Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

bahwa tingkat nilai tukar riil di gerakkan oleh guncangan nominal sebab pasar barang menyesuaikan lebih lambat dari pasar uang sebagai respon terhadap nominal shock atau juga biasa disebut monetary shocks. Adanya kekakuan harga dalam jangka pendek juga membawa implikasi nilai tukar berubah overshoot dari titik keseimbangan yang baru, artinya nilai tukar mengalami perubahan baik apresiasi atau depresiasi yang lebih besar daripada tingkat perubahan yang diperlukan untuk mencapai kondisi jangka panjang. Hal ini merupakan respon terhadap guncangan, nilai tukar bergerak melewati keseimbangan dan akhirnya mencapai posisi keseimbangan yang baru dalam jangka panjang yaitu PPP.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Khan et al. 2010 dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi nilai tukar riil di negara Pakistan dan dengan menggunakan model yang sudah populer yaitu Structural Vector Autoregression SVAR. Hasil estimasi SVAR mengimplikasikan bahwa nominal shocks merupakan variabel dengan kuantitas yang besar dalam nilai tukar riil Dollar-Rupee. Penemuan ini memberikan dukungan empiris terhadap model harga kaku Dornbusch, 1976, yang menjelaskan keadaan awal perubahan overshoots nilai tukar dan menekankan relatif pentingnya nominal shocks sebagai faktor pendorong utama nilai tukar tersebut. Hasil yang ditujukkan di negara Pakistan mengindikasikan adanya ruang lingkup yang efektif mengenai kebijakan moneter dan mengendalikan nilai tukar, terutama dalam jangka pendek. Melalui kebijakan tersebut, pemerintah Pakistan berusaha menjaga daya saing internasionalnya yaittu melalui nilai tukar yang realistis dengan mengatur manajemen nilai tukar nominal di Pakistan. Tetapi dalam jangka panjang, real shocks juga mempunyai peran penting dalam menjelaskan flukruasi nilai tukar. Dampaknya yang ditimbulkan yaitu untuk meningkatkan daya saing sehingga pemerintah Pakistan fokus terhadap bidang riil ekonomi, seperti meningkatkan efisiensi, teknologi dan produktivitas. Ahmad dan Pentecost 2009 melakukan penelitian sumber fluktuasi nilai tukar riil di sembilan negara Afrika. Melalui metode Trivariate Structural Vector Autoregression . Analisis yang dilakukan berdasarkan model stokastik harga kaku sticky-price yang terdiri dari tiga guncangan yang diidentifikasi yaitu relative demand shocks , relative supply shocks dan monetary shocks. Hasil empiris menunjukkan salah satu hal yang paling penting dalam pergerakan nilai tukar riil dalam kasus sembilan negara Afrika adalah relative demand shocks dimana dalam laporannya memengaruhi lebih dari 51 variasi dalam nilai tukar riil setiap rentang waktu yang digunakan. Hal ini saling terkait karena negara-negara tersebut merupakan negara perekonomian terbuka kecil small open economies dengan rezim nilai tukar mengambang, sehingga guncangan terhadap permintaan dari luar negeri merupakan hal biasa dan melalui keseimbangan nilai tukar mengakomodasi guncangan tersebut. Kontribusi dari relative supply shocks lebih kecil dalam variasi nilai tukar riil dalam beberapa negara yang menjadi contoh kecuali Algeria, Mesir dan Tanzania. Metode lain yang digunakan adalah model Dynamic Generalized Method of Moments GMM. Hal ini dilakukan oleh Caporale et al. 2009 dan objeknya adalah 39 negara berkembang yang dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Amerika Latin, Asia, dan MENA. Hasil penelitian menunjukkan berbagai jenis guncangan baik itu external shocks, real shocks, dan monetary shocks dapat menjelaskan variabilitas nilai tukar riil negara pasar ekonomi tersebut sebagai keseluruhan subjek. Analisis antar wilayah mengindikasi bahwa monetary shocks atau nominal shocks dan external shocks merupakan faktor utama di Amerika Latin dan MENA, sedangkan di wilayah Asia Tenggara, domestic real shocks memiliki peran utama. Keterbukaan ekonomi membantu untuk menstabilkan nilai tukar riil di kebanyakan negara. Lebih jauh, intergrasi finansial