Benih Penggunaan Input Usahatani

VI. HASIL dan PEMBAHASAN

6.1 Penggunaan Input Usahatani

6.1.1 Benih

Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru, berupa keunggulan yang dimiliki varietas dengan berbagai spesifikasi keunggulan diantaranya daya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit yang mendukung sistem pola tanam dan pengendalian hama terpadu serta umur pertumbuhan yang lebih cepat untuk meningkatkan indeks pertanaman IP dan keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan keinginan konsumen. Tetapi untuk memafaatkan inovasi teknologi yang dhasilkan belum semua pengguna memanfaatkan, hal ini disebabkan antara lain teknologi yang dihasilkan masih memerlukan peran pihak lain memproduksinya secara massal dengan fasilitas khusus. Gambar 12. Benih Padi: Padi Ketan Putih Kanan Dan Padi Non Ketan Kiri di Desa Jatimulya Tahun 2010 Sumber: Dokumentasi Pembenihan di Desa Jatimulya dilakukan dengan cara merendam benih kedalam air dalam bak atau ember, kemudian dipisahkan antara padi yang berisi dan padi yang tidak berisi. Padi yang tidak berisi kemudian dibuang dan padi yang berisi selanjutnya direndam selama dua sampai tiga hari, kemudian benih di peram dalam karung yang dibungkus dengan terpal selama dua hari dan disiram dengan air panas untuk mempercepat proses perkecambahan, apabila tidak terjadi perkecambahan penyiraman dengan air panas diulangi sampai tumbuh tunas atau berkecambah. Pada usahatani padi ini, benih yang digunakan oleh petani adalah benih padi ketan putih dan padi non ketan. Perbedaan padi ketan putih dengan padi non ketan dilihat dari bulir padi, batang dan daun, padi ketan putih mempunyai bulir padi dan batang lebih besar dengan daun yang lebar, sedangkan padi non ketan mempunyai bulir, batang dan daun padi lebih kecil dibandingkan dengan padi ketan putih. Tabel 10. Kebutuhan Benih PadiTahun Ha Pada Usahatani Padi di Desa Jatimulya Tahun 2010 Petani Kebutuhan BenihHa Harga Benih Kg Kebutuhan BenihTahun Ha Total Biaya Benih Ha Periode 1 Periode 2 Padi Ketan Putih 13.85 13.85 7000 27.7 193.900 Padi Non Ketan 13.33 13.33 5500 26.66 146.630 Jumlah 27.18 27.18 12500 54.36 679.500 Dilihat dari Tabel 10, benih padi yang dibutuhkan untuk usahatani padi ketan putih adalah pada periode pertama dan periode ke dua sama yaitu sebanyak 13.85 KgHa per periodenya atau sekitar 27.70 Kgha pertahunnya, sedangkan petani padi non ketan membutuhkan benih padi sebanyak 26.66 Kgha pertahunnya atau sekitar 13,33 KgHa tiap periodenya, penggunaan benih padi ketan putih lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan benih padi non ketan dikarenakan benih padi ketan putih lebih rentan terhadap serangan penyakit sehingga membutuhkan banyak benih untuk menggantikan benih yang rusak atau mati. Penggunaan benih keduanya lebih sedikit dari yang dianjurkan oleh pemerintah, yaitu sebanyak 25 Kgha atau 50.00 kgha pertahunnya. Hal ini terjadi karena perbedaan umur penanaman yang di anjurkan oleh pemerintah yaitu 10 - 15 hari sedangkan penanaman yan dilakukan petani di Desa Jatimulya lebih lama rata – rata berumur 20 - 25 hari dengan penanaman 2 – 3 benih per rumpun dengan jarak tanam padi 25 x 25 cm. Penanaman benih dengan umur penanaman yang lebih lama dimaksudkan supaya benih lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, berbeda dengan benih yang di tanam dengan umur yang relatif muda cenderung lebih mudah terserang hama dan penyakit.Jenis atau varietas benih padi yang ditanam petani di Desa Jatimulya dipilih oleh para petani dengan mengikuti trend atau permintaan pasar yang ada karena apabila penanaman tidak mengikuti trend atau permintaan pasar maka penjualan gabah akan sulit, walaupun terjual tetapi harganya jelek. Adapun penggunaan benih padi, petani padi ketan putih dan non ketan menggunakan benih ulangan dari hasil panen yang terdahulu, bisa dari hasil padi sendiri ataupun membeli dari petani lain dan tidak menggunakan benih berlabel atau jenis padi hibrida karena relatif lebih mahal sehingga tidak banyak petani yang menggunakannya, selain itu produksi yang di hasilkan hampir sama dengan benih ulangan dan praktek dilapangan setiap penggunaan bibit unggul baru sering menimbulkan atau mengundang hama atau penyakit tanaman baru. Harga benih berbeda dengan benih ulangan yang di gunakan responden petani usahatani padi, untuk petani padi non ketan harga benih padi Rp 5500kg dan harga benih untuk petani padi ketan putih Rp 7000kg dan harga benih padi bersertifikat Rp 15.000kg, perbedaan harga benih padi antara benih padi ketan putih, padi non ketan dan benih padi yang bersertifikasi, dikarenakan benih yang bersertifikasi dikelola secara komersil untuk di perjual belikan sedangkan benih non sertifikasi lebih murah karena benih yang di gunakan adalah benih ulangan.

6.1.2 Pupuk