perekonomian pertanian tradisional yang berpusat di daerah pedesaan menjadi sebuah perekonomian industri modern yang berorientasi pada pola kehidupan
perkotaan.
2.4 Perubahan Struktur Ekonomi
Proses perubahan struktur sering disebut dengan proses alokasi. Pada dasarnya proses alokasi ini adalah hasil interaksi antara proses akumulasi di satu
pihak, dengan proses perubahan pola konsumsi masyarakat yang timbul secara bersamaan dengan meningkatnya pendapatan per kapita di pihak lain. Interaksi ini
pada akhirnya akan memberikan dampak berupa perubahan pada komposisi barang dan jasa yang diproduksi dan diperdagangkan. Dengan demikian, secara
ringkas dapat dibuat suatu alat ukur untuk menilai apakah perekonomian suatu wilayah mengalami perubahan struktur atau tidak, yaitu dengan melihat:
1. Struktur permintaan domestik Dengan meningkatnya pendapatan per kapita, terjadi pula perubahan
struktur permintaan domestik dalam bentuk menurunnya bagian pendapatan yang digunakan untuk mengkonsumsi bahan makanan. Penurunan konsumsi bahan
makanan ini dikaitkan dengan hukum Engels yang menyatakan bahwa elastisitas permintaan terhadap perubahan pendapatan untuk bahan makanan adalah lebih
kecil dari 1 in elastic, dengan demikian jika terjadi peningkatan pendapatan maka permintaan akan bahan makanan meningkat dengan persentase lebih rendah
dari persentase peningkatan pendapatan per kapita. 2. Struktur produksi
Perubahan struktur produksi yang terjadi pada saat perekonomian tumbuh biasanya ditunjukkan dengan semakin rendahnya peran sektor pertanian dalam
perekonomian nasional, dan semakin tingginya peran sektor lain di luar sektor pertanian.
2.5 Fungsi Produksi
Dalam pembahasan fungsi produksi banyak digunakan fungsi homogen derajat pertama sebagaimana diungkapkan oleh Chiang dan Wainwright 2006.
Ini sering dinyatakan sebagai fungsi homogen secara linear. Penerapan fungsi homogen secara linear pada fungsi produksi, misalnya:
, 2.1
Apakah diterapkan pada tingkat mikro atau pun makro, asumsi matematik homogenitas linear akan sama dengan asumsi ekonomi mengenai hasil yang
konstan terhadap skala, karena homogenitas linear berarti bahwa kenaikan semua input variabel bebas sebanyak kali lipat akan selalu menaikkan output nilai
fungsi tepat sebesar kali lipat pula. Sifat-sifat khas yang memberi ciri fungsi produksi homogen secara linear
adalah:
Sifat 1:
Jika fungsi produksi homogen secara linear , , rata-rata produk buruh
secara fisik , dan rata-rata produk modal secara fisik
, maka dapat dinyatakan sebagai fungsi dari rasio modal – buruh,
saja.
Untuk membuktikan ini kalikanlah setiap variabel bebas pada 2.1 dengan suatu faktor
. Dengan pembuktian-pembuktian homogenitas linear, hal ini akan mengubah output dari menjadi
. Ruas kanan dari 2.1 dengan sendirinya akan menjadi
, ,
, Karena variabel-variabel dan pada fungsi semula harus diganti secara
berturut-turut dengan dan l sebagai akibatnya ruas kanan menjadi fungsi rasio modal buruh saja, katakan
k, yang merupakan fungsi dengan argumen tunggal , meskipun dua variabel bebas dan sebenarnya terlibat dalam
argumen tersebut. Dengan menyamakan kedua ruas kita dapatkan 2.2
Ekspresi untuk APP
K
akan diperoleh menjadi 2.3