Analisis Pendapatan PT Istana Alam Dewi Tara Perencanaan

64

5.6 Analisis Pendapatan PT Istana Alam Dewi Tara Perencanaan

finansial merupakan rencana bagaimana memperoleh dan mengalokasikan dana, dimana dana yang digunakan dalam kegiatan usaha tanaman hias dan bibit tanaman buah pada PT Istana Alam Dewi Tara bersumber dari modal pemilik. Perencanaan keuangan yang dilakukan perusahaan yaitu dengan mengkalkulasikan biaya dengan penerimaan yang diperoleh PT Istana Alam Dewi Tara dalam usaha quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan. Hasil dari analisis tersebut adalah perhitungan pendapatan yang diperoleh PT Istana Alam Dewi Tara dari mengusahakan tanaman hias dan bibit tanaman buah. a. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal melakukan kegiatanusaha dan pada saat tertentu dengan tujuan memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Pengeluaran biaya investasi pada umumnya dilakukan satu kali atau lebih pada saat usaha belum berproduksi dan baru akan menghasilkan manfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT Istana Alam Dewi Tara dalam mengusahakan tanaman hias dan bibit tanaman buah dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Investasi Tanaman Hias dan Bibit Tanaman Buah pada PT Istana Alam Dewi Tara Tahun 2010 Barang Investasi Umur Teknis thn Jml Total Biaya Rp Penyusutan RpTh Persentase Green House 10 1 60.000.000 6.000.000 18,60 Gedung kantor 10 1 100.000.000 10.000.000 31,00 Mistroom 10 1 35.000.000 3.500.000 10,85 Row area 10 1 50.000.000 5.000.000 15,50 Sprinkle 5 2 300.000 60.000 0,19 Mobil 10 1 70.000.000 7.000.000 21,70 Power spraying 5 1 1.800.000 3.600.000 1,12 Gunting 4 4 120.000 30.000 0,09 Gembor 3 4 80.000 26.667 0,08 Cangkul 4 2 40.000 10.000 0,03 Tang 5 2 40.000 8.000 0,25 Troly 5 1 500.000 100.000 0,31 Mangkoknampan 4 4 40.000 10.000 0,03 Molen Pengaduk 10 1 1.500.000 150.000 0,47 Total 319.420.000 32.254.667 100 Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara 2010 65 Berdasarkan Tabel biaya investasi yang didapat, maka gedung kantor dan mobil, greenhouse dan row areabedengan memberikan kontribusi biaya yang paling tinggi dalam investasi. Gedung kantor memiliki biaya investasi yang paling besar dengan pengusahaan tanaman hias dan bibit tanaman buah. Gedung kantor sebagai tempat kegiatan administrasi dan keuangan serta yang berkaitan dengan pendataan dalam pengusahaan tanaman hias dan bibit tanaman buah. Biaya investasi terbesar kedua dikeluarkan untuk pembelian mobil. Mobil berfungsi sebagai alat transportasi yang digunakan untuk proses distribusi tanaman hias dan bibit tanaman buah. Biaya investasi lainnya yang cukup tinggi adalah greenhouse, row area dan mistroom yang berperan penting pula dalam pengusahaan tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan di PT Istana Alam Dewi Tara. b. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, termasuk biaya produksi, biaya pemeliharaan, dan lainnya yang mnunjukkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap variabel. 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan, biasanya biaya tetap dikeluarkan setiap tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rincian Biaya Tetap Tanaman Hias dan Bibit Tanaman Buah di PT Istana Alam Dewi Tara pada Tahun 2010 Jenis Biaya Jumlah Biaya Rp Persentase Gaji Karyawan 76.800.000 57,35 Pajak Kendaraan 1.268.000 0,95 Alat Tulis Kantor 760.800 0,57 Biaya Listrik 477.800 11,36 Biaya Promosi 15.261.000 5,68 Biaya Penyusutan 32.254.667 24,09 Total 133.907.467 100 Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara 2010 66 Berdasarkan Tabel biaya tetap, didapat bahwa proporsi biaya tetap terbesar yang ada di PT Istana Alam Dewi Tara pada gaji karyawan sebesar 57,35 persen. Biaya gaji karyawan merupakan gabungan dari biaya gaji karyawan bagian produksi dan perawatan tanaman. Berdasarkan biaya tetap tersebut, dapat dikatakan bahwa sebagian besar biaya tetap yang dikeluarkan adalah untuk gaji tenaga kerja. Biaya besar lainnya yang dikeluarkan adalah untuk promosi dan pembelian alat tulis kantor. 