Kerangka Pemikiran Operasional Analisis usahatani padi jenis ketan putih (Oryza Sativa Glutinosa (Studi Kasus Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)

3.1.5 Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Ratio

Pendapatan usahatani yang besar bukanlah suatu petunjuk bahwa usahatani tersebut efisien. Suatu usahatani dapat dikatakan layak apabila memiliki tingkat efisiensi penerimaan yang diperoleh atas biaya yang dikeluarkan hingga mencapai perbandingan tertentu Soeharjao dan Patong dalam Ridwan, 2008. Kriteria kelayakan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya RC Ratio yang didasari pada perhitungan secara finansial. Ratio imbangan penerimaan dan biaya merupakan perbandingan antara penerimaan revenue dan biaya cost. Analisis ini menunjukan berapa rupiah penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani tersebut. Semakin besar nilai RC Ratio maka semakin besar pula penerimaan usahatani yang akan diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal ini dapat dikatakan bahwa usahatani menguntungkan untuk dilaksanakan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kecamatan Compreng terdiri dari beberapa Desa salah satunya adalah Desa Jatimulya. Desa Jatimulya merupakan daerah penghasil padi ketan putih terbanyak dibandingkan desa lainnya yang ada di Kecamatan Compreng. Akan tetapi, dalam penerapan pola usahatani, teknik penanaman, penanggulangan serangan hama dan penyakit serta penggunaan teknologi pascapanen yang mengakibatkan produksi padi menjadi menurun dan biaya produksi menjadi lebih besar, menurut Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan Kecamatan Compreng umumnya produksi padi ketan putih 6,5 TonHa. Hal ini menyebabkan pendapatan petani menjadi menurun dan berdampak pada penurunan kesejahteraan. Dalam proses produksi usahatani padi, diperlukan biaya - biaya pengeluaran yang digunakan untuk mengoptimalkan hasil produksi. Dalam usahatani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi pada khususnya, karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat adalah dengan peningkatan pendapatannya. Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan, apakah usahatani padi masih efisien atau masih menguntungkan bagi para petani atau tidak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan penelitian mengenai analisis usahatani padi dengan tujuan mengetahui peningkatan keberhasilan usahatani padi serta peningkatan kesejahteraan petani desa Jatimulya. Adapun kerangka penelitian operasional analisis usahatani padi ketan dan usahatani padi non ketan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Rekomendasi  Desa Jatimulya merupakan sentra produksi padi ketan di Kecamatan Compreng  Kemampuan produksi rendah yang umumnya 6,5 tonhektar Analisis Usahatani Kondisi Usahatani Padi Ketan dan Padi non Ketan Desa Jatimulya Menguntungkan Atau Tidak Menguntungkan Usahatani Padi Ketan Keragaan Usahatani Pendapatan Usahatani Efisiensi UsahataniRC IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian