Kegiatan tersebut bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan sehingga
mengganggu pertumbuhan dan proses penyerapan nutrisi untuk tanaman dan mengurangi tempat tinggal atau persembunyian hama diantaranya tikus dan keong
emas. Sisa jerami dan sisa tanaman pada lahan dibersihkan sebelum tanah diolah, jerami tersebut kemudian dibakar dan pembersihan sisa
–sisa tanaman dikerjakan dengan tangan dan cangkul.
5.3.2 Pembenihan
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. Lahan untuk persemaian yang dilakukan petani padi di Desa Jatimulya sebelumnya diolah
terlebih dahulu, pengolahan lahan untuk persemaian ini dilakukan dengan cara pencangkulan hingga tanah menjadi lumpur dan tidak lagi terdapat bongkahan
tanah.
Gambar 4. Tempat PembenihanPenaburan Benih Desa Jatimulya Tahun 2010
Sumber: Dokumentasi
Lahan yang sudah halus lumpurnya ini kemudian dipetak-petak dan antara petak-petak tersebut dibuat parit untuk mempernudah pengaturan air. Pembenihan
yang dilakukan petani padi di Desa Jatimulya dilakukan dengan menggunakan benih padi sendiri yaitu dengan cara menyisihkan benih dari hasil panen atau
membeli dari petani lain. Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak rata
– rata 13 Kg. Benih yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam, dalam ember atau
wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya. Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam
kemudian diangkat dari rendaman dan diperam selama 2 x 24 jam, pada hari pertama proses pemeraman benih padi di siram dengan air panas hal ini bertujuan
untuk mempercepat proses perkecambahan, setelah benih berkecambah kemudian benih ditebar dipersemaian secara hati-hati dan merata, hal ini didimaksudkan
agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. Tempat persemaian benih jangan sampai terdapat banyak genangan air,
karena pada saat penaburan benih ditempat persemaian benih yang disebar dan masuk ke genangan air akan busuk. Selain itu benih juga tidak harus terbenam
kedalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen penyebab penyakit tanaman yang dapat menyebabkan busuknya kecambah.
Persemaian dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang akan ditanami, hal
ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang
diangkut dapat stress bahkan jika terlalu lama menunggu akan mati.
5.3.3 Pengairan Irigasi