16
2.3. Produk Olahan Ubi Kayu
Ubi kayu merupakan jenis bahan makanan yang memiliki rasa yang enak, mudah diolah, serta awet. Oleh karena itu, ubi kayu bisa diolah menjadi berbagai
macam produk olahan. Produk olahan ubi kayu diantaranya adalah tepung tapioka, peuyeum, kripik, tape, donat, tiwul dan sebagainya. Tepung tapioka telah banyak
dimanfaatkan untuk bahan makanan, antara lain bermacam gorengan dan kue. Peuyeum dan tape dibuat dari ubi kayu yang dikukus, kemudian diberi ragi,
makanan ini memiliki rasa asam manis. Produk olahan ubi kayu yang paling terkenal adalah kripik ubi kayu, yang dibuat dengan cara dipotong-potong,
dikeringkan, lalu digoreng. Tiwul dibuat dengan cara menjemur ubi kayu yang telah dikupas, untuk kemudian direbus, sedangkan donat terbuat dari ubi kayu yang
telah dihaluskan dan dikukus.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis pendapatan dan efisiensi produksi usahatani telah banyak dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang analisis pendapatan dan
efisiensi produksi usahatani ubi kayu khusus Kabupaten Bogor belum pernah dilakukan sebelumnya. Terdapat berbagai penelitian sebelumnya yang membahas
analisis yang sama namun dengan komoditas yang berbeda.
2.4.1. Penelitian tentang Analisis Pendapatan Usahatani
Hendrawanto 2008 melakukan penelitian tentang efisiensi usahatani cabai merah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usahatani cabai merah di
Kabupaten Bogor sudah efisien dan menguntungkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan diambil dari pendapatan petani
yang diperoleh sebesar Rp 4.597.870 untuk setiap 2.080 meter persegi lahan yang
17 digunakan. Efisiensi usahatani juga diketahui melalui RC ratio berdasarkan biaya
tunai dan biaya total yang lebih besar dari satu yaitu masing-masing sebesar 2,59 dan 1,59. Berdasarkan nilai RC ratio yang lebih dari 1, maka usahatani telah
efisien. Petani yang digunakan sebagai responden berjumlah 30 orang, dipilih dengan teknik snowball sampling.
2.4.2. Penelitian tentang Efisiensi Produksi
Sumiyati 2006 dalam penelitian berjudul “Analisis Pendapatan dan
Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Bawang Daun di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur
” mengemukakan bahwa penggunaan faktor- faktor produksi belum efisien karena rasio antara NPM dan BKM tidak sama
dengan satu. Rasio NPM dan BKM dari lahan adalah 7,99; bibit sebesar 1,23; pupuk TSP sebesar -0,59; pupuk Urea sebesar 5,96; pupuk KCl sebesar 5,19;
pupuk kandang sebesar 7,28; obat cair sebesar -4,85; obat padat sebesar 23,35; tenaga kerja pria sebesar 1,38 dan tenaga kerja wanita sebesar 12,10. Jumlah
rersponden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dari jumlah keseluruhan petani di lokasi penelitian.
2.5. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki kesamaan dan juga kebaruan dibandingkan penelitian Hendrawanto 2008 dan Sumiyati 2006. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Hendrawanto 2008 yaitu dalam penggunaan metode analisis pendapatan, sedangkan perbedaanya terletak pada rumusan masalah, dimana
penelitian ini juga mengkaji masalah penerapan pedoman usahatani ubi kayu dalam usahatani. Perbedaan lain terletak pada pemilihan lokasi dan jenis komoditas
yang diteliti. Penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian Sumiyati
18 2006 yaitu dalam metode analisis serta teori yang digunakan dalam pengukuran
efisiensi penggunaan faktor produksi. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Sumiyati 2006 adalah dalam hal pemilihan jenis komoditas dan lokasi
penelitian. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dalam hal perumusan masalah. Penelitian ini mengkaji tentang penerapan pedoman usahatani ubi kayu usahatani,
sedangkan penelitian Sumiyati 2006 tidak mengkaji hal tersebut. Penelitian terdahulu menjadi masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.
Tabel 6 berikut menunujukan persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
T abel 6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian “Analisis Efisiensi Produksi
dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor” dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian Sebelumnya Persamaan
Perbedaan
1. Hendrawanto 2008 Metode analisis
pendapatan 1. Pemilihan lokasi dan
komoditas 2. Perumusan masalah
tentang penerapan pedoman usahatani
ubi kayu usahatani
2. Sumiyati 2006 Metode analisis
efisiensi produksi 1. Pemilihan lokasi dan
komoditas 2. Perumusan masalah
tentang penerapan pedoman usahatani
ubi kayu usahatani
19
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain, konsep usahatani, konsep biaya dan pendapatan, fungsi produksi, elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi
serta konsep pengukuran keuntungan.
3.1.1. Konsep Usahatani
Usahatani adalah setiap kombinasi yang tersusun organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan untuk produksi di lapangan pertanian
Hernanto, 1996. Usahatani terdiri dari empat unsur pokok yaitu tanah, tenaga kerja, modal, serta pengelolaan.
Menurut Soekartawi 1990, usahatani memiliki dua tujuan yaitu memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya.
Memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin, untuk memperoleh keuntungan
maksimum, sedangkan konsep meminimisasi biaya berarti bagaimana menekan biaya produksi pada tingkat sekecil-kecilnya dalam suatu proses produksi. Biaya
produksi merupakan korbanan yang dikeluarkan selama proses produksi, yang
semula fisik, kemudian diberikan nilai rupiah Hernanto, 1996. 3.1.2. Biaya Usahatani
Menurut Hafsah 2003, biaya produksi sering pula disebut dengan biaya usahatani. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk dalam suatu periode produksi. Biaya dapat dibedakan menjadi empat, keempat kriteria tersebut adalah sebagai berikut :