4.3.3  Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di desa ini umumnya masih rendah namun semangat  tentang  arti  penting  pendidikan  sudah  mulai  disadari  oleh
masyarakat.Ini terbukti dengan terdapat sekolah dasar di desa ini, selain itu anak- anak  mereka  sudah  banyak  yang  melanjutkan  pendidikan  keperguruan  tinggi
walaupun pada dasarnya masih menganggap bahwa ijasah identik dengan bekerja
sebagai pegawai negeri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden didapatkan bahwa tingkat pendidikan  responden  tergolong  sangat  rendah.  Hal  ini  dilihat  sebagian  besar
responden memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD, dan hanya terdapat 3 orang  dengan  pendidikan  Sekolah  Menengah  Atas  SMA  dan  1  orang  Sekolah
Menengah  Pertama  SMP.  Adapun  yang  tidak  tamat  Sekolah  Dasar  SD  ada  4 responden,  lebih  jelasnya  jumlah  tingkat  pendidikan  responden  di  Desa  Mattiro
Labangeng disajikan pada Tabel 7berikut ini, Tabel 7 Tingkat pendidikan responden Desa Mattiro Labangeng
Tingkat Pendidikan Jumlah
Sekolah Dasar SD 22
73.33 Sekolah Menengah Pertama SMP
1 3.33
Sekolah Menengah Atas SMA 3
10.00 Tidak Tamat Sekolah
4 13.33
Total 30
100 4.3.4
Sosial Budaya
Penduduk  Desa  Mattiro  Labangeng  didominasi  oleh  etnik  Bugis Makassar.Didalam  interaksi  sosialnya  khususnya  etnik  bugis  dan  makassar
berjalan  harmonis  dan  dinamis  yang  ditandai  dengan  penggunaan  bahasa  bugis dan  bahasa  makassar  sebagai  bahasa  komunikasi  sehari-hari  oleh  penduduk
setempat.  Kondisi  sosial  masyarakat  di  desa  ini  juga  terdapat  strata  sosial  yang ditentukan  oleh  nilai  ketokohan  seseorang,  kekayaan,  garis  keturunan  dan  posisi
dalam institusi sosial dan pemerintah. Status sosial ini banyak berpengaruh dalam banyak  hal  termasuk  dalam  proses  memutuskan  suatu  perkara  urusan  politik,
urusan  adat-istiadat.  Mayoritas  masyarakat  menyerahkan  sepenuhnya  berbagai macam urusan termasuk urusan keluarga kepada para elit desa masyarakat yang
memiliki strata sosial yang tinggi.
4.4 Pengelolaan DPL Desa Mattiro Labangeng
4.4.1 Penetapan dan Batasan Daerah Perlindungan Laut
Daerah  Perlindungan  Laut  Desa  Mattiro  Labangeng  ditetapkan  melalui Peraturan  Desa  PERDES  Nomor:  1  Tahun  2007,  tentang  Aturan  Pelaksanaan
Pengelolaan  Terumbu  Karang  Terpadu  Desa  Mattiro  Labangeng  Kecamatan Liukang  Tupabbiring  Utara  Kabupaten  Pangkep.  Luas  DPL  Desa  Mattiro
Labangeng  adalah  3.27  ha,  yang  ditandai  4  empat  buah  pelampung.  Titik koordinat pelampung dapat dilihat pada Tabel 8 berikut,
Tabel 8 Titik koordinat masing-masing pelampung DPL Desa Mattiro Labangeng
DPL Titik
Pelampung Posisi
Keterangan ha
LS BT
Desa Mattiro Labangeng 1
4° 48‟ 47.2” 119° 25‟ 7.8”
Luas 3.27 2
4° 48‟ 45.1” 119° 25„10.9”
3 4° 48„52.9”
119°25„15.6” 4
4° 48„54.8” 119°25„12.7”
Sumber: Peraturan desa Perdes DPL 2007
4.4.2  Struktur Pengelola Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan  DPL  Desa  Mattiro  Labangeng  dilakukan  oleh  seluruh masyarakat  selaku  pengambil  keputusan  di  desa.Namun  pada  dasarnya  proses-
proses pelaksanaan dan pembangunan di desa merupakan wewenang kepala desa dan aparat desa bersama dengan Badan Perwakilan Desa BPD.
Struktur  organisasi  pengelola  DPL  pada  hakekatnya  merupakan  struktur hirarki  fungsional  atau  hubungan  tugas,  wewenang  dan  tanggungjawab  dari
parapelaku  pengelola  DPL  dalam  rangka  pelaksanaan  program.Agar  struktur dapat  berjalan  dengan  baik  maka  perlu  adanya  dukungan  kemampuan
berkomunikasi  dan  koordinasi  dari  pelaku  yang  ada.  Pelaku  pengelola  DPL  di tingkat desa merupakan pelaku-pelaku yang berkedudukan dan memiliki wilayah
kerja  di  desa  dan  mempunyai  tugas  dan  tanggung  jawab  masing-masing.  Para pelaku  pengelola  DPL  di  desa  meliputi  Kepala  Desa  dan  BPD,  Fasilitator
Masyarakat,  Lembaga  Pengelola  Sumberdaya  Terumbu  Karang  LPSTK, Kelompok  Masyarakat  Pokmas  dan  Motivator  Desa  MD.  Kelembagaan  dan
hubungan  kerja  pengelola  DPL  Desa  Mattiro  Labangeng  dapat  dilihat  pada Gambar 9 COREMAP II 2007.
Gambar  9  Struktur  organisasi  dan  hubungan  kerja  pengelola  DPL  Desa  Mattiro Labangeng.
4.4.3 Visi dan Misi Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan  Daerah  Perlindungan  Laut  Desa  Mattiro  Labangeng memfokuskan  pada  pengelolaan  yang  berkelanjutan  dengan  mendasarkan  pada
visi  yakni  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat  dengan  pengelolaan sumberdaya  laut  danterumbu  karang  yang  lestari  serta  berkelanjutan  dan  untuk
mewujudkan visi tersebut maka misi yang diemban adalah: Kesadaran  masyarakat  meningkat  untuk  melestarikan  lingkungan  hidup,
khususnya terumbu karang; Taraf  hidup  dan  kesejahteraan  masyarakat  meningkat  melalui  pola
pemanfaatan sumberdaya terumbu karang yang berkelanjutan; Keterampilan  masyarakat  meningkat  dalam  melakukan  kegiatan  mata
pencaharian alternatif atau sampingan; Pendidikan masyarakat meningkat ke jenjang lebih tinggi dengan tersedianya