16 Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diperoleh sumber-sumber yang
menjadi risiko adalah faktor cuaca, iklim, suhu, hama dan penyakit, kerusakan teknismekanis, efektivitas penggunaan input SDM. Hal tersebut juga diduga
menjadi sumber-sumber risiko pada pengusahaan tanaman hias dan tanaman buah yang diteliti pada penelitian ini.
2.2.2 Metode Analisis Risiko
Metode analisis yang dipakai pada umumnya dalam pengukuran risiko antara lain variance, standar devationi, dan coefficient variation Elton dan
Gruber, 1995. Dimana untuk menghitung variance, sebelumnya harus mengetahui peluang dan expected return dari suatu kejadian dalam menjalankan
usaha. Alat ukur risiko ini digunakan untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil yang diperoleh perusahaan.
Semakin kecil nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation nya maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Alat ukur risiko ini dilakukan pula
pada penelitian Ginting 2009, Safitri 2009, Silaban 2011, Sianturi 2011 dan Panggabean 2011.
Selain metode analisis alat ukur risiko dengan variance, standard deviation,
dan coefficient variation, dapat pula dilakukan metode analisis lain. Metode analisis lain dilakukan pada penelitian Firmansyah 2009 yang meneliti
risiko portofolio pemasaran sayuran organik. Penelitian ini menggunakan metode analisis single-index portofolio dengan bantuan Software SPSS.
2.2.3 Strategi Pengelolaan Risiko
Strategi pengelolaan
risiko diperlukan untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan. Pada penelitian Ginting 2009, strategi pengelolaan
risiko produksi yang diterapkan adalah strategi preventif, yaitu meningkatkan kualitas perawatan untuk menangani iklim dan cuaca dengan meningkatkan
intensitas penyiraman, membersihkan area produksi untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, melakukan perencanaan pembibitan yang baik dengan
kualitas bahan baku yang baik, mengembangkan sumberdaya manusia dengan mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang jamur tiram putih, serta
menggunakan peralatan yang steril. Strategi yang berbeda dikemukakan oleh
17 Firmansyah 2009, dimana strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran
sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau penjualan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak
agen atau distributor serta melakukan kerjasama dengan supermarket-supermarket atu toko-toko.
Penelitian Safitri 2009 mengenai analisis risiko produksi daun potong, didapat strategi pengelolaan risiko yaitu dengan melakukan kegiatan diversifikasi
dan pola kemitraan. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Sianturi 2011, dimana strategi yang pengelolaan yang dilakukan adalah kegiatan diversifikasi
dengan cara memilih kombinasi komoditas yang paling rendah risikonya. Begitu pula penelitian yang dilakukan Silaban 2011 menggunakan strategi pengelolaan
risiko dengan diversifikasi, penerapan teknologi baru, serta peningkatan manajemen perusahaan yang tepat dan terarah. Strategi diversifikasi merupakan
strategi yang sama diterapkan dalam penelitian ini untuk meminimalkan risiko. Sama halnya penelitian Panggabean 2011 yang menggunakan strategi
diversifikasi pada tiga komoditas anggrek. Strategi lain pada penelitian Panggabean adalah dengan integrasi vertikal, kontrak pemasaran, dan perbaikan
sarana produksi. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka terdapat persamaan dan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan terdapat pada alat analisis yang digunakan, yaitu dengan variance, standard deviation, dan
coefficient variation seperti yang dilakukan pada penelitian Safitri 2009, Ginting
2009, Silaban 2011, Sianturi 2011 serta Panggabean 2011. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari
segi komoditas yang diteliti. Penelitian ini meneliti komoditas tanaman hias dan bibit tanaman buah, sedangkan penelitian terdahulu seperti Safitri 2009 meneliti
daun potong Asparagus bintang dan Philodendron merble, Firmansyah 2009 meneliti sayuran organik brokoli, wortel, tomat, dan jagung, Ginting 2009
meneliti jamur tiram putih, Silaban 2011 meneliti ikan hias discus, lobster, dan manvis dan Sianturi 2011 melakukan penelitian pada komoditas bunga krisan,
kalandiva, kalanchoe, dan kastuba, serta Panggabean 2011 meneliti pada komoditas anggrek. Perbedaan juga terdapat pada perusahaan yang diteliti dengan
18 melihat kegiatan diversifikasiportofolio yang dapat meminimalkan risiko.
Adapun studi terdahulu yang berkaitan dengan risiko dapat dilihat pada Tabel 4.
T
abel 4. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Mengenai Risiko
Nama Penulis Tahun
Judul Metode Analisis
Firmansyah 2009 Risiko Portofolio Pemasaran
Sayuran Organik pada Perusahaan Permata Hati Organic
Farm Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Analisis Risiko melalui Metode Single
Indeks Portofolio dan
Analaisis Koefisien Korelasi.
Ginting 2009
Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru
di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi.
Panggabean 2011
Analisis Diversifikasi Anggrek Dendrobium pada Permata
Anggrek di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.
Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi
dan portofolio.
Safitri 2009
Analisis Risiko Produksi Daun Potong di PT Pesona Daun Mas
Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Analisis Risiko pada kegiatan spesialisasi
dan portofolio.
Sianturi 2011
Analisis Risiko Pengusahaan Bunga Pada PT Saung Mirwan
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Analisis risiko pada kegiatan
diversifikasiportofolio .
Silaban 2011
Analisis Risiko Produksi Ikan Hias Pada PT Taufan Fish di
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Analisis risiko pada kegiatan
diversifikasiportofolio .
19
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis