Benih ditanam dengan cara dipindahkan dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara benih dicabut dari bedengan persemaian dengan
menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar
terbenam ke air. Sebelum benih ditanam, lahan dibuat pola jarak tanam dengan menggunakan alat caplakan. Menaplak lahan dilakukan dua kali dengan arah yang
berlawanan vertikal – horizontal sehingga terbentuk pola tanam dengan jarak
tanam yang ukurannya telah ditentukan pada caplakan, hal ini untuk mempermudah pemeliharaan, baik penyiangan maupun pemupukan dan
memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat –
zat makanan secara merata. Bibit ditanam dengan posisi tegak dengan jarak tanam padi 25 x 25 cm
5.3.5 Penyulaman dan Penyiangan
Setiap hari setelah penanaman, tanaman padi harus selalu dilihat, apabila kelihatan ada tanaman yang mati harus segera diganti dengan benih yang baru
disulam. Penyulaman dalam usahatani padi di Desa Jatimulya dilakukan dengan melihat terlebih dahulu kondisi tanaman, apakah tumbuh dengan baik atau tidak.
Jika tanaman ada yang roboh, mati atau kerusakan akibat adanya gangguan hama seperti tikus atau keong, maka harus dilakukan penggantian benih dengan
cara menyulam dengan benih yang sama, penyulaman dilakukan 10 hari setelah penanaman. Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk mebersihkan atau
mengurangi tanaman lain selain tanaman pokok atau sering disebut dengan tanaman gulma. Penyiangan ini dilakukan untuk mengurangi populasi gulma yang
dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur hara sekaligus dapat memberi dukungan terhadap kondisi pertukaran dan perputaran udara agar lancar aerasi,
selain itu penyiangan juga dapat mencegah serangan hama.
Gambar 7.
Kegiatan Penyulaman di Desa Jatimulya Tahun 2010
Sumber: Dokumentasi
Kegiatan penyiangan ini dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan tangan sering disebut ngarambet. Ngarambet dilakukan disekitar
rumpun padi, kemudian dibenamkan kelumpur atau dibuang ke pematang sawah. Rata
– rata penyiangan dilkukan sebanyak dua kali dalam satu kali musim tanam, penyiangan pertama dilakukan ketika padi berumur tiga minggu dan yang ke dua
setelah padi ber umur enam minggu.
5.3.6 Pemupukan
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui untuk mendapatkan efisiensi dalam
pemupukan, diantaranya jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta
cara atau metode pemupukan. Setiap pemupukan selalu bertujuan untuk menambah zat
– zat dan unsur
– unsur makanan yang di butuhkan tumbuh – tumbuhan didalam tanah. Tanah yang dibudidayakan cenderung kekurangan unsur hara bagi
tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik maupun pupuk anorganik, tujuannya adalah untuk mencukupi
kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan produksi.
Gambar 8.
Kegiatan pemupukan di di Desa Jatimulya Tahun 2010
Sumber: Dokumentasi
Pemupukan yang dilakukan oleh petani di Desa Jatimulya keseluruhannya menggunakan pupuk kimia buatan pabrik yaitu pupuk UREA berpungsi sebagai
menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya tanaman dan anakan, Phonska berfungsi sebagai ketahanan tanaman terhadap penyakit dan mempercepat
pembuatan zat pati dan TSP berpungsi mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah dan mempercepat pemanenan,
pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali musim tanam diantaranya 13 persen ketika padi di semai berumur 15 hari atau dua minggu setelah tanam dan
97 persen ketika benih telah di tanam umur 35 hari.
5.3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit