Kondisi Kualitas Perairan Evaluasi Indikator Ekologi
Pada umumnya sebagian besar nelayan Desa Mattiro Labangeng adalah penangkap kepiting, pemancing cumi-cumi dan pemancing ikan atau merangkap
pemancing cumi-cumi dan ikan. Nelayan penangkap kepiting melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari. Nelayan ini memasang bubu 2 kali dalam
sehari, biasanya pemasangan bubu dilakukan pada subuh hari dan mengambil serta memasangnya kembali pada siang hingga sore hari. Lamanya waktu
pemasangan dan pengambilan bubu biasanya 2-3 jam, tergantung jumlah alat tangkap bubu yang dimilikinya, dimana jumlah alat tangkap nelayan bubu
kepiting berkisar 100 hingga 500 unit. Bubu kepiting ini dipasang pada kedalaman 15 hingga 20 meter, pemasangan ini menggunakan tali yang diturunkan
sedemikian rupa dan ditandai dengan pelampung sehingga antara pelampung satu dengan yang lainnya dapat dikenal sesama antara nelayan bubu kepiting.
Memancing ikan dilakukan pada siang hari hingga menjelang sore hari sedangkan memancing cumi dilakukan pada malam hari karena sangat bergantung
pada pencahayaan bulan. Menurut nelayan setempat memancing cumi-cumi biasa dilakukan selama 7-10 jam, lamanya memancing ini tergantung pada cahaya
bulan. Pada hari ke-8 hingga hari ke-15, lamanya pancaran cahaya bulan adalah 6 hingga 10 jam dan cahayanya muncul pada jam 7 malam hingga jam 5 subuh,
sehingga waktu yang panjang ini dimanfaatkan nelayan untuk memancing cumi- cumi. Waktu penangkapan dan jumlah tangkapan cumi-cumi yang didapatkan
oleh nelayan sebenarnya tidak pasti, memancing cumi sepanjang malam dibantu dengan cahaya bulan belum menjamin adanya hasil tangkapan. Berdasarkan
beberapa pengalaman nelayan, penangkapan cumi-cumi yang tinggi dapat juga terjadi ketika cahaya bulan sudah hampir hilang atau cahaya bulan mulai muncul.
Adapun lokasi penangkapan nelayan adalah di sekitar perairan desa dan gosong- gosong yang ada di Desa Mattiro Labangeng, yang ditampilkan pada Gambar 12.
Produksi perikanan tangkap secara keseluruhan nelayan Desa Mattiro Labangeng pada tahun 2010 rata-rata 1214.75 kgtahunnelayan. Hal ini jauh lebih
tinggi dibanding dengan produksi perikanan tangkap pada tahun 2004 yang hanya mencapai 141.4 kgtahunnelayan dan 132.2 kgtahunnelayan pada tahun 2005.
Perbedaan produksi perikanan tersebut dikarenakan adanya program motorisasi, bantuan alat tangkap dan modal usaha setelah penetapan DPL pada tahun 2007.
62 Gambar 12 Peta lokasi penangkapan sumberdaya ikan Desa Mattiro Labangeng.