Besarnya Konsumsi dan Tabungan

Kasus 2: Kecenderungan menabung daerah pedesaan sedang Gambar 4.15 Besarnya konsumsi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan sedang. Dari Gambar 4.15 nampak bahwa besarnya konsumsi daerah pedesaan mengalami kenaikan yang sangat tajam bila dibandingkan dengan besarnya konsumsi daerah perkotaan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk besarnya konsumsi dari daerah pedesaan. Ket: C 1 C 2 10 20 30 40 50 60 t 50 100 150 200 250 300 350 C t Kasus 3: Kecenderungan menabung daerah pedesaan tinggi Gambar 4.16 Besarnya konsumsi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan tinggi. Dari Gambar 4.16 nampak bahwa besarnya konsumsi daerah perkotaan sangat lambat bahkan cenderung stagnan. Sedangkan besarnya konsumsi daerah pedesaan mengalami kenaikan yang signifikan. Besarnya konsumsi total merupakan penjumlahan dari 1 C dan 2 C . Untuk lebih lengkapnya perhatikan gambar di bawah ini yang dihasilkan dari persamaan 3.9. Ket: C 1 C 2 10 20 30 40 50 60 t 1000 2000 3000 4000 C t Gambar 4.17 Besarnya konsumsi total dari daerah pedesaan dan daerah perkotaan dalam tiga kasus. Berdasarkan Gambar 4.17 dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apapun besarnya konsumsi total selalu cenderung naik, akan tetapi kenaikan yang lebih tinggi diperlihatkan oleh grafik kasus 3 yakni kondisi pada saat perubahan struktural sudah terjadi. Sehingga untuk mendapatkan besarnya konsumsi total yang lebih banyak, sebaiknya dengan cara mendorong terjadinya perubahan struktural. Kemudian besarnya tabungan masing-masing daerah juga proporsional dengan pendapatan yang siap dibelanjakan T oleh daerah tersebut. Grafik besarnya tabungan dari masing-masing daerah yang dihasilkan dari persamaan 3.9 mempunyai pola yang mirip dengan grafik pertumbuhan modal. Besaran parameter yang digunakan masih sama seperti yang digunakan pada pertumbuhan modal. Hasil diberikan pada gambar berikut ini: Ket: Kasus 3 Kasus 2 Kasus 1 10 20 30 40 50 60 t 1000 2000 3000 4000 C t Kasus 1: Kecenderungan menabung daerah pedesaan rendah Gambar 4.18 Besarnya tabungan masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan rendah. Dari Gambar 4.18 nampak bahwa besarnya tabungan daerah pedesaan mengalami penurunan di awal waktu, kemudian mengalami kenaikan yang lambat bahkan cenderung stagnan. Sedangkan besarnya tabungan daerah perkotaan mengalami kenaikan yang signifikan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk besarnya tabungan dari daerah perkotaan. Ket: S 1 S 2 10 20 30 40 50 60 t 100 200 300 400 500 S t Kasus 2: Kecenderungan menabung daerah pedesaan sedang Gambar 4.19 Besarnya tabungan masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan sedang. Dari Gambar 4.19 nampak bahwa besarnya tabungan daerah pedesaan mengalami kenaikan yang relatif sama dengan besarnya tabungan daerah perkotaan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk besarnya tabungan dari daerah perkotaan, hanya pada waktu tertentu yang relatif singkat besarnya tabungan mencapai titik yang sama. Ket: S 1 S 2 10 20 30 40 50 60 t 100 200 300 S t Kasus 3: Kecenderungan menabung daerah pedesaan tinggi Gambar 4.20 Besarnya tabungan masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan tinggi. Dari Gambar 4.20 nampak bahwa besarnya tabungan daerah perkotaan sangat lambat bahkan cenderung stagnan. Sedangkan besarnya tabungan daerah pedesaan mengalami kenaikan yang signifikan. Dengan demikian dari ketiga kejadian di atas dapat disimpulkan bahwa jika kondisi parameter-parameter pada Tabel 4.1 hanya diubah tingkat kecenderungan konsumsinya sudah bisa mempengaruhi besarnya tabungan masing-masing daerah. Jika semakin rendah kecenderungan konsumsi pada daerah pedesaan dengan kata lain semakin tinggi kecenderungan untuk menabungnya, maka besarnya tabungan daerah tersebut semakin naik secara nyata begitu pula sebaliknya. Besarnya tabungan total merupakan penjumlahan dari 1 S dan 2 S . Untuk lebih lengkapnya perhatikan gambar di bawah ini yang dihasilkan dari persamaan 3.9. Ket: S 1 S 2 10 20 30 40 50 60 t 2000 4000 6000 8000 10 000 S t Gambar 4.21 Besarnya tabungan total dari daerah pedesaan dan daerah perkotaan dalam tiga kasus. Berdasarkan Gambar 4.21 dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apapun besarnya tabungan total selalu cenderung naik, akan tetapi kenaikan yang lebih tinggi diperlihatkan oleh grafik kasus 3 yakni kondisi pada saat perubahan struktural sudah terjadi. Sehingga untuk mendapatkan besarnya tabungan total yang lebih banyak, sebaiknya dengan cara mendorong terjadinya perubahan struktural.

