6 tanaman buah, memberikan dampak pula bagi peningkatan pendapatan petani
tanaman buah. Daerah sentra pengembangan tanaman hias yaitu Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Lampung, Sumatera dan Sulawesi dimana Jawa Barat merupakan daerah penghasil tanaman
hias terbanyak Dirjen Hortikultura, 2011 b. Jawa Barat juga merupakan salah satu daerah sentra pengembangan tanaman buah di Indonesia Dirjen Hortikultura,
2011 a. Salah satu daerah di Jawa Barat yang merupakan sentra tanaman hias dan tanaman buah adalah Kota Depok. Hal ini ditunjang oleh potensi pasar yang
sangat baik, masih tersedianya lahan, potensi sumberdaya manusia yang besar, serta kondisi iklim Kota Depok yang sesuai untuk menghasilkanmemproduksi
tanaman hias dan tanaman buah. Sawangan merupakan salah satu daerah perdagangan tanaman hias yang terletak di Kota Depok. PT Istana Alam Dewi
Tara merupakan perusahaan besar didaerah Sawangan yang mengusahakan tanaman hias dan bibit tanaman buah untuk memenuhi permintaan pasar.
I.2 Perumusan Masalah
PT Istana Alam Dewi Tara atau disebut sebagai “Istana Alam Nursery” merupakan salah satu perusahaaan yang bergerak dibidang tanaman hias yang
meliputi bidang usaha produksi tanaman, distribusi dan pemasaran. Tidak hanya tanaman hias, seiring dengan perkembangan zaman dan adanya permintaan
konsumen yang tidak menentu serta untuk lebih memperlengkap usaha, maka perusahaan ini mencoba untuk mengusahakan pula bibit tanaman buah. Tanaman
hias yang diusahakan di PT Istana Alam Dewi Tara seperti tanaman hias quisqualis
dan mandevilla, sedangkan bibit tanaman buah yang diusahakan di PT Istana Alam Dewi Tara seperti bibit lengkeng dan bibit rambutan. PT Istana Alam
Dewi Tara merupakan perusahaan yang selalu mengembangkan usahanya terlihat dari penambahan unit bisnis yang berada di Cinangka II dan Pluit, serta
penambahan jenis komoditas yang diusahakan sesuai dengan permintaan pasar. Hal inilah yang menjadikan PT Istana Alam Dewi Tara dapat bertahan hingga saat
ini.
7 Berbagai teknologi telah dikembangkan dalam mendukung kegiatan
produksi tanaman hias quisqualis, mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan. Teknologi yang digunakan salah satunya adalah teknik perbanyakan
tanaman. Teknik perbanyakan tanaman hias dan bibit tanaman buah di PT Istana Alam Dewi Tara dilakukan dengan cara perbanyakan vegetatif. Perbanyakan
tanaman hias quisqualis dan mandevilla dilakukan dengan cara stek pucuk, sedangkan produksi bibit lengkeng dan rambutan dilakukan dengan cara cangkok.
Teknologi lain yang digunakan dalam produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah, yaitu penggunaan sprinkle pada proses penyiramannya. Sprinkle merupakan
alat penyiraman yang dapat menyiram tanaman secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu penyiraman, sehingga dapat menghemat tenaga kerja dalam
melakukan penyiraman. Tanaman hias dan bibit tanaman buah memiliki prospek baik untuk
dikembangkan, namun dalam proses produksibudidayanya memerlukan penanganan yang lebih intensif. Penanganan yang lebih intensif pada proses
produksi sangat diperlukan, karena dalam proses produksi sering dihadapkan pada kendala-kendala. Diantara kendala-kendala yang dihadapi dalam
produksibudidaya tanaman hias dan bibit tanaman buah yaitu adanya tingkat risiko pada proses produksinya. Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti
yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan Kountur 2004. Kerugian yang ditimbulkan dalam kegiatan produksi
dapat mempengaruhi hasil produksi dan keuntungan yang didapat oleh pelaku usaha. Adanya risiko produksi pada tanaman hias dan bibit tanaman buah dapat
dilihat dari variasifluktuasi tingkat keberhasilan tanaman hias quisqualis dan mandevilla
dan bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan yang dihasilkan. Ini dapat dilihat pada Gambar 1.
8 Gambar 1. Keberhasilan Produksi Quisqualis, Mandevilla, Lengkeng dan
Rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara pada Januari 2010-Maret 2011
Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara Tahun 2011 Berdasarkan Gambar 1,
tingkat keberhasilan pada perbanyakan tanaman hias quisqualis
, mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan mengalami fluktuasivariasi dalam produksinya. Dilihat dari gambar, secara keseluruhan
memiliki pola fluktuasi yang sama. Hal ini dikarenakan periode produksi yang dilakukan pada keempat komoditas dilakukan secara bersama-sama sehingga
faktor cuaca serta serangan hama dan penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman juga berdampak secara bersamaan. Bulan Januari hingga September
tahun 2010 keempat komoditas secara bersamaan mengalami penurunan tingkat keberhasilan, Sedangkan pada bulan September hingga Desember tahun 2010,
secara bersamaan mengalami peningkatan keberhasilan, dan pada bulan Desember 2010 hingga bulan Maret 2011 mengalami penurunan kembali tingkat
keberhasilannya. Keberhasilan tertinggi pada keempat komoditas didapat pada periode Oktober hingga Desember dengan tingkat keberhasilan quisqualis 79,6
persen, mandevilla 87,6 persen, lengkeng 75,9 persen, dan rambutan 70,9 persen. Keberhasilan terendah didapat pada periode Juli hingga September, yaitu untuk
Quisqualis 42,5 persen, mandevilla 50,7 persen, lengkeng 48,3 persen dan rambutan 40,2 persen.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Jan-Mar Apr-Jun
Jul-Sept Okt-Des
Jan-Mar
Keberhasilan
Periode Produksi
Quisqualis Mandevilla
Lengkeng Rambutan
9 Produksi
tanaman hias
quisqualis , mandevilla dan bibit tanaman buah
lengkeng, rambutan dilakukan pada tiga bulan sekali. Berdasarkan wawancara, produksi dilakukan sesuai dengan proses produksiperbanyakan tanaman hias
quisqualis dan mandevilla selama tiga bulan. Pada bulan lain perusahaan dapat memproduksi jenis tanaman hias dan bibit tanaman buah lain. Sehingga setiap
bulan perusahaan dapat memproduksi setiap tanaman hias dan bibit tanaman buah yang ada pada perusahaan.
