B. biaya diperhitungkan 4.07 1.49 Analisis usahatani padi jenis ketan putih (Oryza Sativa Glutinosa (Studi Kasus Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)

Adapun biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh petani padi ketan putih sama tiap periodenya Rp 1.433.334 Ha atau Rp 2.866.668Ha pertahunnya sekitar 32.33 persen dari total biaya tunai yang dikeluarkan. Sedangkan untuk usahatani padi non ketan Rp 1.036.212 Ha atau Rp 2.072.424 pertahunnya sekitar 32.05 persen dari total biaya tunai. Selain tenaga kerja, yang menyebabkan besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani adalah pajak dan benih. Tabel 19 . Biaya Usahatani Padi Non Ketan per Tahun di Desa Jatimulya Tahun 2010 Komponen Petani Padi Non Ketan Petani Padi Non Ketan Periode 1 Periode 2 BiayaTahun Rp Persentase Rp A. Analisis Biaya 1. sarana produksi - Benih 73.333 73333 146.666 2.27 - pupuk 563.545.5 563.545.5 1.127.091 17.43 - pestisida 1.157.166 1.157.166 2.314.332 35.80 2. tenaga kerja 1.036.212 1.036.212 2.072.424 32.05 3. pajak 402.500 402.500 805.000 12.45 total biaya A 3.232.756.5 3.232.756.5 6.465.513

30.92 B. biaya diperhitungkan

- penyusutan alat 109.134 109.134 218.268 1.51 - tenaga kerja dalam keluarga 597.880 628.001 1.225.881 8.49 - sewa lahan 6.500.000 6.500.000 13.000.000 90.00 total biaya B 7.207.014 7.237.135 14.444.149 69.08 C. jumlah total biaya A+B 10.439.770.5 1.046.9891.5 20.909.662 100.00 Biaya yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih untuk benih tiap periodenya sama sekitar Rp 96.963Ha atau Rp 193.926Ha pertahunnya sekitar 2.19 persen dari total biaya tunai, sedangkan untuk usahatani padi non ketan tiap periodenya Rp 73.333Ha atau Rp 146.666Ha pertahunnya sekitar 2.27 persen. Untuk pajak dalam kegiatan usahatani padi ketan putih tiap periodenya Rp 402.500ha atau Rp 805.000Ha pertahun sekitar 9.08 persen dari total biaya tunai, sedangkan untuk petani padi non ketan biaya pajak sama dengan usahatani padi ketan putih hanya berbeda dari persentase penggunaan total biaya tunai sekitar 12.45 persen. Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih untuk komponen benih ini dikarenakan harga benih padi ketan putih lebih mahal dibandingkan dengan padi non ketan. Perbedaan besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih dan petani padi non ketan tersebut disebabkan oleh jumlah sumber daya yang dimiliki dan cara petani tersebut melakukan kegiatan usahataninya tidak sama, ini dikarenakan di setiap kegiatan usahatani padi ketan putih membutuhkan tenaga yang lebih dibandingkan dengan padi non ketan, sebagai contoh kegiatan pemupukan dan penyemprotan yang membutuhkan lebih banyak dari padi non ketan. Berdasarkan nilai tersebut diketahui ternyata nilai biaya diperhitungkan terbesar dikeluarkan oleh petani padi ketan putih. Hal ini dikarenakan petani tidak pernah memperhitungkan penggunaan biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga. Selain untuk tenaga kerja dalam keluarga, biaya ini juga dikeluarkan oleh petani untuk komponen penyusutan alat dan sewa lahan.

6.3.3 Pendapatan Usahatani

Suatu usahatani akan dikatakan menguntungkan jika selisih antara penerimaan dengan pengeluarannya bernilai positif. Selisih tersebut akan dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran tunai yaitu pengeluaran yang dikeluarkan secara tunai pada saat kegiatan usahatani, sedangkan apabila penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran totalnya maka selisih tersebut akan dinamakan pendapatan atas biaya total yaitu dimana penerimaan dikurangi dengan pengeluaran baik biaya tunai ataupun biaya diperhitungkan. Tabel 20. Rata-rata Pendapatan dan RC Rasio per Tahun Usahatani Padi ketan putih pada Tahun 2010 Komponen Padi Ketan BiayaTahun Rp Periode 1 Periode 2 Jumlah Total Penerimaan 18.721.080 17.388.800 36.109.880 Total Biaya Tunai A 4.433.710 4.433.710 8.867.420 Total Biaya Diperhitungkan B 7.261.656 7.261.656 14.523.312 Jumlah Biaya Total A+B 11.695.366 11.695.366 23.390.732 Pendapatan Atas Biaya Tunai 14.287.370 12.955.090 27.242.460 Pendapatan Atas Biaya Total 7.025.714 5.693.434 12.719.148 RC Atas Biaya Tunai 4.22

3.92 4.07

RC Atas Biaya Total

1.60 1.49

1.54 Berdasarkan Tabel 20 dan 21 diketahui ternyata pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani padi ketan putih lebih besar dari petani padi non ketan. Adapun nilai pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi ketan putih pada periode pertama adalah Rp 14.287.370Ha dan pada periode kedua Rp 12.955.090Ha atau Rp 27.242.460ha pertahunnya, sedangkan untuk pendapatan atas biaya total petani padi ketan putih pada periode pertama Rp 7.025.714Ha dan pada periode kedua Rp 5.693.434 atau Rp 12.719.148 pertahunnya. Pendapatan atas biaya tunai untuk kegiatan usahatani padi non ketan pada periode pertama sebesar Rp 12.527.533.5Ha dan pada periode kedua Rp10.556.299.5Ha atau Rp 23.083.833Ha pertahunnya dan untuk pendapatan atas biaya total pada periode pertama Rp 5.320.519.5Ha dan pada periode kedua Rp 8.639.684Ha atau sekitar Rp 3.319.164.5Ha pertahunnya. Berdasarkan Tabel 20 diketahui besarnya pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi ketan putih karena penerimaan yang diperoleh petani padi ketan putih lebih besar dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh petani padi non ketan. Apabila dibandingkan maka diketahui pendapatan yang diperoleh petani padi ketan putih, baik atas biaya tunai maupun biaya totalnya ternyata lebih besar dari petani padi non ketan. Tabel 21. Rata-rata Pendapatan dan RC Rasio per Tahun Usahatani Padi Non Ketan pada Tahun 2010 Komponen Padi Non Ketan BiayaTahun Rp Periode 1 Periode 2 Jumlah Total Penerimaan 15.760.290 13.789.056 29.549.346 Total Biaya Tunai A 3.232.756.5 3.232.756.5 6.465.513 Total Biaya Diperhitungkan B 7.207.014 7.237.135 14.444.149 Jumlah Biaya Total A+B 10.439.770.5 10.469.891.5 20.909.662 Pendapatan Atas Biaya Tunai 12.527.533.5 10.556.299.5 23.083.833 Pendapatan Atas Biaya Total 5.320.519.5 3.319.164.5 8.639.684 RC Atas Biaya Tunai 4.88

4.27 4.57