6.1.2 Pupuk
Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan
pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia
yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K.
Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal Penggunaan pupuk dalam kegiatan usahatani padi ini adalah
sebagai nutrisi tanaman, pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk pada lahan penanaman atupun tempat pembenihan padi. Untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi pemupukan perlu di tetapkan sehingga tepat guna. Teknologi pemupukan dengan menggunakan bahan an organik pupuk kimia
dapat melipatgandakan hasil.
Gambar 12. Jenis dan Penggunaan Pupuk di Desa Jatimulya Tahun 2010
Sumber: Dokumentasi
Petani padi di Desa jatimulya membudidayakan tanamannya dengan menggunakan pupuk kimia Urea, Phoska, TSP. Adapun harga pupuk ini per
kilogramnya adalah sama dengan Rp. 1.400,00 untuk UREA Rp. 2.400,00 untuk Phoska, dan Rp 2.400,00 untuk TSP. Untuk mendapatkan pupuk ini petani dapat
memperolehnya di toko-toko pertanian atau pembelian kolektif. Dilihat dari Tabel 12, penggunaan pupuk untuk usahatani padi ketan putih pada periode pertama
157.78 KgHa dan pada periode kedua 162.22 KgHa atau 320.00 KgHa pertahun sekitar 39.34 persen dari total keseluruhan, Pupuk Phoska pada periode pertama
171.11 KgHa dan 177.22 KgHa atau sekitar 348.89 KgHa pertahun sekitar 42.90 persen dari jumlah total keseluruhan dan Pupuk TSP periode pertama 71.11
KgHa dan periode kedua 73.33 KgHa atau 144.44 KgHa pertahun sekitar 17.76 persen dari jumlah total keseluruhan.
Tabel 11. Penggunaan Pupuk Pada Usahatani Padi ketan putihTahunHa di Desa
Jatimulya Tahun 2010
Pupuk Keburuhan PupukHa
Kg KebutuhanTahun
Ha Persentase
Periode 1 Periode 2
Urea 157.78
162.22 320.00
39.34 Phonska
171.11 177.78
348.89 42.90
Tsp 71.11
73.33 144.44
17.76 Jumlah
400.00 413.33
813.33 100.00
Perbedaan penggunaan jumlah pupuk untuk kegiatan usahatani padi ketan putih berbeda tiap periodenya, karena jangka musim penanaman dari periode
kedua ke periode pertama musim penanamanya sebentar di bandingkan waktu penanaman periode pertama ke musim penenaman periode kedua musim
penanamannya lama, hal ini menjadikan pada musim penanaman periode pertama membutuhkan pupuk yang lebih sedikit dibandingkan dengan pada musim
penanaman periode kedua. Petani berasumsi bahwa pada musim penanaman periode pertama kebutuhan sisa - sisa pupuk masih tersedia pada waktu musim
penanaman periode kedua
Penggunaan pupuk untuk usahatani padi non ketan, pada tabel 12 menunjukan, kegiatan usahatani membutuhkan pupuk Urea pada periode pertama
133.33 KgHa dan pada periode kedua 137.33 KgHa atau 270.66 KgHa pertahun sekitar 44.44 persen dari jumlah total keseluruhan, kebutuhan pupuk Phonska
pada periode pertama147.22 KgHa dan pada periode kedua 68.89 atau 216.11 KgHa pertahun sekitar 35.49 persen dari jumlah total keseluruhan, TSP periode
pertama 53.33 KgHa dan Periode kedua 68.89 KgHa atau 122.22 kgha sekitar 20.07 persen dari jumlah total keseluruhan.
Perbedaan penggunaan pupuk tiap musimnya pada kegiatan usahatani padi non ketan sama dengan perbedaan penggunaan pupuk pada usahatani padi ketan
putih, namun pada kegiatan usahatani padi non ketan ada perbedaan pada penggunaan pupuknya diantaranya ada pengurangan penggunaan pupuk pada
periode kedua tetapi pada periode pertama penggunaan pupuk Phonska cukup banyak, ini dikarenakan berbedanya kebutuhan tanaman tiap
– tiap petani dan perbedaan dalam komposisi kebutuhan pupuk.
Tabel 12. Penggunaan Pupuk Pada Usahatani Padi Non KetanTahunHa di Desa
Jatimulya Tahun 2010
Pupuk Keburuhan PupukHa
Kg KebutuhanTahun
Ha Persentase
Periode 1 Periode 2
Urea 133.33
137.33 270.66
44.44 Phonska
147.22 68.89
216.11 35.49
Tsp 53.33
68.89 122.22
20.07 Jumlah
333.88 275.11
608.99 100.00
Perbedaan jumlah pupuk yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi ketan putih dan non ketan karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman padi itu
sendiri tidak boleh kekurangan atau kelebihan pupuk, dilihat dari uraian diatas kebutuhan pupuk UREA lebih sedikit dibandingkan kebutuhan pupuk Phoska
karena pada awal musim tanam, tanaman sangat membutuhkan pupuk UREA.
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen N berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman untuk
mempercepat pertumbuhan, membuat tanaman lebih hijau dan segar, sedangkan pupuk Phoska adalah pupuk majemuk yang berfungsi ketika lahan tanaman
dikeringkan dapat menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan serta memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran
yang baik, menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah dan memperlancar proses pembentukan gula dan pati.
Pupuk TSP pupuk berfungsi untuk memacu pembentukan bunga dan masaknya buahbiji, mempercepat panen dan memperbesar presentase
terbentuknya bunga menjadi buahbiji. Berdasarkan data di atas menjelaskan bahwa kebutuhan pupuk antara usahatani padi ketan putih dan usahatani padi non
ketan berbeda karena dilihat dari umur tanam untuk usahatani padi ketan putih rentan waktu tanamnya lebih lama dibandingkan padi non ketan dan ukuran bulir,
batang dan daun padi yang lebih besar dibandingkan dengan padi non ketan setara dengan kebutuhan pupuk yang dibutuhkan.
Apabila dibandingkan dengan dosis yang dianjurkan oleh pemerintah, yaitu 200 Kg Urea, 100 Kg Phoska, dan 100 Kg TSP total= 400 Kg maka
jumlah pupuk yang digunakan oleh petani padi ketan putih sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh pemerintah hanya berbeda komposisi dari pupuk yang
digunakan sedangkan untuk petani padi non ketan kebutuhan pupuk lebih rendah dari dosis yang di anjurkan pemerintah. Kebutuhan pupuk juga tidak harus sesuai
dengan yang dianjurkan oleh pemerintah tetapi mengikuti kebutuhan jumlah yang di butuhkan tanaman, penggunaan pupuk juga dapat dipengaruhi oleh jenis dan
kondisi tanah untuk kegiatan usahatani yang berbeda – beda tiap daerahnya.
6.1.3 Pestisida