Awal perbanyakan yang dilakukan untuk quisqualis dan mandevilla setiap produksi sebanyak 600 perbanyakan dengan jumlah indukan tanaman yang
dijadikan untuk perbanyakan adalah 60 tanaman, dimana satu pohon indukan dapat menghasilkan 10 stek perbanyakan. Untuk bibit lengkeng dan rambutan,
perbanyakan yang dilakukan sebanyak 700 perbanyakan dengan jumlah indukan yang dijadikan perbanyakan sebanyak 70 tanaman dimana satu pohon indukan
dapat menghasilkan 10 hasil cangkokkan. Penentuan 10 jumlah perbanyakan dalam satu indukan didasarkan atas pertimbangan untuk menjaga pertumbuhan
dan kesehatan tanaman agar tetap terjaga dengan baik. Secara umum, untuk perbanyakan tanaman hias dengan stek dapat menghasilkan 10 hingga 15 stekkan
dari tanaman induk. Perbanyakan untuk tanaman buah dengan cangkok dapat menghasilkan 10 hingga 20 cangkokkan dari tanaman induk Purnomosidhi, et al.,
2007. Hasil yang diperoleh untuk setiap produksi dengan jumlah perbanyakan
yang sama, menghasilkan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda atau berfluktuasi. Tingkat keberhasilan yang diperoleh untuk masing-masing
komoditas tidak sesuai dengan standar keberhasilan yang diinginkan. Dimana standar tingkat keberhasilan optimal yang diinginkan perusahaan untuk tanaman
hias adalah 90 persen, sedangkan tingkat keberhasilan bibit tanaman buah yang diinginkan perusahaan adalah 80 persen. Adanya fluktuasi keberhasilan yang
tidak sesuai dengan standar perusahaan, megindikasikan adanya risiko produksi pada PT Istana Alam Dewi Tara dalam mengusahakan tanaman hias dan bibit
tanaman buah. Selain risiko produksi juga terdapat risiko harga dalam usaha budidaya
tanaman, sumber utama risiko harga adalah ketidakpastian harga produk ketika
10 perusahaan membuat keputusan untuk melakukan perbanyakan atau menanam.
Untuk harga yang ditawarkan perusahaan dari setiap periode produksi pada komoditas quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan yaitu sebesar Rp
35.000, Rp 35.000, Rp 60.000, Rp 50.000. Penetapan harga tersebut tidak mengalami fluktuasi atau selalu konstan, sehingga dengan penetapan harga
konstan maka perusahaan tidak mengalami risiko harga.
4
Fluktuasi keberhasilan yang dihasilkan PT Istana Alam Dewi Tara disebabkan adanya risiko dalam produksinya. Risiko produksi berasal dari
perubahan cuaca atau iklim yang terjadi, serangan hama dan penyakit, teknik perbanyakan yang kurang tepat, tenaga kerja yang kurang terampil dalam proses
produksi, serta kondisi peralatan dan bangunan yang kurang mendukung. Penanganan yang khusus sangat diperlukan pada proses produksi seperti
penentuan cara perbanyakan tanaman yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing tanaman, pemilihan media tanam yang tepat, pemakaian peralatan
produksi yang bersih dan steril, perbaikan peralatan dan bangunan yang memadai, penanganan hama dan penyakit yang sesuai serta pengawasan tenaga kerja.
Risiko yang terdapat pada produksi quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan dapat menyebabkan fluktuasi hasil produksi. Agar dapat mencegah
besarnya kerugian dalam produksi quisqualis, mandevilla, bibit lengkeng dan rambutan maka perlu dilakukan strategi yang tepat terhadap risiko produksi yang
ada. Dalam melakukan usahanya, PT Istana Dewi Tara melakukan diversifikasi
produk tanaman hias dan bibit tanaman buah. Diversifikasi yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara adalah dengan mengusahakan tanaman hias quisqualis,
mandevilla dan bibit tanaman buah lengkeng, rambutan. Diversifikasi merupakan kegiatan mengusahakan beberapa aktivitaskegiatan usaha yang ditujukan untuk
meminimalkan risiko yang ada. Dengan demikian, diversifikasi merupakan salah satu cara yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara untuk mengurangi risiko
yang terjadi pada kegiatan produksi quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan. Hal ini menjadi bahan kajian dalam penelitian mengenai strategi
4
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Pak Fathul Maki Manajer Produksi dan Pemasaran PT Istana Alam Dewi Tara [10 Mei 2011]
11 perusahaan dalam mengendalikan sumber-sumber yang menyebabkan risiko untuk
dapat meminimalkan risiko. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan di
bahas dalam penelitian, yaitu : 1.
Apakah diversifikasi yang dilakukan PT Istana Alam dapat meminimalkan risiko produksi?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara dalam
menghadapi permasalahan risiko?
1.3 Tujuan Penelitian