Tabel 14 .
Penggunaan Pestisida Petani Padi Non Ketan per TahunHa di Desa Jatimulya Tahun 2010
.
Pestisida KebutuhanHa
KebutuhanTahun Ha
Persentase Periode 1
Periode 2
Trebon 500ml 3640.74
3640.74 7281.48
84.63 Score 250ml
661.11 661.11
1322.22 15.37
Jumlah 4301.85
4301.85 8603.7
100.00
Sedangkan untuk penggunaan pestisida petani padi non ketan dilihat pada tabel 14, penggunaan pestisida trebon yaitu sama tiap periodenya 3640.74 mlha
atau 7281.48 mlha pertahun sekitar 84.63 persen pertahun dari total pestisida keseluruhan dan untuk pestisida score 661.11 mlha tiap periodenya atau 1322.22
mlha pertahun sekitar 15.37 persen dari jumlah total keseluruhan, untuk kegiatan usahatani padi non ketan membutuhkan pestisida sebanyak 8603.80 mlha
pertahun. Perbedaan jumlah kebutuhan pestisida antara periode pertama dan kedua
sama seperti pada kegiatan usahatani padi ketan putih, sedangkan perbedaan untuk kegiatan usahatani padi ketan putih dan padi non ketan dikarenakan padi ketan
putih lebih rentan terhadap serangan hama serta usia tanam padi ketan putih yang lebih lama di bandingkan dengan padi non ketan maka penggunaan pestisida
membutuhkan lebih banyak selain sebagai pembasmi hama tetapi juga sebagai perawatan tanaman.
6.1.4 Tenaga Kerja
A. Pengolahan Lahan
Proses pengolahan lahan yang dilakukan pada usahatani padi di Desa Jatimulya adalah dengan menggunakan alat bajak berupa traktor. Untuk
menjalankan traktor tersebut petani menggunakan tenaga kerja manusia yang berasal dari luar keluarga. Upah yang diberikan adalah Rp 100.000,00haritenaga
kerja, biaya ini sudah temasuk sewa traktor dan biaya tenaga kerja selama empat
kali pembajakanpermusim per hektarnya. Setelah sawah dibajak kemudian merapihkan pematang sawah.
Untuk melakukan kegiatan perapihan pematang petani menggunakan tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga, upah yang diberikan adalah Rp
50.000,00haritenaga kerja. Pada kegiatan pengolahan lahan, jumlah tenaga kerja luar keluarga yang digunakan untuk kegiatan usahatani padi ketan putih
perperiodenya 15.33 HOKHa atau 30.66 HokHa per tahunnya, lebih besar dari
tenaga kerja dalam keluarga 1.93 HokHa atau 3.86 HOKha pertahunnya, dari seluruh tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan usahatani. Sedangkan untuk
petani padi non ketan jumlah tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan tiap periodenya sama 1.59
HokHa atau 3.18 HOKha pertahunnya atau dan tenaga kerja luar keluarga 9.07
HokHa atau 18.14 HOKha pertahunnya dari seluruh
tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan usahatani. Perbedaan jumlah tenaga kerja antara petani padi ketan putih dan non
ketan dikarenakan perbedaan banyaknya lahan yang dimiliki petani sehingga banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga untuk mengolah lahannya.
Karena pada umumnya responden usahatani padi ketan putih merupakan petani yang penghasilan utamanya hanya dari usahatani padi ketan putih berbeda dengan
petani responden padi non ketan yang pada umumnya tidak menjadikan kegiatan usahatni padi sebagai kegiatan utama dalam kegiatan usahanya. Adapun untuk
proses perhitungan jam kerjanya petani menggunakan satuan HOK Hari Orang Kerja dengan jumlah jam kerja per harinya adalah sama dengan 8 jam. Jumlah
jam kerja tersebut didasarkan atas kebiasaan petani yang selalu mulai bekerja dari pukul 08.00 - 15.00 WIB.
