Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar Riil dengan Keterbukaan Ekonomi

dan tingkat suku bunga. Hal ini dilakukan dengan asumsi harga tetap sehingga keseimbangan yang dicapai adalah jangka pendek. Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Negara-negara dalam kawasan ASEAN+6 memiliki nilai korelasi yang positif, hal ini disebabkan karena tingginya ketergantungan dan ekspektasi masyarakat terhadap nilai tukar domestik terhadap dolar Amerika Serikat dalam perekonomian terutama dalam pasar uang sehingga pemerintah harus mengintervensi dengan dengan kebijakan moneter. Dengan kebanyakan negara menggunakan rezim nilai tukar mengambang, kebijakan moneter merupakan kebijakan efektif dalam meningkatkan output dalam jangka pendek, di tambah di era globalisasi ini, modal dapat bergerak dengan bebas. Bagi negara-negara di kawasan non ASEAN+6 yang terdiri dari negara-negara Uni Eropa dan Amerika Utara jumlah uang beredar memiliki korelasi yang negatif dengan fluktuasi nilai tukar riil, hal ini menunjukkan dengan adanya kebijakan moneter yang salah satunya adalah jumlah uang beredar maka fluktuasi nilai tukar riil dapat dikurangi. Di Uni Eropa sebagai bentuk integrasi ekonomi yang telah terbentuk sebelum kawasan ASEAN+6 peran bank sentral lebih efektif karena negara-negara tersebut diatur oleh satu bank sentral sedangkan pada kawasan Amerika Utara merupakan kawasan ekonomi dengan negara perekonomian terbesar sehingga pengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar riil sangat besar karena mampu memengaruhi pasar uang dunia. Dengan masyarakat memegang uang yang lebih banyak daripada yang diinginkan maka tingkat bunga akan turun sampai masyarakat mau memegang seluruh kelebihan uang yang dicetak. Hal ini akan mengarahkan pada peranan bank sentral untuk mengendalikan fluktuasi nilai tukar riil negara-negara tersebut.

4.5. Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar Riil dengan Keterbukaan Ekonomi

Pada gambar 4.5. akan diperlihatkan hubungan antara fluktuasi nilai tukar riil dengan keterbukaan ekonomi negara-negara dalam kawasan ASEAN+6 dengan negara-negara kawasan non ASEAN+6. Terdapat korelasi yang negatif antara fluktuasi nilai tukar riil dengan keterbukaan ekonomi baik pada negara- negara kawasan A ASEAN+6. Namun nilai tukar yang lebih besar. Keterbukaan perdagangan internasi Sumber : CEIC, Bank of C Keterangan: IDR = Indo Thailand; C = Australia; MXN = Me Gambar 4.5. Korelas Ekonomi Negar Negara-negara perekonomian terbuka disebut kurs memega negara-negara denga ketergantungan deng kawasan ASEAN+6 mempunyai harga lebi ASEAN+6 yang m memiliki nilai tambah, stabil dan stabilitas ni ASEAN+6 maupun negara-negara dalam un korelasi pada kawasan ASEAN+6 lebih neg bih rendah mengarahkan pada keterbukaan ekonom n ekonomi juga merupakan gambaran posisi asional. f Canada, Australia Bureau Statistic, Statistic of Canada donesia; MYR= Malaysia; SGD = Singapura; PHP = ; CHN = China; KRW = Korea Selatan; JPY = Jepang; lia; NZD = New Zealand; DE = Jerman; FR = Peranc eksiko; CAD = Kanada; USD = Amerika Serikat lasi antara Fluktuasi Nilai Tukar Riil denga gara-negara Kawasan ASEAN+6 dengan Kaw ASEAN+6 a pada kawasan ASEAN+6 sebagian besar ter buka kecil small open economy sehingga nilai t gang peranan pada transmisi kebijakan mone gan perekonomian terbuka besar karena ngan perdagangan internasional. Negara 6 lebih banyak menghasilkan barang-baran lebih fluktuatif dibandingkan negara-negara pa menghasilkan barang-barang sekunder dan bah, juga tidak terlalu dipengaruhi oleh harga s nilai tukar riil pada negara-negara tersebut bisa m kawasan non negatif. Fluktuasi konomi yang lebih posisi negara dalam da , diolah = Filipina; THB = g; INR = India; AUD ncis; GBP = Inggris; gan Keterbukaan awasan non terdiri dari negara i tukar atau sering oneter tetapi untuk tidak memiliki ara-negara dalam ang primer yang pada kawasan non dan tersier, selain ga sehingga relatif bisa terjaga.

4.6. Hasil Granger Causality Test pada Data Panel