tidak terlalu meningkat drastis. Fluktuasi nilai tukar yang terjadi pada periode 2007-2011 membuat semua negara termasuk didalamnya pemerintahan dan bank
sentral di Amerika, Eropa maupun Asia melakukan berbagai upaya penyelamatan perekonomian negara mereka. Upaya yang dilakukan antara menurunkan tingkat
suku bunga dan memberi stimulus fiskal. Bank sentral di Eropa melakukan pemangkasan suku bunga mengikuti langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The
Fed. Sebelumnya Bank Sentral Australia juga melakukan hal yang sama. Upaya
penyelamatan juga dilakukan oleh negara-negara di Asia. Bank Sentral China contohnya, pada 8 Oktober 2008, mengikuti langkah Bank Sentral AS,
memangkas tingkat suku bunga. China juga diketahui memiliki cadangan devisa yang cukup besar sehingga bisa menghadapi krisis global yang terjadi pada tahun
2008. Pemerintah China juga meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai 4 triliun yuan pada 10 November 2008. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut pada
akhirnya bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan meningkatkan daya saing negara-negara dalam perdagangan internasional di seluruh kawasan.
4.2. Hubungan Fluktuasi Nilai Tukar Riil dengan Tingkat Pertumbuhan GDP Riil
Ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik akan dapat menghitung output
barang dan jasa perekonomian dan tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Melalui pergerakan GDP riil suatu negara menunjukkan output jika jumlah
berubah tetapi dengan asumsi harga tidak berubah. Kestabilan nilai tukar riil dalam suatu negara tentunya bisa mengarahkan pada pembangunan ekonomi yang
baik dan secara signifikan bisa meningkatkan tingkat pertumbuhan GDP Riil. Mengidentifikasi sumber guncangan pada fluktuasi nilai tukar akan memberikan
gambaran terhadap suatu negara agar membuat kebijakan yang tepat sasaran sehingga fluktuasi nilai tukar dapat terukur dan kebijakan tersebut efektif untuk
diimplementasikan saat terjadi guncangan pada nilai tukar ini. GDP Riil juga dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap semua variabel ekonomi
termasuk nilai tukar riil suatu negara dengan mekanisme penawaran agregat. Dalam kenyataannya, pendekatan melalui sudut pandang keseimbangan fluktuasi
nilai tukar juga akan cenderung mengarahkan kepada guncangan ekonomi yakni
tingkat output dan peke antara fluktuasi nilai
dengan negara-negara
Sumber : CEIC, Bank of C Keterangan: IDR = Indo
Thailand; C = Australia;
MXN = Me
Gambar 4.2. Korelasi GDP Riil Negar
Pada gambar negara-negara ASEA
Amerika Utara. Ko pertumbuhan GDP ri
negara kawasan non kecenderungan garis
negara di kawasan A ASEAN+6. Hal ini m
dapat mengarahkan pa kawasan non ASEAN
ringkat pertumbuhan
pekerja. Berikut merupakan gambar yang men lai tukar dengan GDP riil negara-negara kawa
ara kawasan non ASEAN+6.
f Canada, Australia Bureau Statistic, Statistic of Canada donesia; MYR= Malaysia; SGD = Singapura; PHP =
; CHN = China; KRW = Korea Selatan; JPY = Jepang; lia; NZD = New Zealand; DE = Jerman; FR = Peranc
eksiko; CAD = Kanada; USD = Amerika Serikat
lasi antara Fluktuasi Nilai Tukar riil dengan gara-negara Kawasan ASEAN+6 dengan Kaw
ASEAN+6
bar 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat pertumbuha AN+6 lebih tinggi daripada negara-negara di
orelasi yang negatif antara fluktuasi nilai tuka riil baik negara-negara kawasan ASEAN+6
non ASEAN+6. Hal ini dapat dilihat melalui ni is memiliki kemiringan negatif. Namun, kor
n ASEAN+6 lebih negatif daripada negara-nega ni mengindikasikan bahwa fluktuasi nilai tukar
n pada pertumbuhan GDP riil yang tinggi. Pada N+6, pertumbuhan GDP riil tingkatnya lebih
buhan negara-negara kawasan ASEAN+6 karena
enyajikan korelasi wasan ASEAN+6
da , diolah
= Filipina; THB = g; INR = India; AUD
ncis; GBP = Inggris;
gan Pertumbuhan awasan non
umbuhan GDP riil di Eropa maupun
tukar riil dengan 6 dengan negara-
nilai korelasi dan korelasi di negara-
gara kawasan non ukar riil yang rendah
ada negara-negara bih rendah daripada
ena pada negara-
negara yang berada p Utara sudah mencapa
menghasilkan komodi efisien dibandingkan
negara-negara di kaw besar bagi negara-ne
Amerika Utara adal perekonomian dunia se
harga dalam jangka p dibandingkan negara-
4.3. Hubungan Flu