Fungsi dan Manfaat Ekonomi Terumbu karang
                                                                                COREMAP  2006.  DPL-BM  telah  diterapkan  oleh  banyak  proyek  yang disponsori  oleh  bank  pembangunan  internasional  di  Asia  dimana  komponen
perlindungan  laut  merupakan  satu  dari  berbagai  strategi  pembangunan  dan pengelolaan  pesisir.  Sebagai  contoh  Program  Sektor  Perikanan  sebesar  150  juta
dolar  di  Filipina  dan  berbagai  proyek  bantuan  luar  lainnya,  telah  memasukkan konsep  DPL  berbasis  masyarakat  ke  dalam  desain  proyek-proyek  ini.  Negara
Filipina memiliki sejarah yang cukup panjang dalam pengembangan DPL berbasis masyarakat  ini  selama  lebih  dari  dua  dekade.  DPL  berbasis  masyarakat  ini  telah
menjadi  pendekatan  utama  pengelolaan  pesisir  di  negara  ini  dan  dipakai  sebagai bagian  dari  kebijakan  program  desentralisasi.  Pada  peralihan  abad  telah  ada
ratusan  DPL  yang  tersebar  hampir  di  semua  wilayah  pesisir  negara  tersebut Ablaza-Baluyut  1995.  Pajaro  et  al.  1999  mencatat  439  DPL  di  Filipina  dari
berbagai  jenis,  dimana  mayoritas  dari  DPL  ini  adalah  berbentuk  daerah perlindungan skala kecil yang dikelola oleh masyarakat dan berukuran kurang dari
30 hektar. Penerapan  DPL-BM  di  Indonesia  merupakan  konsep  pengelolaan
sumberdaya alam laut berbasis masyarakat. Kegiatan perikanan dan pengambilan sumberdaya merupakan hal terlarang di dalam kawasan DPL-BM, demikian pula
akses  manusia  di  dalam  kawasan  diatur  atau  sedapat  mungkin  dibatasi. Pengaturan,  pembatasan  dan  larangan  aktivitas  tersebut  ditetapkan  oleh
masyarakat  dan  pemerintah  setempat  dalam  bentuk  Peraturan  Desa.  Penerapan DPL-BM  awalnya  dilakukan  pada  DPL  di  4  empat  desa  di  Provinsi  Sulawesi
Utara.  DPL  tersebut  merupakan  DPL  pertama  yang  dikembangkan  di  Indonesia dengan fasilitasi pemerintah dan menghasilkan capaian yang memuaskan. Hal ini
terbukti  bahwa  berdasarkan  pengalaman  di  4  empat  desa  tersebut  telah dikembangkan puluhan DPL baru di desa-desa lainnya di Provinsi Sulawesi Utara
bahkan di provinsi-provinsi lain Nikijuluw 2002. Masyarakat diharapkan mengetahui persoalan-persoalan yang menyangkut
pengelolaan  sumberdaya  pesisir,  khususnya  pengelolaan  terumbu  karang,  baik yang  bersifat  negatif  maupun  positif.  Salah  satu  isu  yang  menjadi  perhatian
masyarakat  desa-desa  adalah  degradasi  lingkungan  laut,  seperti  kerusakan terumbu  karang  tempat  habitat  ikan-ikan.  Untuk  mengatasi  persoalan  tersebut
dilakukan  penetapan  kawasan  laut  menjadi  daerah  yang  tertutup  bagi  kegiatan eksploitatif,  yaitu  sebagai  daerah  perlindungan  laut  atau  marine  sanctuary
Crawford dan Tulungen 1998; Kasmidi et al. 1999.
                