internasional merupakan salah satu sumber penting dalam variabilitas nilai tukar riil dalam negara pasar ekonomi. Di negara-negara Asia dan Amerika Latin dijelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar riil, walaupun dengan rezim nilai tukar tetap fixed exchange rate yang dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi, adanya kebijakan nilai tukar yang tidak kompatibel dengan kebijakan moneter internasional yang berkembang sekarang. Sebaliknya di wilayah MENA, integrasi finansial internasional kondusif untuk membantu stabilisasi nilai tukar riil. Stąż ka 2006 menganalisis sumber fluktuasi nilai tukar riil di delapan negara Eropa Pusat dan Eropa Timur yang menjadi anggota baru European Union EU. Dengan menggunakan metode Structural Vector Autoregression SVAR. Hasil yang diharapkan adalah sumber yang dominan dalam fluktuasi nilai tukar negara-negara tersebut adalah guncangan nominal negara-negara tersebut merefleksikan melalui sisi keseimbangan dari nilai tukar dan ternyata hal berikut ini tidak dapat disangsikan bahwa pergerakan nilai tukar nominal terhadap Euro dibandingkan tingkat riilnya didorong oleh real shocks. Ini dapat dilihat dari sisi ekonomi riil. Hasil penelitian ini berlawanan dengan pola yang ada bahwa fluktuasi nilai tukar riil dalam anggota ERM II Exchange Rate Mechanism II dengan pengecualian Latvia didorong oleh faktor real demand shocks, ternyata penemuan ini secara khusus lebih sensitif, menyesuaikan kepada sudut pandang keseimbangan dan munculnya ERM II yang harusnya sejalan dengan pendekatan ketidakseimbangan. Pendekatan pertama yang digunakan adalah sudut pandang ketidakseimbangan, yang memprediksikan bagian terbesar dalam fluktuasi nilai tukar riil diakibatkan oleh guncangan pasar finansial atau guncangan nominal. Hal ini merupakan faktor dalam negara-negara non ERM II. Pendekatan kedua yaitu sudut pandang ekonomi riil, yang menyebutkan pergerakan nilai tukar riil sebagai guncangan yang mengakomodasi variabel riil makroekonomi, membantu melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan. Namun, apabila berbicara mengenai guncangan yang memiliki pengaruh jangka panjang maka Stąż ka 2006 berdasarkan metode yang digunakan tidak layak sebab waktu yang digunakan untuk jangka pendek yang cocok dengan negara transisi yang diteliti. Produksi industri mungkin membuat proksi yang kecil terhadap agregat pendapatan, walaupun ekonomi yang diteliti merupakan ekonomi transisi dimana sektor jasanya kurang maju. Chowdury 2004 juga menganalisis sumber fluktuasi nilai tukar riil di negara pasar ekonomi yang baru muncul seperti Chili, Kolumbia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Uruguay. Menggunakan metode Vector Autoregression VAR menunjukkan bahwa real shocks dan nominal shocks dapat menjelaskan fluktuasi nilai tukar riil yang dianalisis tetapi real shocks lebih mendominasi nominal shocks untuk seri nilai tukar yang ingin diteliti. Real shocks menyebabkan apresiasi riil dan nominal, saat nominal shocks menghasilkan depresiasi nominal. Secara umum, nominal shocks mempunyai peran yang cukup penting dalam menentukan nilai tukar nominal dibandingkan menjelaskan pergerakan nilai tukar riil. Menambahkan penelitian yang lain, Daly 2006 di Tunisia relative real demand dan relative supply shocks merupakan faktor yang paling banyak menjelaskan variasi nilai tukar riil selama periode estimasi dan mengindikasikan lebih 80 dari dekomposisi varian nilai tukar riil. Di dukung penelitian yang dilakukan Aleisa dan Dibooglu 2002, di negara Arab Saudi, dengan asumsi sifat netral jangka panjang, ditemukan bahwa real shocks memiliki peran penting dalam pergerakan nilai tukar riil. Dalam mengukur komposisi guncangan struktural, penelitian ini menggunakan metode yang berbeda pada penelitian kebanyakan. Penelitian ini mengacu pada Caporale et al. 2009 yang menggunakan metode panel dinamis GMM. Tabel berikut meringkas beberapa penelitian terdahulu dengan topik terkait, yakni faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi nilai tukar riil. Tabel 2.3. Beberapa Penelitian Terdahulu No. Peneliti Metode Kesimpulan Objek Penelitian 1. William D. Lastrapes 1992 Vector Autoregression Untuk negara yang digunakan dalam contoh, penemuan menunjukkan fluktuasi melalui periode flexible rate sangat tergantung pada real shocks pada semua frekuensi baik jangka panjang atau jangka pendek. Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, Itali dan Kanada periode Maret 1973 – Desember 1989 2. Annika Alexius 1999 Structural Vector Autoregression SVAR Faktor yang paling besar dalam pergerakan real exchange rates yaitu supply shock . Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia periode tahun 1960 – 1998 3. Ali M. Kutan dan Salahattin Dibooglu 2000 Bivariate Vector Autoregression VAR Dalam kasus Polandia, nominal shocks mempunyai pengaruh besar dalam menjelaskan perubahan dalam real exchange rate padahal di Hongaria, real shocks mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perubahan real exchange rate , Polandia dan Hongaria periode 1990 – 1998 4. Tao Wang 2004 Structural Vector Autoregression SVAR Real relative demand shocks merupakan faktor yang paling penting dalam sumber fluktuasi dalam real exchange rate dalam periode 1980-2002, sementara itu supply shocks telah menjadi faktor utama dalam melaporkan variasi pendapatan relatif dan harga relatif. China periode 1980 – 2002 5. Imed Drine dan Christophe Rault 2004 Vector Autoregression VAR Real demand shocks mendominasi fluktuasi real exchange rate dan kontribusi dari external shocks lebih rendah. Moroko, Filipina, dan Uruguay periode 1979 – 1998 6. Ibrahim S. Chowdury 2004 Vector Autoregression VAR, dan Ordinary Least Square OLS Real shocks lebih mendominasi nominal shocks dalam menjelaskan fluktuasi nilai tukar. Chili, Kolumbia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Uruguay periode Januari 1980 – Desember 1996 7. Agnieszka Stąż ka 2006 Structural Vector Autoregression SVAR Real demand shocks merupakan merupakan faktor yang dapat menjelaskan real exchange rate bagi negara ERM II Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Slovakia, dan Slovenia 1995–2005 8. A.H. Ahmad dan Eric J. Pentecost 2009 Vector Autoregression VAR Demand shocks menjadi sumber utama dalam pergerakan real exchange rate , walaupun nominal shocks juga memiliki peran kecil tetapi perannya sangat signifikan untuk negara Afrika Selatan dan Botswana, dan supply shocks lebih signifikan terhadap Aljazair, Mesir, dan Tanzania. Sembilan negara Afrika yaitu Aljazair, Botswana, Mesir, Ghana, Kenya, Moroko, Nigeria, Afrika Selatan dan Tanzania periode 1980 – 2005 9. Guglime Maria Caporale, Thouraya Hadj, dan Christophe Rault 2009 Metode GMM Generalized Method of Moments 1. Analisis dengan geografi wilayah menunjukkan monetary dan external shocks mempunyai peran penting di negara Amerika Latin dan wilayah MENA, sedangkan domestic real shocks merupakan faktor yang lebih kuat dalam mendorong fluktuasi nilai tukar riil di negara Asia Tenggara, 2. Trade openess lebih untuk membantu menstabilkan real exchange rate di kebanyakan negara mengingat pemilihan rezim nilai tukar hanya mempunyai efek yang signifikan pada wilayah MENA . 39 negara yang dibagi menjadi 3 wilayah : 20 negara Amerika Latin Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Kolumbia, Kosta Rika, Republik Domino, Ekuador, El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Trinidad, Uruguay, dan Venezuela, 10 negara Asia Timur Bangladesh, China, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, dan Thailand, dan 9 negara dari wilayah MENA Algeria, Mesir, Iran, Israel, Moroko, Syria, Tunisia, dan Turki periode 1979 - 2004 10. Muhammad Luqman Khan, Sulaiman D. Mohammad, dan Alamgir 2010 Structural Vector Autoregression SVAR Lebih dari 60 keragaman dalam peramalan real exchange rate dollar-rupee dalam empat kuarter tergantung pada nominal shocks. Pakistan periode 1982 – 2007

2.9. Kerangka Pemikiran