Konsep Risiko Kerangka Pemikiran Teoritis

19 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan dengan risiko. Teori-teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1.1 Konsep Risiko

Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian, ada beberapa pengertian mengenai definisi risiko untuk membantu memahami konsep risiko dengan lebih jelas. Menurut Robison dan Barry 1987 menyitir pendapat Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat keputusan berdasarkan pengalaman. Harwood, et al 1999 mendefinisikan risiko adalah proses kegiatan yang menimbulkan kejadian yang tidak dapat ditangani, sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak yang mengalaminya. Robison dan Barry 1987 yang menyitir pendapat Frank Knight membedakan antara risiko dan ketidakpastian berdasarkan informasi yang tersedia untuk menghasilkan probabilitas. Jika pembuat keputusan menghadapi situasi yang sama dengan kejadian di masa lalu dan tersedianya informasi untuk mengukur probabilitas maka situasi tersebut dikatakan risiko, sedangkan jika tidak tersedianya informasi untuk mengukur probabilitas maka situasi tersebut dikatakan ketidakpastian. Debertin 1986 menyatakan bahwa risiko merupakan kondisi dimana peluang terjadinya suatu kejadian sudah dapat diperhitungkan dengan baik oleh si pembuat keputusan. Debertin 1986 juga membedakan antara konsep risiko dan ketidakpastian. Pertanian terjadi dalam lingkungan yang ditandai dengan risiko dan ketidakpastian. Rangkaian kejadian risiko dan ketidakpastian dapat dilihat pada Gambar 2. Menurut Debertin 1987, ketidakpastian lingkungan adalah kemungkinan hasil dan kemungkinan kejadian tersebut tidak dapat diketahui. Sedangkan risiko yaitu antara hasil dan kemungkinan dari suatu kejadian yang dapat diketahui. Gambar 2 menjelaskan bahwa peristiwa di dunia dapat digolongkan menjadi dua situasi, yaitu kejadian yang mengandung risiko risk events dan kejadian yang tidak pasti uncertain events. 20 Probability dan hasil Probability dan hasil tidak dapat diketahui dapat diketahui Risiko risk events Ketidakpastian uncertain events Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko dan Ketidakpastian Sumber : Debertin 1986 Gambar 2 juga menjelaskan mengenai perbedaan antara risiko dan ketidakpastian. Risiko berhubungan dengan suatu kejadian yang hasil akhir dan probabilitas terjadinya dapat diketahui. Ketidakpastian berhubungan dengan kejadian yang hasil akhir dan probabilitas terjadinya tidak dapat diketahui. Kountur 2008 menyatakan bahwa secara sederhana risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap sebagai risiko, yaitu merupakan suatu kejadian; kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, bisa saja terjadi bisa saja tidak terjadi; dan jika sampai terjadi, akan menimbulkan kerugian. Jika salah satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka pernyataan itu bukan merupakan risiko. Harwood, et al. 1999 menyatakan beberapa jenis risiko yang dapat dihadapi oleh pelaku usaha diantaranya adalah : 1. Risiko Produksi Yield risk Risiko produksi merupakan kegagalan yang terjadi dalam proses budidaya atau proses menghasilkan suatu komoditas yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Bentuk umumnya berhubungan dengan keadaan alam seperti curah hujan yang tidak menentu, perubahan cuaca yang tidak sesuai dengan perkiraan, serta serangan hama dan penyakit yang tidak terkontrol. 2. Risiko Pasar atau Harga Market risk Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi akibat dari tidak stabilnya harga komoditi baik yang digunakan sebagai sumber daya atau input maupun output sebagai hasil dari usaha. Selain itu, risiko pasar juga dipengaruhi oleh 21 penurunan jumlah permintaan terhadap output perusahaan, mutu produk yang tidak sesuai, persaingan antar sesame produsen, kegaglan strategi pemasaran, dan kelemahan daya tahan tawar perusahaan dibandingkan pembeli. 3. Risiko Kelembagaan Institusional risk Risiko kelembagaan merupakan risiko yang disebabkan perubahan- perubahan kebijakan makro dan mikro oleh pemerintah atau lembaga pembuat kebijakan dalam bidang pertanian. Perubahan kebijakan ini dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan usaha perusahaan, contohnya berupa kebijakan harga bibit tanaman, kebijakan harga jual, kebijakan penggunaan pupuk kimia dan kebijakan ekspor impor. 4. Risiko Sumber Daya Manusia Personal risk Risiko sumber daya manusia yaitu rsisiko yang dihadapi perusahaan yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam melakukan usaha. Risiko ini dapat menyebabkan kerugian, contohnya ketika melakukan kesalahan pencatatan data, kelalaian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, pencurian, rusaknya fasilitas produksi, mogok kerja, ataupun meninggalnya tenaga kerja pada saat menjalankan tugas. 5. Risiko Keuangan Financial risk Risiko keuangan merupakan bentuk-bentuk risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan bidang keuangan, khususnya dalam hal permodalan. Jika perusahaan memiliki modal yang berasal dari pinjaman bank, maka akan berhadapan dengan tingkat suku bunga kredit. Selain itu, kenaikan Upah Minimum Regional UMR, piutang hutang yang macet dan aliran uang yang rendah juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan dihadapkan pada risiko keuangan. Kountur 2008, menyatakan bahwa risiko dapat diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan sudut pandang kejadian yang terjadi. 1. Risiko dari Sudut Pandang Penyebab Risiko dapat dilihat dari sudut pandang sebab terjadinya risiko. Ada dua macam risiko apabila dilihat dari sudut pandang sebab terjadinya, yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan 22 oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan, yaitu manusia, teknologi dan alam. 2. Risiko dari Sudut Pandang Akibat Ada dua kategori risiko jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan, yaitu risiko murni dan spekulatif. Suatu kejadian bisa berakibat merugikan saja atau bisa berakibat merugikan atau menguntungkan. Apabila suatu kejadian yang berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya keuntungan, maka risiko tersebut dinamakan risiko murni. Contoh risiko murni adalah terjadinya kebakaran yang hanya memungkinkan terjadinya kerugian dan tidak memungkinkan adanya keuntungan. Risiko spekulatif adalah risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya kerugian, tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan. Contohnya risiko investasi, jika melakukan investasi bisa saja menimbulkan kerugian dan bisa saja menimbulkan keuntungan. 3. Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas dilihat dari jumlah aktivitas yang ada. Contohnya adalah risiko kredit, dimana adanya aktivitas pemberian kredit oleh bank. Selain itu, orang menghadapi risiko dalam melakukan aktivitas perjalanan disebut dengan risiko perjalanan. 4. Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Risiko dapat dikelola dengan baik jika dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Hal ini dikarenakan dengan menyatakan risiko berdasarkan kejadian, maka dapat diketahui cara-cara apa yang akan dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Contohnya adalah risiko kebakaran, dimana kejadian yang terjadi adalah kebakaran. Menurut Lam 2008, terdapat tiga jenis risiko utama yaitu risiko pasar, risiko pergerakan harga yang berdampak negatif terhadap perusahaan; risiko kredit, risiko kegagalan pelanggan, pihak ketiga atau pemasok untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya; dan risiko operasional, risiko kegagalan orang, proses dan sistem, atau risiko terjadinya suatu peristiwa eksternal misalnya gempa bumi dan kebakaran yang berdampak negative terhadap perusahaan. 23

3.1.2 Risiko Portofolio