Penetapan dan Batasan Daerah Perlindungan Laut Struktur Pengelola Daerah Perlindungan Laut

Pengamatan juga dilakukan pada tahun sebelumnya yakni pada saat sebelum adanya penetapan DPL tahun 2005 oleh PPTK-UNHAS dan pemasangan transek permanen tahun 2008 oleh LIPI. Hasil pengamatan tutupan karang hidup pada tahun 2005 dan 2008 ini menunjukkan adanya kenaikan persentase karang hidup, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11COREMAP II-PPTK UNHAS2006; COREMAP II-LIPI 2008; Studi ini 2010. Gambar 11 Persentase tutupan karang hidup tahun 2005, 2008 dan 2010. Berdasarkan gambar diatas persentase tutupan karang hidup mengalami kenaikan sebesar 6 yakni dari 20 pada tahun 2005 menjadi 26 pada tahun 2008. Kenaikan ini diduga karena adanya penetapan DPL pada sebagian perairan Desa Mattiro Labangeng sehingga aktivitas penangkapan ikan yang secara tidak langsung bisa merusak terumbu karang tidak dilakukan lagi oleh masyarakat setempat. Kenaikan tutupan karang ini semakin bertambah dengan adanya penandaan DPL berupa pelampung pada tahun 2008, dimana penandaan ini dimaksudkan sebagai informasi bagi nelayan Desa Mattiro Labangeng dan nelayan desa lainnya untuk tidak melakukan segala aktivitas perikanan di areal DPL tersebut, sehingga organisme yang ada di areal DPL dapat melakukan recovery maupun berkembang biak. Kenaikan tutupan karang ini terus berlangsung pada pengamatan tahun 2010, hal ini ditunjukkan adanya kenaikan persentase kondisi tutupan karang hidup, yakni dari 26 pada tahun 2008 menjadi 36 pada tahun 2010. Kenaikan ini juga diikuti dengan menurunnya komponen penutupan bentik Dead Coral Alga 5 10 15 20 25 30 35 40 2005 2008 2010 2005 2008 2010 DCA dan pecahan karang Tabel 9. Selain itu kenaikan tutupan karang pada DPL Desa Mattiro Labangeng dalam kurun waktu 5 tahun dapat terlihat karena selain ditetapkannnya sebagai areal perlindungan, areal DPL ini juga diatur sebagai daerah “larang ambil” atau tertutup secara permanen dari berbagai aktivitas pemanfaatan yang bersifat ekstraktif pengambilan. Hasil yang sama dapat dilihat pada penelitian Christie et al. 2002, menunjukkan adanya peningkatan tutupan karang hard coral cover pada daerah yang dilindungi secara permanen, tutupan karang ini meningkat 20 sampai 46 selama periode 1984-1999. Tabel 9 Persentase penutupan bentik tahun 2008 dan 2010 Kode Kategori Persentase Tutupan Komponen Bentik 2008 2010 HC Hardcoral 26 36 SC Softcoral 3 SP Sponge 22 25 RB Rubble 4 1 S Sand 10 9 DCA Dead coral alga 28 12 DC Dead coral 2 OT Other 8 9 A Alga 3 Si Silt 2 Keterangan: : COREMAP II-LIPI 2008; : Studi ini 2010 Pengamatan pada tahun 2008 dan 2010 mengindikasikan adanya pertumbuhan organisme alga dari0 2008 menjadi 3 2010 dengan jenis alga yang ditemukan berupa Halimeda dan Turbinaria. Keberadaan alga yang tumbuh di DPL ini diduga karena Desa Mattiro Labangeng merupakan zona dalam yang berbatasan langsung dengan pesisir Kabupaten Pangkep, sehingga pengaruh dari daratan run-off Kabupaten Pangkep dapat mempengaruhi perairan desa ini khususnya daerah perlindungan laut DPL. Hal ini sesuai dengan McCook 2001 yang menyatakan bahwa keberadaan makroalga pada ekosistem terumbu karang yang terdegradasi merupakan akibat dari pengkayaan nutrient dan sedimentasi dari terrestrial run-off. Tingginya aktifitas run-off dari daratan ke perairan Desa Mattiro Labangeng biasanya terjadi pada musim barat hal ini terkait dengan curah hujan yang meningkat pada musim ini.