50 2.
Account payable hutang usaha sebesar 45 hari
Hal ini mempertimbangkan perusahaan dapat melakukan kredit pembelian bahan baku dalam jangka waktu 45 hari
3. Inventori persediaan sebesar 15 hari
Hal ini mempertimbangkan bahwa harus ada persediaan untuk minimal satu kapasitas tangki penyimpanan. Kapasitas satu tangki penyimpanan sendiri cukup menyimpan minyak selama 15
hari. Rincian kebutuhan modal kerja ditunjukkan pada Lampiran 8.
4.5.7 Pembiayaan
Pendirian industri surfaktan MES ini dibiayai dengan modal sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan perbandingan 65:35. Hal ini mengacu pada kebijakan salah satu bank yaitu bank mandiri
bahwa maksimal porsi pembiayaan bank baik untuk modal investasi ataupun modal kerja maksimal hanya 65. Tabel 28 menunjukan struktur pembiayaanya.
Tabel 28. Struktur pembiayaan dalam ribuan rupiah
Jenis Kredit Kebutuhan investasi
Rp Modal sendiri 35
Rp Pinjaman 65
Rp
Modal investasi tetap 17.830.701
5.859.855 11.970.846
Modal Kerja 11.500.042
4.025.015 7.475.027
Jumlah 29.330.743
9.884.869 19.445.873
Lama masa peminjaman kredit modal investasi tetap adalah 5 tahun sedangkan untuk kredit modal kerja 2 tahun. Bunga ditetapkan 10 untuk kredit bunga modal investasi tetap maupun modal
kerja. Hal Ini mengacu pada bunga yang diberlakukan di Bank Mandiri untuk pembiayaan industri turunan kelapa sawit. Pembayaran bunga ditetapkan dengan menggunakan metode slidding rate.
Proyeksi pembayaran angsuran bersama bunganya pada tiap tahun ditunjukan pada tabel 29 dan 30. Tabel 29. Angsuran modal investasi tetap dalam ribuan
Tahun Jumlah kredit
Rp Angsuran pokok
Rp Bunga
Rp Jumlah Angsuran
Rp
11.970.846 1
11.970.846 2.394.169
1.197.085 3.591.254
2 9.576.667
2.394.169 957.668
3.351.837 3
7.182.508 2.394.169
718.251 3.112.420
4 4.788.338
2.394.169 478.834
2.873.003 5
2.394.169 2.394.169
239.417 2.633.586
Tabel 30. Angsuran modal kerja dalam ribuan rupiah
Tahun Jumlah kredit
Rp Angsuran pokok
Rp Bunga
Rp Jumlah Angsuran
Rp
7.475.027 1
7.475.027 3.737.514
747.504 4.485.016
2 3.737.514
3.737.514 373.751
4.111.265
51
4.5.8 Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi menggambarkan besarnya keuntungan dan kerugian pada industri ini. Proyeksi ini memuat mengenai pengeluaran dan penerimaan secara keseluruhan. Selisih antara penerimaan
dengan pengeluaran produksi dinamakan laba operasi. Laba operasi setelah pengurangan pajak merupakan laba bersih. Pajak penghasilan ditetapkan sebesar 25. Ini berdasarkan pajak penghasilan
yang berlaku di Indonesia untuk badan perusahaan. Rincian laba rugi industri ditunjukan pada Lampiran 6. Perhitungan laba rugi menunjukan bahwa laba dari tahun-ke tahun mengalami
peningkatan. Pada tahun pertama laba sebesar Rp.7.755.549, tahun kedua sebesar Rp. 8.215.426.000,
dan pada tahun kesepuluh sebesar Rp. 10.632.014.000 Hal ini dikarenakan biaya pembayaran bunga
yang semakin menurun tiap tahunnya dan pada akhir tahun kelima bunga modal investasi tetap telah habis terbayar. Tabel 31 menunjukkan proyeksi laba ruginya.
Tabel 31. Proyeksi laba rugi dalam ribuan rupiah
Tahun Penerimaan
Rp Biaya
Produksi Rp Laba operasi
Pajak Laba bersih
1 82.941.300
72.600.568 10.340.732
2.585.183 7.755.549
2 82.941.300
71.987.399 10.953.901
2.738.475 8.215.426
3 92.157.000
78.699.232 13.457.768
3.364.442 10.093.326
4 92.157.000
78.459.815 13.697.185
3.424.296 10.272.889
5 92.157.000
78.220.398 13.936.602
3.484.151 10.452.452
6 92.157.000
77.980.981 14.176.019
3.544.005 10.632.014
7 92.157.000
77.980.981 14.176.019
3.544.005 10.632.014
8 92.157.000
77.980.981 14.176.019
3.544.005 10.632.014
9 92.157.000
77.980.981 14.176.019
3.544.005 10.632.014
10 92.157.000
77.980.981 14.176.019
3.544.005 10.632.014
4.5.9 Break Even Point BEP