7
Tabel 5. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Desa Pasirlaja dan Kecamatan Sukaraja Tahun 2007-2009
Tahun Produksi ton
Desa Pasirlaja Kecamatan
Sukaraja Kontribusi
2007 4.408
34.649 12,72
2008 4.769
49.242 9,68
2009 1.525
21.380 10,83
Rata-Rata 3.567,33
35.090 11,08
growth 0,29
7,23 6,01
Keterangan: growth = Laju Pertumbuhan Rata-Rata Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 diolah
ubi kayu di Kecamatan Sukaraja juga mengalami penurunan yaitu sebesar 7,23 persen. Desa Pasirlaja terletak di Kecamatan Sukaraja. Di desa ini terdapat banyak
pabrik olahan ubi kayu. Pabrik olahan ubi kayu merupakan pasar yang jelas bagi petani untuk menjual hasil panennya. Setelah dipanen, ubi kayu bisa langsung di
jual ke pabrik. Kejelasan pasar merupakan faktor pendorong utama desa ini untuk menghasilkan ubi kayu dalam jumlah besar. Selain jumlah produksi yang besar,
petani di desa ini juga menjadikan ubi kayu sebagai tanaman utama. Sepanjang tahun, petani hanya menanam ubi kayu, tanpa diselingi dengan tanaman lain.
Karena berbagai alasan tersebut Desa Pasirlaja dipilih sebagai lokasi penelitian.
1.2. Perumusan Masalah
Usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja memiliki prospek yang cukup menjan-
jikan. Berdasarkan hasil wawancara awal ke petani pada pra survey penelitian,
diketahui bahwa permintaan terhadap ubi kayu di Desa Pasirlaja terus mengalami peningkatan. Permintaan ini berasal dari pabrik-pabrik pengolahan ubi kayu yang
juga berada di desa ini. Jika dikelola dengan baik, usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja bisa mendatangkan keuntungan bagi petani. Namun, petani ubi kayu di
Desa Pasirlaja menghadapi permasalahan berupa menurunnya laju pertumbuhan rata-rata produksi selama kurun tahun 2007 sampai dengan 2009 yaitu sebesar 0,29
8 persen. Kendala minimnya informasi dan adopsi teknologi budidaya ubi kayu yang
baik dan efisien diduga mengakibatkan terjadinya permasalahan tersebut. Selain itu, penambahan kawasan pemukiman yang mengakibatkan lahan ubi kayu
semakin sempit juga menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan laju
pertumbuhan rata-rata produksi ubi kayu pada tahun 2007 sd 2009.
Pada penelitian ini, permasalahan yang dihadapi petani Desa Pasirlaja ditinjau dalam dua aspek yang saling berhubungan, yaitu aspek pendapatan
usahatani dan aspek efisiensi. Peninjauan dari kedua aspek tersebut dilakukan agar kendala-kendala yang dihadapi petani dapat diketahui secara empiris. Peninjauan
terhadap aspek pendapatan usahatani dilakukan karena pendapatan yang diperoleh petani bergantung pada kualitas penggunaan input dan jumlah biaya yang
digunakan dalam proses produksi. Peninjauan terhadap aspek efisiensi juga dilakukan karena permasalahan yang terjadi diduga diakibatkan oleh kurang
efisiennya penggunaan input dalam usahatani. Usahatani yang dilakukan dengan metode yang baik dan efisien akan
mendatangkan keuntungan yang optimal. Usahatani dikatakan baik apabila sesuai dengan standar pertanian yang ideal baik terkait pemilihan bibit, jenis tanah, suhu,
pemupukan, dan sebagainya, sedangkan usahatani dikatakan efisien apabila faktor produksi digunakan pada tingkat optimal. Selain efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi, kondisi return to scale juga perlu dianalisis. Kondisi return to scale pada usahatani menentukan besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh petani.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan pedoman usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja?
9 2. Bagaimana pendapatan petani dalam usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja?
3. Apakah faktor-faktor produksi dalam usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja sudah digunakan secara efisien?
1.3. Tujuan Penelitian