Consumer Price Index CPI Jumlah Uang Beredar Money Supply Keterbukaan Ekonomi Openness of the Economy

dan adalah inflasi di luar negeri. Implikasi dari persamaan ini yaitu perubahan dalam ekspektasi kurs expected exchange rate akan berhubungan dengan perubahan dengan ekspektasi inflasi expected inflation.

2.4. Consumer Price Index CPI

Consumer Price Index merupakan ukuran harga rata-rata berbagai komoditi yang biasanya dibeli oleh rumah tangga dan CPI ini dapat digunakan untuk menghitung laju inflasi Lipsey, 1995. Dalam definisi yang lain yaitu harga sekelompok barang dan jasa reklatif terhadap harga sekolompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar Mankiw, 2000. Consumer Price Index dapat digunakan untuk membangun tingkat riil, dan CPI merupakan ukuran yang paling banyak digunakan untuk menghitung harga domestik, dimana CPI luar negeri merepresentasikan harga-harga barang tradable luar negeri, CPI bersama nilai tukar nominal digunakan sebagai ukuran.

2.5. Jumlah Uang Beredar Money Supply

Jumlah uang yang tersedia disebut penawaran uang Mankiw, 2000. Dalam arti yang lebih luas, jumlah penawaran uang dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu terdiri dari base money M0, M1, M2, dan M3. Uang beredar yang dipengaruhi oleh bank sentral sebagai instrumen kebijakan moneter yaitu M0 base money . Komposisi jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama adalah uang beredar dalam pengertian sempit, yang digunakan untuk transaksi yaitu M1 narrow money, dan kedua adalah uang beredar dalam pengertian luas yang biasa disebut dengan M2 broad money . Komposisi jumlah uang beredar M1 dan M2 adalah sebagai berikut Mishkin, 2001 : M1 = M0 + traveler’s checks + demand deposits + other checkable deposit 2.8 M2 = M1 + small-denomination time deposits and repurchase agreements + saving deposit and money market deposits accounts 2.9 M3 = M2 + large-denomination time deposits and repurchase agreements + money market mutual fund shares institutional + term repurchase agreements + term Eurodollars 2.10

2.6. Keterbukaan Ekonomi Openness of the Economy

Keterbukaan ekonomi merupakan indikator untuk memperlihatkan seberapa besar tingkat ekspor impor suatu negara. Keuntungan dari keterbukaan ekonomi antara lain yaitu pertama, bagi negara yang pasar domestiknya relatif kecil, maka potensi sumber daya yang ada tetap dapat diolah untuk dijual ke luar negeri. Kedua, keterbukaan ekonomi akan mengarahkan suatu negara pada produktivitas dan efisiensi produksi. Hal ini yang mendorong daya saing suatu negara untuk meningkatkan posisinya pada perdagangan internasional. Dengan adanya keterbukaan ini, permintaan barang yang dapat diimpor meningkat dan permintaan untuk barang nontradable menurun sebagai respon terhadap perubahan harga relatif. Dalam jangka pendek, perdagangan menyebabkan individu meningkatkan konsumsi sehingga permintaan tinggi termasuk barang nontradable . Hal ini juga sebagai antisipasi harga yang tinggi karena tidak ditetapkannya liberalisasi perdangangan. Konsekuensinya harga barang nontradable meningkat. Ini tentunya berdampak pada penurunan harga relatif barang ekspor dan barang impor sementara harga perdagangan dunia konstan. Secara umum, teori ekonomi yang mendukung yakni liberalisasi perdagangan berhubungan dengan depresiasi nilai tukar riil. Menurut Zakaria 2011 nilai tukar riil akan terdepresiasi jika liberalisasi perdagangan merupakan sifat yang tetap atau permanen, dimana bentuk sementara akan mengarahkan apresiasi nilai tukar dalam jangka pendek. Literatur empiris menjelaskan efek keterbukaan ini mempunyai pengaruh yang positif dan membuat nilai tukar depresiasi setelah adanya perdagangan bebas. Tetapi ada juga penelitian empiris yang menunjukkan tidak signifikan terhadap nilai tukar riil Edwards, 1987 dalam Zakaria 2011. Perbedaan hasil ini disebabkan periode waktu yang berbeda untuk negara yang berbeda dan mempunyai metode yang berbeda juga.

2.7. Pendekatan Konseptual Guncangan Struktural