B. Penanaman
Penanaman di Desa Jatimulya menggunakan tenaga kerja wanita dan pria dengan sistim borongan yaitu dimana biaya penanaman sudah ditentukan per
penanamannya, sistim ini memudahkan petani, karen pada saat penanaman petani tidak harus mencari pekerja dalam kegiatan penanamannya. Adapun alasan
digunakannya wanita pada kegiatan ini adalah karena pekerjaan wanita tersebut lebih rapih dan hati-hati bila dibandingkan dengan pria, sedangkan tugas tenaga
pria yaitu sebagai pembuat taplakan dan menggambil benih padi yang mau di tanam dan membagi
– bagikan ke tiap – tiap lahan. Tenaga kerja untuk penanaman pada umumnya per kelompok tiap kelompok masing
– masing ber anggotakan ± 20 orang, terdiri dari 10 orang wanita yang bertugas sebagai
menanam, tujuh orang wanita bertugas mengikat benih sedangkan tiga orang tenaga kerja pria yang bertugas sebagai penaplak satu orang dan pembawa bibit
dua orang Upah yang dibayarkan untuk tenaga kerja pria atau wanita semuanya sama di bagi rata karena sistim borongan, dengan upah borongan Rp
540.000,00Ha. Jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan penanaman untuk
petani padi ketan putih setiap periode 57.71 HokHa atau 115.42 HOKHa
pertahun dari seluruh tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan usahatani, Sedangkan untuk petani padi non ketan tiap periodenya sebanyak 41.00 HokHa
atau 82.00 HOKha pertahunnya dari seluruh tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan usahatani, semuanya sama bersumber dari tenaga kerja luar keluarga,
penggunaan tenaga kerja pada kegiatan penanaman semuanya menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena kegiatan penanaman dilakukan dengan sistim
borongan. Perbedaan jumlah penanam pada padi ketan putih lebih banyak
dibandingkan dengan petani padi non ketan dikarenakan para penanam terdiri dari penanam yang muda dan yang tua, penanaman padi ketan putih dilakukan lebih
dahulu dibandingkan dengan penanaman padi non ketan ini di lakukan supaya dapat terjadi pemanenan serempak antara padi ketan putih dan padi non ketan,
sehingga pada waktu penanaman padi non ketan tenaga kerja penanam yang umurnya tua banyak yang tidak mampu mengerjakan penanaman yang akhirnya
berhenti menjadi penanam.
C. Penyiangan
Kegiatan penyiangan dilakukan dimana lahan tanaman banyak ditumbuhi tanaman selain tanaman padi, karena ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
dan penyerapan nutrisi. Ini biasanya dilakukan kurang lebih dalam satu musim
adalah sebanyak dua kali atau empat kali selama setahun. Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berusia 15-20 hari setelah tanam.
Kegiatan yang dilakukan adalah pencabutan gulma dan tanaman lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Jumlah tenaga kerja yang digunakan
untuk kegiatan penyiangan ini tenaga kerja bersumber dari dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Kegiatan penyiangan di Desa Jatimulya untuk kegiatan
usahatani padi ketan putih tenaga kerja dalam keluarga pada periode pertama sama dengan pada periode kedua sebanyak 2.70
HokHa atau
5.40 HOKHa pertahunnya dan tenaga kerja dari luar keluarga 3.57
HokHa atau
7.14 HOKHa pertahunnya,
sedangkan
untuk petani padi non ketan tenaga kerja dalam keluarga tiap periodenya sama sekitar 3.67
HokHa atau 7.34 HOKHa pertahunnya dan tenaga kerja dari luar keluarga 2.53 HokHa atau 5.06 HOKHa pertahunnya.
Kegiatan penyiangan mengalami kesamaan tiap periodenya antara petani padi ketan putih dan petani padi non ketan. Perbedaan jumlah tenaga kerja yang di
gunakan untuk penyiangan antara padi ketan putih dan padi non ketan karena kepemilikan jumlah lahan yang dimiliki petani padi non ketan relatif sedikit dan
umumnya banyak yang dikerjakan sendiri sehingga kegiatan penyiangan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja luar.
D. Pemupukan
Pada kegiatan pemupukan di Desa Jatimulya, tenaga kerja yang digunakan bersumber dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pada kegiatan
pemupukan ini, jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh petani padi ketan putih tiap untuk tenaga kerja dalam keluarga periodenya sama sebesar 3.67
atau
7.34 HOKHa pertahunnya dan untuk tenaga kerja luar keluarga 3.33
HokHa atau
6.66 HOKHa pertahunnya.
Sedangkan untuk petani padi non ketan penggunaan tenaga kerja luar keluarga sama tiap periodenya 3.53 HokHa atau
7.34 HOKHa pertahunnya dan tenaga kerja luar keluarga 1.50 HokHa atau
3.00 HOKHa pertahunnya. Perbedaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemupukan berbeda karena
antara kegiatan usahatani padi ketan putih dan kegiatan usahatani padi non ketan, karena pada kegiatan usahatani padi ketan putih umumnya petani tidak
mempunyai pekerjaan sampingan berbeda dengan petani padi non ketan yang pada umumnya mempunyai pekerjaan lain di luar bertani.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam kegiatan usahatani banyaknya serangan hama merupakan persoalan yang tidak bisa dihindari, perlunya memperluas wawasan tentang hama, penyakit,
dan lainnya dapat mengurangi banyaknya serangan hama. Pengendalian hama dilakukan ketika tanaman terserang hama dan penyakit atau sebelum terserang
hama dan penyakit sebagai antisipasi atau perawatan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit di Desa Jatimulya diantanya pengendalian hama yang diakibatkan
oleh tikus, keong emas dan hama lainnya yang menyerang tanaman. Pengendalian hama tikus dan keong emas dilakukan secara rutin karena hama tikus dan keong
emas selalu menyerang tanaman setiap saat. Pada kegiatan pengendalian hama dan penyakit ini jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam keluarga untuk petani padi ketan putih tiap periodenya sama tetapi lebih sedik lebih sedikit 3.10 HokHa
atau 6.20 HOKHa pertahunnya dibandingkan tenaga kerja luar keluarga 3.13 HokHa
atau 6.26 HOKHa, sedangkan untuk petani padi non ketan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga
sama tiap periodenya lebih besar 2.63 HokHa
atau
5.26 HOKHa pertahunnya dan untuk tenaga kerja luar keluarga 1.43 HokHa
a
tau 2.86 HOKHa pertahunnya.
Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani padi ketan putih lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan usahatani padi non ketan, baik dilihat dari
penggunaan tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar keluarga. Hal ini dikarenakan kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada kegiatan usahatani
padi ketan putih lebih banyak , dilihat dari umur tanam padi ketan putih yang lebih lama dibandingkan dengan kegiatan usahatani padi non ketan maka dalam
kegiatan usahatani padi ketan putih lebih banyak memerlukan tenaga kerja dalam perawatan tanaman yang lebih sebagai pengendalian hama.
F. Panen
Pada kegiatan pemanenan padi, sebagian besar atau keseluruhan tenaga kerja menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga, ini dikarenakan tenaga kerja
dalam keluarga pada saat panen hanya sebagai pengawas pada kegiatan pemanenan dan menghitung output yang dihasilkan. Adapun besarnya jumlah
HOK yang digunakan dari luar keluarga untuk petani padi ketan sama tiap periodenya sebesar 42.75 HokHa atau 85.50 HOKha pertahunnya dan untuk
petani padi non ketan penggunaan tenaga kerjanya sebesar 30.25 HokHa sama tiap periodenya atau 60.50 HOKHa pertahunnya.
Tabel 15 . Penggunaan Tenaga Kerja HOKTahunHa pada Usahatani Padi
ketan putih di Desa Jatimulya Tahun 2010
Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja
Periode 1 Periode 2
Dalam Keluarga
Hok Luar
Keluarga Hok
Dalam Keluarga Hok
Luar Keluarga Hok
Pengolahan Lahan 1.93
15.33 1.93
15.33 Penanaman
57.71 57.71
Penyiangan 2.70
3.57 2.70
3.57 Pemupukan
3.67 3.33
3.67 3.33
Pengendalian Hpt 3.10
3.13 3.1
3.13 Panen
42.75 42.75
Jumlah 11.4
125.82 11.4
125.82
Sistem pengupahan yang dilakukan oleh petani adalah dengan cara bawon, yaitu sistem pengupahan yang dilakukan dengan menggunakan gabah sebagai alat
pembayaran yang perbandingannya adalah 1 : 8. Artinya bahwa dari setiap delapan kilogram gabah yang dihasilkan maka
pemanen akan mendapatkan satu kilogram gabah, nilai itu sudah termasuk biaya pemanenan dan biaya pengangkutan. Namun sebagian besar petani lebih
menyukai sistem pembayaran langsung menggunakan uang dengan cara menjual perolehan gabah atau bawon kepada petani penggarap ataupun petani lain yang
mau membeli gabahbawonnya, perolehan nilai tukar diperoleh dengan mengkalikan jumlah gabahbawon dengan harga gabah pada waktu itu,
pembayaran dengan uang tunai menurut petani lebih praktis. Untuk kegiatan pemanenan ini petani menggunakan tenaga kerja pria dan wanita yang bersumber
dari dalam dan luar keluarga. Adapun perincian penggunaan HOK dari masing- masing kegiatan yang dilakukan oleh petani padi ketan putih dan petani padi non
ketan di di Desa Jatimulya dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16.
Tabel 16. Penggunaan Tenaga Kerja HOKTahunHa pada Usahatani Padi Non
Ketan di Desa Jatimulya Tahun 2010
Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja
Periode 1 Periode 2
Dalam Keluarga
Hok Luar
Keluarga Hok
Dalam Keluarga
Hok Luar
Keluarga Hok
Pengolahan Lahan 1.59
9.07 1.59
9.07 Penanaman
41.00 41.00
Penyiangan 3.67
2.53 3.67
2.53 Pemupukan
3.53 1.50
3.53 1.5
Pengendalian Hpt 2.63
1.43 2.63
1.43 Panen
30.25 30.25
Jumlah 11.42
85.78 11.42
85.78
Upah yang diterima buruh tani di Desa Jatimulya pada umumnya sama tidak dibeda
– bedakan antara tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki – laki, baik pada usahatani padi ketan putih maupun pada usahatani padi non ketan
dengan upah yang berlaku sebesar Rp 50.000,000 HOK.
6.2 Output Usahatani