4.2 Menentukan Variabel-variabel Endogen di Saat Ekuilibrium

Sebelumnya telah dibahas variabel-variabel endogen di setiap titik waktu. Sekarang akan dibahas variabel-variabel tersebut saat ekuilibrium. Untuk menentukannya terlebih dahulu menentukan titik ekuilibrium dari fungsi tenaga kerja dengan menggunakan persamaan logistik 2.13. Perhatikan gambar medan arah di bawah ini. Ket: Kasus 3 Kasus 2 Kasus 1 10 20 30 40 50 60 t 2000 4000 6000 8000 10 000 S t Gambar 4.22 Medan arah tenaga kerja saat ekuilibrium. Dari Gambar 4.22 dapat dilihat bahwa tenaga kerja saat ekuilibrium berada pada 4 titik yang berbeda yaitu 60,0, 60,9, 0,9, 0,0. Dari keempat titik tersebut yang stabil adalah titik 60,9 yang artinya banyaknya tenaga kerja daerah pedesaan 60 dan banyaknya tenaga kerja daerah perkotaan 9. Titik tetap yang stabil pada saat ekuilibrium untuk tenaga kerja ini selanjutnya akan dipakai untuk menentukan variabel yang lainnya.

4.2.1 Modal

Ekuilibrium terjadi pada saat  dt dK j , untuk menentukan solusi sistem dinamik dari persamaan 3.17 menggunakan Mathematica sebagai alat bantunya. Sama halnya dengan pembahasan sebelumnya, kali ini juga akan dibahas modal dalam tiga kondisi berikut ini. . . . . 20 20 40 60 5 5 10 15 L 1 t L 2 t Kasus 1: Kecenderungan menabung pedesaan rendah Akan ditentukan modal saat ekuilibrium sebelum terjadi perubahan struktural dengan menggunakan simulasi. Dalam simulasi kali ini masih menggunakan parameter-parameter yang dipakai saat simulasi di setiap titik waktu yakni Tabel 4.1. Sebelum menentukan titik tetapnya, terlebih dahulu menentukan medan arah agar lebih kelihatan secara nyata. Adapun gambar medan arahnya sebagai berikut: Gambar 4.23 Medan arah modal saat kecenderungan menabung pedesaan rendah. Dari Gambar 4.23 dapat dilihat bahwa modal saat ekuilibrium berada pada 2 titik yang berbeda yaitu 53,8229; 595,162, 20,3205; -1,44614. Dari kedua titik tersebut yang stabil adalah titik yaitu titik 53,8229; 595,162 yang artinya pada saat ekuilibrium modal daerah pedesaan mencapai 53,8229, sedangkan modal daerah perkotaan mencapai 595,162. Berdasarkan Gambar 4.1 yang didapatkan dari persamaan 3.13 modal daerah pedesaan mencapai 53,8229 saat t=186 dan modal daerah perkotaan mencapai 595,162 saat t=185. . . 100 200 300 400 500 200 400 600 K 1 K 2 t