Adapun biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh petani padi ketan putih sama tiap periodenya Rp 1.433.334 Ha atau Rp 2.866.668Ha pertahunnya
sekitar 32.33 persen dari total biaya tunai yang dikeluarkan. Sedangkan untuk usahatani padi non ketan Rp 1.036.212 Ha atau Rp 2.072.424 pertahunnya sekitar
32.05 persen dari total biaya tunai. Selain tenaga kerja, yang menyebabkan besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani adalah pajak dan benih.
Tabel 19
. Biaya Usahatani Padi Non Ketan per Tahun di Desa Jatimulya Tahun 2010
Komponen Petani Padi Non Ketan
Petani Padi Non Ketan Periode 1
Periode 2 BiayaTahun
Rp Persentase
Rp A. Analisis Biaya
1. sarana produksi - Benih
73.333 73333
146.666 2.27
- pupuk 563.545.5
563.545.5 1.127.091
17.43 - pestisida
1.157.166 1.157.166
2.314.332 35.80
2. tenaga kerja 1.036.212
1.036.212 2.072.424
32.05 3. pajak
402.500 402.500
805.000 12.45
total biaya A 3.232.756.5
3.232.756.5 6.465.513
30.92 B. biaya diperhitungkan
- penyusutan alat 109.134
109.134 218.268
1.51 - tenaga kerja dalam keluarga
597.880 628.001
1.225.881 8.49
- sewa lahan 6.500.000
6.500.000 13.000.000
90.00
total biaya B 7.207.014
7.237.135 14.444.149
69.08 C. jumlah total biaya A+B
10.439.770.5 1.046.9891.5 20.909.662 100.00
Biaya yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih untuk benih tiap periodenya sama sekitar Rp 96.963Ha atau Rp 193.926Ha pertahunnya sekitar
2.19 persen dari total biaya tunai, sedangkan untuk usahatani padi non ketan tiap periodenya Rp 73.333Ha atau Rp 146.666Ha pertahunnya sekitar 2.27 persen.
Untuk pajak dalam kegiatan usahatani padi ketan putih tiap periodenya Rp 402.500ha atau Rp 805.000Ha pertahun sekitar 9.08 persen dari total biaya tunai,
sedangkan untuk petani padi non ketan biaya pajak sama dengan usahatani padi ketan putih hanya berbeda dari persentase penggunaan total biaya tunai sekitar
12.45 persen.
Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih untuk komponen benih ini dikarenakan harga benih padi ketan putih lebih mahal
dibandingkan dengan padi non ketan. Perbedaan besarnya biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani padi ketan putih dan petani padi non ketan tersebut
disebabkan oleh jumlah sumber daya yang dimiliki dan cara petani tersebut melakukan kegiatan usahataninya tidak sama, ini dikarenakan di setiap kegiatan
usahatani padi ketan putih membutuhkan tenaga yang lebih dibandingkan dengan padi non ketan, sebagai contoh kegiatan pemupukan dan penyemprotan yang
membutuhkan lebih banyak dari padi non ketan. Berdasarkan nilai tersebut diketahui ternyata nilai biaya diperhitungkan
terbesar dikeluarkan oleh petani padi ketan putih. Hal ini dikarenakan petani tidak pernah memperhitungkan penggunaan biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga.
Selain untuk tenaga kerja dalam keluarga, biaya ini juga dikeluarkan oleh petani untuk komponen penyusutan alat dan sewa lahan.
6.3.3 Pendapatan Usahatani
Suatu usahatani akan dikatakan menguntungkan jika selisih antara penerimaan dengan pengeluarannya bernilai positif. Selisih tersebut akan
dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran tunai yaitu pengeluaran yang dikeluarkan secara tunai pada
saat kegiatan usahatani, sedangkan apabila penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran totalnya maka selisih tersebut akan dinamakan pendapatan
atas biaya total yaitu dimana penerimaan dikurangi dengan pengeluaran baik biaya tunai ataupun biaya diperhitungkan.
Tabel 20. Rata-rata Pendapatan dan RC Rasio per Tahun Usahatani Padi ketan
putih pada Tahun 2010
Komponen Padi Ketan
BiayaTahun Rp Periode 1
Periode 2
Jumlah Total Penerimaan 18.721.080
17.388.800 36.109.880
Total Biaya Tunai A 4.433.710
4.433.710 8.867.420
Total Biaya Diperhitungkan B 7.261.656
7.261.656 14.523.312
Jumlah Biaya Total A+B 11.695.366
11.695.366 23.390.732
Pendapatan Atas Biaya Tunai 14.287.370
12.955.090 27.242.460
Pendapatan Atas Biaya Total 7.025.714
5.693.434 12.719.148
RC Atas Biaya Tunai 4.22
3.92 4.07
RC Atas Biaya Total
1.60 1.49
1.54
Berdasarkan Tabel 20 dan 21 diketahui ternyata pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani padi ketan putih lebih
besar dari petani padi non ketan. Adapun nilai pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi ketan putih pada periode pertama adalah Rp 14.287.370Ha
dan pada periode kedua Rp 12.955.090Ha atau Rp 27.242.460ha pertahunnya, sedangkan untuk pendapatan atas biaya total petani padi ketan putih pada periode
pertama Rp 7.025.714Ha dan pada periode kedua Rp 5.693.434 atau Rp 12.719.148 pertahunnya.
Pendapatan atas biaya tunai untuk kegiatan usahatani padi non ketan pada periode pertama sebesar Rp 12.527.533.5Ha dan pada periode kedua
Rp10.556.299.5Ha atau Rp 23.083.833Ha pertahunnya dan untuk pendapatan atas biaya total pada periode pertama Rp 5.320.519.5Ha dan pada periode kedua
Rp 8.639.684Ha atau sekitar Rp 3.319.164.5Ha pertahunnya. Berdasarkan Tabel 20 diketahui
besarnya pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi ketan putih karena penerimaan yang diperoleh petani padi
ketan putih lebih besar dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh petani padi non ketan. Apabila dibandingkan maka diketahui pendapatan yang diperoleh
petani padi ketan putih, baik atas biaya tunai maupun biaya totalnya ternyata lebih besar dari petani padi non ketan.
Tabel 21. Rata-rata Pendapatan dan RC Rasio per Tahun Usahatani Padi Non
Ketan pada Tahun 2010
Komponen Padi Non Ketan
BiayaTahun Rp Periode 1
Periode 2
Jumlah Total Penerimaan 15.760.290
13.789.056 29.549.346
Total Biaya Tunai A 3.232.756.5
3.232.756.5 6.465.513
Total Biaya Diperhitungkan B 7.207.014
7.237.135 14.444.149
Jumlah Biaya Total A+B 10.439.770.5
10.469.891.5 20.909.662
Pendapatan Atas Biaya Tunai 12.527.533.5
10.556.299.5 23.083.833
Pendapatan Atas Biaya Total 5.320.519.5
3.319.164.5 8.639.684
RC Atas Biaya Tunai 4.88
4.27 4.57