Output Produksi Menentukan Variabel-variabel Endogen di Setiap Titik Waktu

Kasus 2: Kecenderungan menabung daerah pedesaan sedang Gambar 4.11 Output produksi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan sedang. Dari Gambar 4.11 nampak bahwa laju output produksi daerah pedesaan mengalami kenaikan yang relatif sama dengan laju output produksi daerah perkotaan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk output produksi dari daerah perkotaan, hanya pada waktu tertentu yang relatif singkat output produksi mencapai titik yang sama. Ket: F 1 F 2 10 20 30 40 50 60 t 50 100 150 200 F t Kasus 3: Kecenderungan menabung daerah pedesaan tinggi Gambar 4.12 Output produksi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan tinggi. Dari Gambar 4.12 nampak bahwa laju output produksi daerah perkotaan sangat lambat bahkan cenderung stagnan. Sedangkan laju output produksi daerah pedesaan mengalami kenaikan yang signifikan. Dengan demikian dari ketiga kejadian di atas dapat disimpulkan bahwa jika kondisi parameter-parameter pada Tabel 4.1 hanya diubah tingkat kecenderungan konsumsinya sudah bisa mempengaruhi pendapatan bersih masing-masing daerah. Jika semakin rendah kecenderungan konsumsi pada daerah pedesaan dengan kata lain semakin tinggi kecenderungan untuk menabungnya, maka pendapatan bersih daerah tersebut semakin naik secara nyata begitu pula sebaliknya. Banyaknya output produksi total merupakan penjumlahan dari 1 F dan 2 F . Untuk lebih lengkapnya perhatikan gambar di bawah ini yang dihasilkan dari persamaan 3.1. Ket: F 1 F 2 10 20 30 40 50 60 t 500 1000 1500 2000 2500 F t Gambar 4.13 Output produksi total dari daerah pedesaan dan daerah perkotaan dalam tiga kasus. Berdasarkan Gambar 4.13 dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi apapun output produksi total selalu cenderung naik, akan tetapi kenaikan yang lebih tinggi diperlihatkan oleh grafik kasus 3 yakni kondisi pada saat perubahan struktural sudah terjadi. Sehingga untuk mendapatkan output produksi total yang lebih banyak, sebaiknya dengan cara mendorong terjadinya perubahan struktural.

4.1.5 Besarnya Konsumsi dan Tabungan

Besarnya konsumsi masing-masing daerah proporsional dengan pendapatan yang siap dibelanjakan T oleh daerah tersebut. Grafik besarnya konsumsi dari masing-masing daerah yang dihasilkan dari persamaan 3.9 mempunyai pola yang mirip dengan grafik pendapatan bersih. Besaran parameter yang digunakan masih sama seperti yang digunakan pada pertumbuhan modal. Hasil diberikan pada gambar berikut ini: Ket: Kasus 3 Kasus 2 Kasus 1 10 20 30 40 50 60 t 500 1000 1500 2000 2500 3000 F t Kasus 1: Kecenderungan menabung daerah pedesaan rendah Gambar 4.14 Besarnya konsumsi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan rendah. Dari Gambar 4.14 nampak bahwa besarnya konsumsi daerah pedesaan mengalami penurunan di awal waktu, kemudian mengalami kenaikan. Sedangkan besarnya konsumsi daerah perkotaan mengalami kenaikan yang signifikan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk besarnya konsumsi dari daerah perkotaan. Ket: C 1 C 2 10 20 30 40 50 60 t 50 100 150 200 250 C t Kasus 2: Kecenderungan menabung daerah pedesaan sedang Gambar 4.15 Besarnya konsumsi masing-masing daerah saat kecenderungan menabung pedesaan sedang. Dari Gambar 4.15 nampak bahwa besarnya konsumsi daerah pedesaan mengalami kenaikan yang sangat tajam bila dibandingkan dengan besarnya konsumsi daerah perkotaan. Meskipun keduanya mengalami kenaikan akan tetapi kenaikan yang tertinggi untuk besarnya konsumsi dari daerah pedesaan. Ket: C 1 C 2 10 20 30 40 50 60 t 50 100 150 200 250 300 350 C t