Analisis Pendapatan Usahatani Metode Pengambilan Contoh

33 dilakukan dengan pertimbangan bahwa karakteristik petani tidak terlalu beragam, sehingga jumlah 30 orang responden dianggap mewakili. 4.4. Metode Analisis dan Pengolahan Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis keadaan umum usahatani ubi kayu serta penerapan pedoman usahatani ubi kayu usahatani ubi kayu, sedangkan analisis kuantitatif berupa analisis pendapatan usahatani dan analisis efisiensi produksi. Tahap analisis data yang digunakan adalah dengan transfer data, editing serta pengolahan data menggunakan Software Micrrosoft Excel dan E-Views serta alat hitung kalkulator, kemudian dilanjutkan dengan tahap interpretasi data.

4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Penerimaan total usahatani adalah semua nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi, sedangkan pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran Soekartawi et al, 1986. Secara matematis, penerimaan total, biaya dan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = PQ …………………………………….……. 4.1 TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan ………...…4.2 atas biaya tunai = TR - biaya tunai …………………………..…...4.3 π atas biaya total = TR – TC………………………………………4.4 Keterangan: TR : total penerimaan usahatani Rp TC : total biaya usahatani Rp π : keuntungan usahatani Rp 34 P : harga output Rp Q : jumlah output kg Pendapatan petani ubi kayu dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan berdasarkan biaya yang yang benar-benar dikeluarkan oleh petani explisit cost, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dengan memperhitungk an input milik keluarga sebagai biaya imputed cost. Pendapatan tersebut dirumuskan sebagai berikut: π = NP – BT – BD………………………………………………………..4.5 dimana: π = Pendapatan Rp NP = nilai produksi, hasil kali jumlah fisik produk dengan harganya Rp BT = biaya tunai Rp BD = biaya diperhitungkan Rp Biaya tunai adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani dalam usahataninya, sedangkan biaya diperhitungkan atau biaya tidak tunai adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh petani dalam menjalankan usahataninya, namun ikut diperhitungkan. Biaya penyusutan alat-alat pertanian dihitung dengan membagi selisih antara nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai. Metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan alat-alat pertanian adalah metode garis lurus. Alasan penggunaan metode ini adalah karena jumlah penyusutan alat tiap tahun diasumsikan sama dan tidak laku untuk dijual kembali. Rumus biaya penyusutan adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan = ………………………………...4.6 35 Keterangan: Nb : Nilai pembelian Rp n : Umur ekonomis tahun Seberapa jauh suatu usahatani memberikan keuntungan bagi petani sebagai pelaku usaha dinilai dengan Revenue and Cost Ratio RC rasio. RC rasio menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya. Apabila nilai RC 1 berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar dari unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut, sedangkan nilai RC 1 menunjukkan bahwa tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari penerimaan yang diperoleh. RC rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. RC rasio atas biaya tunai diperoleh dengan membandingkan antara penerimaan total TR dengan biaya tunai pada periode tertentu. RC rasio atas biaya total diperoleh dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total pada periode tertentu Soekartawi et al, 1986.

4.4.2. Analisis Fungsi Produksi

Dokumen yang terkait

Strategi Peningkatan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Di ” (Studi Kasus : Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

3 127 71

Analisis Curahan Tenaga Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu. (Studi Kasus: di Desa Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simaiungun, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 108

Analisis Pemasaran Ubi Kayu (Studi kasus : Desa Panombean Marjanji dan Desa Bosar Galugur, Kecamatan tanah Jawa Kabupaten Simalungun.)

1 62 80

Analisis Pengaruh Input Produksi Terhadap Produksi Usahatani Ubi Kayu Di Desa Sukasari Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

2 52 76

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

10 89 90

Analisis pendapatan dan produksi usahatani cabai merah keriting (Kasus tiga desa di kecamatan Sukaraja, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

1 22 134

Analisis Produksi dan Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Jagung Manis (Kasus di Desa Titisan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat).

1 9 147

Analisis Pendapatan Usahatani, Pemasaran dan Nilai Tambah Ubi Kayu (Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)

5 38 102

Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus : Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat)

4 18 246

Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ubi kayu desa galuga kecamatan cibungbulang kabupaten Bogor

2 11 70