Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi

64

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU

8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi

Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke dalam suatu fungsi produksi. Penelitian ini menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least Square OLS. Faktor-faktor produksi yang diestimasi ke dalam model meliputi luas lahan X 1 , bibit X 2 , pupuk urea X 3 , pupuk kandang X 4 , serta penggunaan tenaga kerja X 5 . Setelah fungsi produksi dibuat, selanjutya dilakukan pendugaan dan pengujian model fungsi produksi dengan melihat R 2 , uji statistik F dan uji t untuk melihat faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi. Hasil pendugaan yang diperoleh dari model Cobb-Douglas adalah sebagai berikut: Ln Y = 2,41 + 0,08 ln X 1 + 0,22 ln X 2 + 0,23 ln X 3 + 0,34 Ln X 4 + 0,13 ln X 5 +u Berdasarkan hasil pendugaan model Cobb-Douglas diperoleh koefisien determinasi terkoreksi R-squared adjusted sebesar 90,66 persen Lampiran 5. Angka ini menunjukkan bahwa 90,66 persen keragaman dari variabel hasil produksi dapat diterangkan oleh variabel di dalam model yaitu luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk kandang, dan penggunaan tenaga kerja, sedangkan 9,34 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Uji F menyatakan bahwa model nyata pada tingkat kepercayaan 85 persen P-value uji F kurang dari α = 0,15, yang berarti bahwa faktor-faktor produksi secara bersama-sama mempengaruhi produksi. Pengaruh faktor produksi secara parsial untuk model ini dilakukan dengan uji t. Berdasarkan hasil uji t tersebut diketahui bahwa faktor produksi luas lahan tidak nyata. Faktor produksi bibit nyata pada tingkat kepercayaan 85 persen. 65 Faktor produksi pupuk urea serta pupuk kandang nyata pada tingkat kepercayaan 85 persen, sedangkan faktor produksi tenaga kerja tidak nyata Lampiran 5. Setelah melakukan pendugaan dan pengujian terhadap fungsi produksi, tahap selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap asumsi OLS dengan melihat masalah kenormalan, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Model fungsi Cobb-Douglas tidak mengalami masalah multikolinearitas, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang lebih kecil dari 10 pada seluruh variabel bebas. Nilai VIF dari kelima variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 16. Nilai VIF Model Cobb-Douglas Faktor Produksi Nilai VIF Luas lahan X1 8,3 Bibit X2 3,57 Pupuk Urea X3 3,45 Pupuk Kandang X4 3,45 Penggunaan Tenaga Kerja X5 5,56 Sumber : Data Primer diolah, 2011 Selain masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas juga perlu di uji. Berdasarkan uji glejser dengan menggunakan software E-views, tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai Probabilitas chi-square yang bernilai lebih dari α sebesar 0,15. Hasil uji Glejser dapat dilihat pada Lampiran 6. Uji kenormalan dilakukan dengan uji Jarque-Berra yang menyatakan bahwa P-value uji normalitas sebesar 0,50 lebih besar dari α sebesar 0,15. Hal ini menunjukan bahwa data menyebar normal.

8.2. Analisis Faktor Produksi

Dokumen yang terkait

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Analisis Pengaruh Input Produksi Terhadap Produksi Usahatani Ubi Kayu Di Desa Sukasari Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

2 52 76

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis pendapatan dan produksi usahatani cabai merah keriting (Kasus tiga desa di kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

1 22 134

Analisis Produksi dan Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Jagung Manis (Kasus di Desa Titisan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat).

1 9 147

Analisis Pendapatan Usahatani, Pemasaran dan Nilai Tambah Ubi Kayu (Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)

5 38 102

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus : Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat)

4 18 246

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70