Pendekatan Konseptual Guncangan Struktural

2.7. Pendekatan Konseptual Guncangan Struktural

Fluktuasi nilai tukar riil dipengaruhi oleh guncangan struktural structural shocks . Perbedaan model dari keseimbangan nilai tukar memberikan penekanan adanya faktor struktural yang berbeda sebagai determinan pergerakan jangka panjang nilai tukar. Sesuai dengan model Balassa-Samuelson, nilai tukar ditentukan oleh produktivitas relatif di sektor tradable dan non-tradable, seperti sisi penawaran ekonomi. Menurut Caporale, Amor dan Rault 2000 ada empat tipe guncangan struktural terhadap nilai tukar riil diantaranya pertama guncangan domestik riil yang memengaruhi penawaran atau disebut supply shocks, seperti guncangan produktivitas, perubahan produktivitas relatif domestik terhadap luar negeri, kedua adalah guncangan domestik riil yang memengaruhi permintaan atau disebut demand shocks, seperti perubahan konsumsi, perubahan relatif pengeluaran pemerintah, hubungan pasar sebagai tempat akses komoditi domestik dan luar negeri dan tingkah laku investasi, ketiga yaitu guncangan eksternal riil external real shocks seperti perubahan ketentuan perdagangan terms of trade atau variasi suku bunga luar negeri dan yang terakhir yaitu guncangan nominal nominal shocks yang direfleksikan melalui permintaan uang relatif terhadap penawaran dan perubahan nilai tukar nominal, serta efek dari liberalisasi finansial, semuanya ini dimasukkan sebagai guncangan kebijakan keuangan. Berdasarkan keadaan dua negara yang stokastik dan dinamika mengenai output relatif, tingkat nilai tukar, dan harga relatif, variabel struktural yang memengaruhi digambarkan relatif dimana keadaan luar negeri sama dengan keadaan dalam negeri menghasilkan guncangan struktual nilai tukar riil. Menurut Clarida dan Ghali 1995 model yang digunakan sebagai pondasi teoritis yang diterapkan sebagai batasan yang diapakai untuk analisis identifikasi guncangan struktural. Guncangan struktural ini dibagi menjadi tiga yaitu guncangan agregat penawaran aggregate supply shock, guncangan riil permintaan real demand shocks , dan guncangan nominal nominal shocks. Dengan asumsi harga kaku sticky prices, guncangan tersebut memengaruhi tingkat output, tingkat nilai tukar dan harga dalam jangka pendek sesuai dengan model klasik Mundell-Flemming sebab perbedaan penting antara jangka pendek dengan jangka panjang adalah perilaku harga. Dalam jangka panjang, harga bersifat fleksibel dan bisa menanggapi perubahan dalam penawaran atau permintaan sedangkan dalam jangka pendek, harga bersifat kaku pada tingkat yang telah ditentukan sebelumnya. Meskipun demikian, skema yang diharapkan menuju konvergen ke arah keseimbangan jangka panjang segera sesudah harga fleksibel secara penuh terhadap semua guncangan. Oleh karena itu, diharapkan guncangan penawaran supply shocks, seperti produktivitas yang tinggi diharapkan mempunyai dampak terhadap nilai tukar riil jangka panjang sebab guncangan penawaran positif meningkatkan ageregat penawaran dari komoditi domestik dan tingkat pengembalian modal. Dalam model Mundell-Flemming, modal capital bergerak bebas, sehingga menciptakan aliran modal masuk capital inflow dan apresiasi nilai tukar. Dalam waktu jangka panjang, output domestik mencapai tingkat potensialnya, harga domestik menurun, dan tingkat nilai tukar depresiasi dalam upaya menghasilkan surplus perdagangan untuk mengimbangi akumulasi kewajiban luar negeri. Guncangan permintaan demand shocks diharapkan memengaruhi tingkat nilai tukar riil jangka panjang. Guncangan permintaan positif meningkatkan permintaan komoditi domestik, menekan harga produk domestik sehingga harganya turun dan mengarahkan pada apresiasi nilai tukar dan peningkatan output jangka pendek. Sepanjang waktu berjalan, pada akhirnya tingkat output yang tinggi mendorong harga. Dengan meningkatnya harga maka tingkat output akan kembali kepada tren jangka panjang tetapi tingkat harga menjadi lebih tinggi dan tingkat nilai tukar juga berada pada tren tersebut. Guncangan permintaan riil tidak mempunyai dampak jangka panjang pada output dalam model Keynesian, walaupun termasuk variabel endogen dalam model pertumbuhan. Guncangan nominal nominal shocks yang positif contohnya melalui penurunan tingkat bunga domestik atau kebijakan jumlah uang beredar. Dalam jangka pendek, baik nilai tukar nominal maupun riil mengalami depresiasi, harga relatif meningkat dan output domestik juga meningkat. Sepanjang waktu berjalan, output dan tingkat nilai tukar riil kembali pada tren jangka panjang. Menurut Dornbusch 1976 dalam Khan, Mohammad, dan Alamgir 2009, dengan asumsi model ketidakseimbangan harga kaku disequilibrium sticky price, menunjukkan bahwa tingkat nilai tukar riil di gerakkan oleh guncangan nominal sebab pasar barang menyesuaikan lebih lambat dari pasar uang sebagai respon terhadap nominal shock atau juga biasa disebut monetary shocks. Adanya kekakuan harga dalam jangka pendek juga membawa implikasi nilai tukar berubah overshoot dari titik keseimbangan yang baru, artinya nilai tukar mengalami perubahan baik apresiasi atau depresiasi yang lebih besar daripada tingkat perubahan yang diperlukan untuk mencapai kondisi jangka panjang. Hal ini merupakan respon terhadap guncangan, nilai tukar bergerak melewati keseimbangan dan akhirnya mencapai posisi keseimbangan yang baru dalam jangka panjang yaitu PPP.

2.8. Penelitian Terdahulu