Risiko Portofolio Kerangka Pemikiran Teoritis

23

3.1.2 Risiko Portofolio

Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan deviation terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber 1995 terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya yaitu perhitungan nilai varian variance, standar baku standard deviation dan koefisien variasi coefficient variation. Standar baku merupakan akar kuadrat dari perhitungan nilai varian, sedangkan koefisien variasi merupakan rasio antara nilai standar baku dengan nilai expected return . Expected return merupakan nilai atau hasil yang diharapkan oleh pelaku usaha. Expected return didapat dari peluang dengan return yang didapat oleh pelaku usaha dalam usahanya. Alat penilaian risiko dengan varian dan standar baku seringkali dianggap kurang tepat jika dibandingkan dengan penerimaan return. Varian dan standar baku hanya menunjukkan nilai risiko yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dengan hasil yang diharapkan expected return, sehingga kurang tepat untuk penilaian risiko. Model perhitungan yang paling tepat untuk menilai risiko adalah koefisien variasi. Koefisien variasi adalah ukuran risiko yang sudah memperhitungkan antara nilai risiko yang dihadapi perusahaan dan perbandingannya dengan setiap satu satuan penerimaan return yang diperoleh perusahaan. Koefisien variasi dapat membandingkan dengan satuan yang sama. Dengan demikian, pengambil keputusan dapat mengambil keputusan untuk menentukan sikap dalam memilih kegiatan usaha yang dijalankan dengan besarnya risiko yang dihadapi. Setiap pelaku usaha memiliki perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko, perilaku tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut Robison dan Barry, 1987 : a. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko risk aversion. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan, maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasaan. b. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko risk taker. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan, 24 maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan. c. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko risk neutral. Sikap ini menunjukkan jika terjadi kenaikan ragam dari keuntungan, maka pembuat keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan. Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya adalah dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset ini dinamakan dengan diversifikasi. Kountur 2008, menyatakan bahwa diversifikasi adalah cara menempatkan aset atau harta dibeberapa tempat sehingga jika salah satu tempat mengalami kerugian, maka tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengurangi dampak dari risiko. Menurut Robison dan Barry 1987, faktor utama yang mempengaruhi diversifikasi adalah korelasi antara pengembalian aset; jumlah aset yang dimiliki; dan skala ekonomi dalam produksi. Teori diversifikasi atau portofolio merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau aset Harwood et al,. 1999. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal kedalam berbagai macam investasi dengan tujuan untuk menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Elton dan Gruber 1995, menyatakan bahwa risiko portofolio lebih kompleks dibandingkan dengan risiko pada aset individu, dimana diharapkan salah satu aset 25 memiliki return yang baik ketika aset lain memiliki return yang menurun. Dengan demikian, Elton dan Gruber lebih menekankan untuk melakukan kombinasi dua aset atau lebih portofolio. Analisis kombinasi dua aset atau lebih dilakukan untuk menganalisis risiko kombinasi dari semua aset yang mungkin berisiko dibandingkan dengan individual aset. Perhitungan variance menurut Elton dan Gruber 1995 pada portofolio adalah sebagai berikut : k Dimana : σp 2 = Variance portofolio untuk investasi dua aset yang digabungkan σ ij = Covariance antara investasi dua aset yang digabungkan k = Fraction portofolio pada investasi aset i aset pertama 1-k = Fraction portofolio pada investasi aset j aset kedua Covariance antara kedua investasi i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Elton dan Gruber, 1995 : Dimana : ρ ij = Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan j Perhitungan portofolio lebih dari dua aset dikemukakan oleh Diether 2009. Menurut Diether, perhitungan expected return pada risiko portofolio lebih dari dua aset adalah: Erp = waEra + wbErb +… + wnErn Dimana proporsi dari masing-masing aset adalah: wa + wb + … + wn = 1 Sedangkan rumusan perhitungan variance untuk risiko portofolio lebih dari dua aset adalah: σp 2 = w a σ 2 r a + w b σ 2 r b + ··· + w n σ 2 r n + 2w a w b cov r a ,r b + 2w a w c cov r a, r c + ··· + 2w a w n cov r a ,r n + 2w b w c cov r b ,r c + 2w b w d cov r b ,r d + ··· + 2w b w n cov r b ,r n 26 Dimana : E r p : Expected return dari keseluruhan usaha diversifikasi 1,2,…, n w a , w b , …, w n : Fraction proporsi penggunaan masing-masing aset 1,2,…,n σ p 2 : Variance portofolio untuk masing-masing investasi 1,2,…, n cov r a ,r b ;…; r a ,r n ; r b ,r c ;…; r b ,r n : Covariance antara masing-masing aset r a ,r b ;…; r a ,r n ; r b ,r c ;…; r b ,r n Dalam perhitungan nilai covariance pada analisis risiko portofolio , perlu diperhatikan juga nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif relative comovements antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif . Nilai koefisien korelasi antara aset i dan j memiliki nilai maksimum positif satu +1 dan minimum satu -1. Beberapa kemungkinan korelasi diantara kedua aset diantaranya sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 memiliki arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak bersama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 memiliki arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol 0 memiliki arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan lainnya. 4. Nilai koefisien korelasi sama dengan 0,5 memiliki arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan lainnya. Beberapa nilai koefisien tersebut dapat menunjukkan bagaimana risiko portofolio yang dihadapi dibandingkan dengan risiko masing-masing aset atau spesialisasi. Pada penelitian ini, koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai +1 atau memiliki korelasi positif diantara komoditas yang digabungkan. Penilaian ini didasarkan pada jika adanya peningkatan pengendalian hama dan penyakit pada aset satu, maka aset lainnya juga dilakukan peningkatan pengendalian hama dan penyakit. Adanya diversifikasi dapat memberikan peningkatan investasi dalam peningkatan produksi. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang didapat perusahaan dan pendapatan yang akan diterima perusahaan dengan harapan dapat memperkecil risiko. 27

3.1.3 Strategi Pengelolaan Risiko