Gambar  9  Struktur  organisasi  dan  hubungan  kerja  pengelola  DPL  Desa  Mattiro Labangeng.
4.4.3 Visi dan Misi Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan  Daerah  Perlindungan  Laut  Desa  Mattiro  Labangeng memfokuskan  pada  pengelolaan  yang  berkelanjutan  dengan  mendasarkan  pada
visi  yakni  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat  dengan  pengelolaan sumberdaya  laut  danterumbu  karang  yang  lestari  serta  berkelanjutan  dan  untuk
mewujudkan visi tersebut maka misi yang diemban adalah: Kesadaran  masyarakat  meningkat  untuk  melestarikan  lingkungan  hidup,
khususnya terumbu karang; Taraf  hidup  dan  kesejahteraan  masyarakat  meningkat  melalui  pola
pemanfaatan sumberdaya terumbu karang yang berkelanjutan; Keterampilan  masyarakat  meningkat  dalam  melakukan  kegiatan  mata
pencaharian alternatif atau sampingan; Pendidikan masyarakat meningkat ke jenjang lebih tinggi dengan tersedianya
sarana dan prasarana pendidikan; Tersedianya sarana prasarana dasar untuk mendukung pembangunan sosial;
Terjadi  peningkatan  kinerja  dan  kapasitas  lembaga  desa  dalam  menjalankan fungsi-fungsi
pelayanan terhadap
masyarakat.
LPST MD
SETO CAMAT
Pokmas Bidang Usaha
Pokmas Bidang Konservasi
Pokmas Bidang PerempuanGender
FM BPD
PEMDES
4.4.4  Larangan di Kawasan Daerah Perlindungan Laut
Berdasarkan Peraturan Desa Perdes, kegiatan yang dilarang dilakukan di areal  DPL  adalah  1  Pengguna  dilarang  melakukan  kegiatan  apapun  dalam  areal
perlindungan laut  kecuali setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Desa dan BPD,  2  Segala  macam  bentuk  kegiatan  yang  dapat  mengakibatkan  rusaknya
ekosistem  terumbu  karang  tidak  boleh  dilakukan.  Kegiatan  tersebut  adalah pengeboman,
pembiusan, penambangan
karang, pembuangan
limbah rumahtangga,  industri  dan  kapal,  pembangunan  sarana  wisata  permanen  dan
reklamasi pantai, 3 Setiap penduduk atau pihak  luar dilarang menggunakan alat tangkap  yang  tidak  diperbolehkan  dalam  wilayah  perairan  Desa  Mattiro
Labangeng.
4.4.5  Sanksi Pelanggaran
Sanksi pelanggaran yang diberikan bagi pelanggar antara lain: 1 Apabila pengguna baik masyarakat lokal maupun pendatang melakukan pelanggaran baik
dengan  sengaja  maupun  tidak  pada  wilayah  pemanfaatan  Desa  Mattiro Labangeng, dikenakan sanksi tingkat pertama berupa peneguran sebanyak 3 tiga
kali secara lisan dan tertulis dengan denda biaya administrasi yang besarnya diatur dalam  peraturan  desa,  2  Apabila  pengguna  baik  masyarakat  lokal  maupun
pendatang melakukan kegiatan yang merusak dan berulang akan dikenakan sanksi II  tingkat  ke-dua  ditambah  dengan  biaya  administrasi  yang  besarnya  diatur
dalam  peraturan  desa,  3  Apabila  pengguna  baik  masyarakat  lokal  maupun pengguna dari luar melakukan pelanggaran tiga kali berturut-turut akan dikenakan
sanksi  III  tingkat  ke-tiga,  didenda  berupa  biaya  administrasi  yang  besarnya diatur dalam peraturan desa, dan ditambah dengan semua hasil tangkapan dilepas
ke  habitatnya  atau  dimanfaatkan  kembali  oleh  masyarakat  desa.  Selanjutnya, diproses sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia dan pengguna
tersebut  tidak  diperkenankan  kembali  melakukan  aktifitas  perikanan  dalam wilayah Desa Mattiro Labangeng dan sekitarnya.
4.4.6  Monitoring dan Evaluasi
Monitoring  dan  evaluasi  adalah  kegiatan  penilaian  terhadap  pelaksanaan pengelolaan  terumbu  karang.  Kegiatan  monitoring  dan  evaluasi  dilaksanakan