Penetapan Kapasitas produksi ASPEK TEKNIS TEKNOLOGIS

22 Manfaat ekonomi dapat berupa harga terendah, produk terbaik, dan pelayanan terbaik Kotler 2008. Dari segi harga, surfaktan MES ini memberikan harga yang terjangkau. Harga surfaktan anionik berada dalam kisaran 1,5 U - 2 U atau dalam kurs rupiah sekitar Rp. 13.553 – Rp 18.070. Harga surfaktan MES ini ditetapkan sebesar Rp. 1,7 U atau sekitar Rp. 15.360. Produk terbaik adalah memenuhi persyaratan sebagai surfaktan EOR yaitu salah satunya dapat menghasilkan tingkat perolehan minyak sebesar 15-20 dari Original Oil in Place. Pelayanan terbaik adalah dengan memberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Kotler 2008 selain manfaat ekonomi, emosi memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan pembelian bisnis. Jauh dari kesan dingin, penuh perhitungan, dan impersonal, pembeli bisnis adalah manusia dan makhluk sosial juga. Mereka bereaksi terhadap alasan dan emosi. Ketika tawaran pemasok hampir sama, pembeli bisnis hanya mempunyai sedikit dasar bagi pilihan rasional yang ketat.

4.2 ASPEK TEKNIS TEKNOLOGIS

4.2.1 Lokasi Industri Lokasi industri yang akan dibangun berada di dalam kawasan PT. Mahkota Indonesia. Hal ini mempertimbangkan gas SO 3, udara kering, dan kebutuhan utilitas yaitu air, steam, dan listrik dipasok oleh perusahaan tersebut. Lokasi industri sendiri berada di Jalan Raya Bekasi Km. 21, Pulogadung, Jakarta Utara 14250. Gambar 8 menunjukan foto PT. Mahkota Indonesia. Gambar 8. Foto PT. Mahkota Indonesia

4.2.2 Penetapan Kapasitas produksi

Penetapan kapasitas produksi mempertimbangkan tiga hal yaitu kemampuan pasar menyerap produk, ketersediaan bahan baku, dan kemampuan teknis. 1 Kemampuan pasar menyerap produk Salah satu faktor yang digunakan dalam penentuan kapasitas produksi adalah batasan permintaan yang telah diketahui dulu dalam perhitungan market share. Aspek pasar 23 menunjukkan bahwa market share yang hendak diambil adalah surfaktan MES untuk satu lapangan minyak yaitu sebesar 18 ton surfaktanhari 2 Ketersediaan bahan baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi surfaktan MES adalah metil ester dari minyak kelapa sawit. Analisis ketersediaan bahan baku ini dengan melihat terlebih dahulu ketersediaan minyak sawit di Indonesia. Menurut data dari Kementrian Perindustrian, ketersediaan dan pemanfaatan minyak kelapa sawit ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5. Ketersediaan dan pemanfaatan minyak kelapa sawit di Indonesia Uraian Satuan Tahun 2007 2008 2009 Luas lahan kelapa sawit Ribu Ha 6.766 7.363 7.508 Produksi minyak kelapa sawit Ribu Ton 17.373 17.800 18.640 Eksport minyak kelapa sawit Ribu Ton 5.701 8.597 9.566 Pemanfaatan industri dalam negeri Ribu ton 11.762 9.203 9.074 Sumber :KementrianPerindustrian 2009 Tabel 5 menunjukan bahwa peluang ketersediaan minyak kelapa sawit masih besar dilihat dari produksi minyak kelapa sawit semakin meningkat namun peningkatan ini tidak diimbangi dengan nilai tambah dari komoditas kelapa sawit. Nilai ekspor minyak kelapa sawit cenderung terus meningkat. Selanjutnya untuk menjadi surfaktan MES, minyak kelapa sawit ini harus diolah terlebih dahulu menjadi metil ester biodiesel. Bila melihat ketersediaan biodiesel, menurut data dari Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Aprobi, kapasitas produksi biodiesel nasional pada tahun 2011 mencapai sekitar 3.982.759 tontahun. Menurut hasil wawancara dengan staf di Kementrian Perindustrian, perusahaan biodiesel hanya beroperasi dengan 30 dari kapasitas terpasang produksinya. Berdasarkan pertimbangan kemampuan pasar menyerap produk, kapasitas produksi industri MES adalah 18 ton tahun. Menurut perhitungan neraca massa, untuk menghasilkan 18 ton surfaktan MES dibutuhkan sekitar 13 ton atau sekitar 3.900 tontahun. Jika dilihat dari ketersediaan metil ester maka masih memungkinkan ketesediaan bahan baku untuk kapasitas produksi 18 tonhari, karena hanya mengambil relatif kecil sekitar 0,09 dari total produksi biodiesel nasional. Perusahaan biodiesel nasional sendiri mencapai 26 perusahaan Lampiran 6. 3 Kapasitas teknis Perencanaan industri harus mempertimbangkan pula kapasitas terpasang pabrik. Bila kapasitas efektif direncanakan adalah sekitar 90 dari kapasitas terpasang maka kapasitas terpasang adalah sebagai berikut: Kapasitas terpasang = kapasitas efektif x = 18 tonhari x 1,11 = 20 tonhari 24 Kapasitas terpasang industri surfaktan MES sebesar 20 tonhari masih memungkinkan untuk dipenuhi baik itu dari segi kemampuan teknis peralatan maupun tenaga kerja manusia.

4.2.3 Proses Produksi