapat membuat Customer Satisfaction Index LBS berada pada range sangat puas 0,81
– 1,00 dan tercapainya loyalitas konsumen.
Implikasi Kebijakan Pemasaran
Setiap perusahaan
yang berorientasi
bisnis selalu
bertujuan untuk
memaksimumkan keuntungan agar perusahaannya dapat berkembang. Salah satu cara yang dapat dipakai oleh perusahaan adalah dengan memperhatikan dan meningkatkan
bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
Bauran pemasaran mengacu pada stratregi terpadu yang memadukan produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses. Konsep pemasaran marketing
concept menuntut segala aspek keputusan pemasaran didasarkan pada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pelanggan membeli produk barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi saat pembeli melakukan transaksi pasar, konsumen memperoleh seperangkat keuntungan dan kepuasan dari transaksi tersebut.
Dalam bauran pemasaran dikenal dengan istilah 4 P yang terdiri dari Product produk, Price harga, Place tempat, Promotion promosi.
50