2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dengan jumlah yang dipengaruhi oleh output yang dihasilkan pada periode tertentu. Biaya variabel yang dikeluarkan PT Istana Alam Dewi Tara adalah untuk pembelian pot, polybag , pupuk, media tanam, pestisida, plastik, bambu, kawat, label, rapid root, dan rootone F. Adapun rincian biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT Istana Alam Dewi tara untuk mengusahakan tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rincian Biaya Variabel Tanaman Hias dan Bibit Tanaman Buah di PT Istana Alam Dewi Tara pada Tahun 2010 Jenis Biaya Jumlah Biaya Persentase Polybag 1.630.500 3,89 Pot 20 cm 13.044.000 31,10 Media tanam 6.310.800 15,05 Pupuk 15.075.000 35,94 Pestisida 1.292.800 3,08 Plastik 112.000 0,27 Bambu 1.625.500 3,88 Kawat 180.000 0,43 Label 1.630.500 3,89 Rapid Root 480.000 1,14 Rootone F 112.000 1,33 Total 41.941.100 100 Sumber : PT Istana Alam Dewi Tara 2010 Berdasarkan Tabel diatas, biaya variabel terbesar yang dikeluarkan adalah biaya untuk pupuk sebesar 35,94 persen. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan biaya pupuk yang dikeluarkan besar dan pupuk merupakan input produksi yang penting untuk pertumbuhan tanaman, dan berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman. Biaya besar lainnya yang dikeluarkan adalah biaya untuk pot dan media tanam. 67 Penerimaan yang diperoleh PT Istana Alam Dewi Tara didapat dari penjualan tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan dengan harga masing-masing tanaman. Penjualan yang dilakukan selama proses produksi tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan pada bulan april tahun 2010 hingga bulan maret tahun 2011 adalah 1950 pot quisqualis, 2219 pot mandevilla, 2169 pot bibit lengkeng, dan 1994 pot bibit rambutan. Harga output untuk masing-masing tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan pada tahun 2010 hingga tahun 2011 adalah Rp 35.000pot, Rp 35.000pot, Rp 60.000pot, dan Rp 50.000pot. Total penerimaan PT Istana Alam Dewi Tara pada Januari 2010 hingga Maret 2011 adalah sebesar 375.755.000. Penerimaan PT Istana Alam Dewi Tara selama satu tahun pada tahun 2010 adalah sebesar 294.825.000. Besarnya total biaya dan total penerimaan serta analisis pendapatan PT Istana Alam Dewi Tara pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias dan Bibit Tanaman Buah PT Istana Alam Dewi Tara pada Tahun 2010 Uraian Nilai Rp A. Penerimaan 294.825.000 B. Biaya Operasional a. Biaya Tetap 133.907.467 b. Biaya Variabel 41.941.100 C. Total Biaya Operasional a+b 175.848.567 D. Pendapatan A-C 118.976.433 E. RC AC 1,68 Berdasarkan hasil analisis pendapatan, diperoleh bahwa pendapatan atas biaya operasional pendapatan total yang diterima PT Istana Alam Dewi Tara dalam memproduksi tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan adalah sebesar 118.976.433. Nilai ratio RC yang diperoleh adalah sebesar 1,68. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan produksi keempat komoditas tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar 1,68. Oleh karena itu, berdasarkan analisis pendapatan diperoleh bahwa usaha tanaman quisqualis, mandevilla, lengkeng, dan rambutan merupakan usaha yang menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini dilihat dari nilai RC yang didapat lebih dari satu, dimana nilai RC lebih dari satu menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan menguntungkan dan dapat tetap dijalankan. Sebaliknya, jika nilai RC 68 kurang dari satu menunjukkan bahwa usaha tersebut mengalami kerugian dan sebaiknya usaha tersebut tidak diteruskan. 69 VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DAN BIBIT TANAMAN BUAH

6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko