Biota  lain  dan  komponen  abiotik  lainnya  juga  dicatat  yang  menyinggung transek  garis  roll  meter  English  et  al.  1997.  Penggolongan  komponen  dasar
komunitas  karang  berdasarkan  metode  PIT  dan  kode-kodenya  dapat  dilihat  pada Tabel 3.
Tabel 3Komponen dasar metode PIT dan kodenya
Kategori Kode
Keterangan
Dead Coral DC
Karang mati yang masih berwarna putih Dead Coral Alga
DCA Karang mati yang warnanya berubah karena ditumbuhi alga filamen
Acropora AC
Karang Acropora Non Acropora
NA Karang Non-Acropora
Soft Coral SC
Karang bentuk lunak Rubble
R Patahan karang bercabang mati
Rock RK
Substrat dasar yang keras cadas Sand
S Pasir
Silt SI
Pasir Lumpuran yang halus Alga
A Jenis-jenis Makro Alga
Sumber: English et al. 1997; Manuputty dan Djuwariah 2009
3.4.2.3 Data Ikan Karang dan Megabentos
Pengamatan  ikan  karang  dilakukan  dengan  metode  Underwater  Visual Census
UVC,  yaitu  pengamatan  yang  dilakukan  1  satu  kali  di  Daerah Perlindungan  Laut  Desa  Mattiro  Labangeng  pada  transek  garis  permanen
sepanjang 25 meter  yang sebelumnya dipasang transek  garis roll meter dengan pengulangan  sebanyak  2  kali.  Spesies  ikan  dan  kelimpahannya  dicatat  pada  2.5
meter  ke  kiri  dan  ke  kanan  dari  transek  garis  seperti  yang  ditampilkan  pada Gambar 4 berikut Manuputty dan Djuwariah 2009,
Gambar 4 Pengamatan ikan karang dengan metode UVC. Pengamatan  ikan  karang  yang  dilakukan  pada  transek  garis  dibiarkan
selama  5  menit  dengan  tujuan  ikan  yang  bersembunyi  di  karang  pada  saat pemasangan  transek  garis  keluar  dari  persembunyiannya,  kemudian  dicatat
seluruh spesies ikan yang ada. Untuk kemudahan pengamatan, spesies ikan dibagi atas  tiga  kelompok  utama,  yaitu:  1  ikan  mayor,  kelompok  ikan  ini  diantaranya
terdiri  dari  famili  Pomacentridae,  Labridae,  Apogonidae,  dan  Pempheridae;  2
ikan  target,  kelompok  ikan  ini  merupakan  ikan  yang  memiliki  ekonomis  tinggi. Kelompok  ikan  target  yang  di  sensus  diantaranya  terdiri  dari  famili  Serranidae
Rock  Cods,  Lutjanidae  Snappers,  Lethrinidae  Emperors,  Haemulidae Sweetlips,  dan  Scaridae  Parrotfishes;  dan  3  ikan  indikator  merupakan  jenis
ikan  karang  yang  mendiami  daerah  terumbu  karang  dan  menjadi  indikator kesuburan  ekosistem  tersebut,  diantaranya  kelompok  ikan  Chaetodontidae  dan
Chelmonidae English et al. 1997; Manuputty dan Djuwariah 2009. Pengamatan organisme megabentos dilakukan dengan metode Reef Check
Benthos ,  yaitu  pengamatan  diatas  transek  garis  yang  sama  25  meter  dengan
pengulangan sebanyak 2 kali dan mencatat organisme bentos dan kelimpahannya pada  lebar  1  meter  ke  kanan  dan  ke  kiri  dari  garis  transek.  Megabentos  yang
dicatat  dan  diamati  sepanjang  transek  adalah  lobster,  udang  karang,  bintang berduri,  bulu  babi,  bulu  babi  berbentuk  pensil,  teripang,  kima  kecil  20  cm,
kima  besar  20  cm,  lola,  dan  karang  jamur.  Mekanisme  pengamatan megabentos disajikan pada Gambar 5 berikut Manuputty dan Djuwariah 2009,
Gambar 5 Pengamatan megabentos dengan metode Reef Check Benthos.
3.4.3  Pengumpulan Data Sosial-Ekonomi dan Kelembagaan
Metode  pengumpulan  data  sosial-ekonomi  dan  kelembagaan  dilakukan beberapa  tahap  yakni  observasi,  semi-struktur  wawancara  dan  survei  Pollnac  et
al . 2000.
Observasi dilakukan untuk mengamati langsung aktivitas masyarakat setempat yang  berkaitan  dengan  pemanfaatan  sumberdaya  dan  pengelolaan  terumbu
karang.  Observasi  diharapkan  dapat  memberikan  informasi  yang  relevan tentang aktivitas masyarakat, stakeholder, dan kultur budaya.
Semi-struktur  wawancara  didasarkan  atas  pertanyaan-pertanyaan  atau  diskusi yang  sifatnya  terbuka  untuk  memperoleh  informasi  lebih  lanjut  tentang
kawasan  penelitian.  Tahap  ini  dilakukan  untuk  mendapatkan  informasi
kualitatif,  identifikasi  penduduk  lokal  dan  informasi  dari  stakeholder- stakeholder
yang ada. Tahap  survei  merupakan  kegiatan  lapangan  dengan  menggunakan  kuisioner
yang  telah  dirancang  dan  terstruktur  dengan  baik.  Pertanyaan  yang  akan diajukan  adalah  pertanyaan-pertanyaan  khusus  terkait  pengelolaan  Daerah
Perlindungan Laut. Kegiatan  riil  dilapangan  pada  penelitian  ini  adalah  dengan  mengunjungi
semua  aktifitas  masyarakat  terkait  pemanfaatan  sumberdaya  yang  ada  di  desa tersebut,  termasuk  ikut  dalam  penangkapan  ikan  di  wilayah  perairan  desa.
Wawancara  terbuka  dan  kuisioner  dilakukan  dari  rumah  ke  rumah  hingga mengumpulkan  beberapa  nelayan  dan  stakeholder  di  kantor  desa  guna  mencari
informasi tentang keberadaan DPL.
3.5 Analisis Data
3.5.1  Analisis Data Ekologi 3.5.1.1 Persentase Tutupan Karang
Persentase  penutupan  karang  dihitung  berdasarkan  metode  panduan  PIT Manuputty dan Djuwariah 2009 sebagai berikut:
........................................................................  2 Keterangan:
C  = Persen tutupan karang Ni = Jumlah tiap komponen
N  = Total komponen
Kriteria  persentase  penutupan  karang  hidup  berdasarkan  Gomez  dan  Yap 1988  adalah  kriteria  buruk  dengan  kisaran  0.0  -  24.9;  kriteria  sedang  pada
kisaran  25  -  49.9;  kriteria  baik  dengan  kisaran  50  -74.9;  dan  kriteria sangat baik dengan kisaran 75 - 100.
3.5.1.2 Kelimpahan Ikan Karang dan Megabentos
Kelimpahan jenis ikan karang dan megabentos dapat dihitung dengan menggunakan rumus Brower et al. 1990 berikut:
……………………………………………………………………   3