Analisis Pendapatan Usahatani Metode Analisis Data.

Jumlah petani responden yang dijadikan sebagai sample pada penelitian ini berjumlah 60 responden. Terdiri dari 30 responden petani yang mengusahakan padi ketan putih dan 30 responden petani padi non ketan sebagai pembanding, responden merupakan petani pemilik, petani penggarap, petani pemilik- penggarap, petani penyewa dan menggunakan fasilitas jaringan irigasi teknis. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja purposive sampling dipilih dengan pertimbangan bahwa kondisi usahatani padi di Desa Jatimulya seragam atau homogen dalam teknik budidayanya.

4.4. Metode Analisis Data.

Data yang diolah dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif untuk digunakan mengenai bagaimana karakteristik patani mengenai informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek usahatani padi dan keragaan usahatani padi diwilayah penelitian yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif meliputi analisis sistem usahatani, analisis pendapatan usahatani dan analisis efisiensi usahatani. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan proses pengeditan, pengolahan dan penyusunan dalam bentuk dalam bentuk tabulasi sehingga data tersebut siap untuk dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsof Exel 2007.

4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya – biaya cost dari semua penerimaan revenue, biaya – biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. Penerimaan usahatani ialah semua nilai produk yang dihasilkan dari suatu usahatani dalam satu periode tertentu atau dalam satu musim tanam. Adapun rumus penerimaan usahatani adalah sebagai berikut: TR = Q x P Dimana: TR = Penerimaan usahatani Rp Q = Hasil produksi Kg P = Harga jual produk per unit RpKg Biaya pada usahatani dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya – biaya yang dibayarkan dengan uang yaitu pembelian sarana produksi dan biaya tenaga kerja di luar keluarga sedangkan biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung pendapatan kerja petani jika penggunaan benih sendiri dari hasil produksi, sewa lahan atas kepemilikan sendiri, nilai tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan alat diperhitungkan. Biaya penyusutan alat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat tersebut. Adapun rumusan matematisnya adalah sebagai berikut : Biaya penyusutan = Nb – Ns N Keterangan : Nb : Nilai pembelian Rp Ns : Nilai sisa Rp n : umur ekonomi alat Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu : 1 jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, 2 jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan 3 jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan pendapatan usahatani yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: π kotor = TR – BT π bersih = TR – BT + BD Dimana : π = Pendapatan usahatani Rp TR = Penerimaan total Rp BT = Biaya diperhitungkan Rp

4.4.2. Analisis Efisiensi RC Ratio