Pengujian Reliabilitas Uji Asumsi Klasik

Tabel 4.28 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel Y Prestasi Kerja No. Butir Pert r- Validitas tabel Keterangan Prestasi kerja 1 Prestasi kerja 2 Prestasi kerja 3 Prestasi kerja 4 Prestasi kerja 5 Prestasi kerja 6 Prestasi kerja 7 Prestasi kerja 8 Prestasi kerja 9 Prestasi kerja 10 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0,30 0,30 .781 .766 .746 .677 .525 .867 .642 .601 .875 .812 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Dari tabel 4.28 diketahui, seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid. Dari uji tersebut ternyata koefesien korelasi semua butir lebih besar dibandingkan skor total di atas r-tabel yaitu sebesar 0,30 sehingga semua butir prestasi kerja dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 9 dan butir yang mempunyai validitas terendah adalah butir 5 dan dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Selanjutnya untuk menguji reabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut : r 11         −     − ∑ 2 2 1 1 t b k k σ σ = Keterangan : k = Banyaknya butir pertanyaan ∑ 2 b = Jumlah varians skor total Universitas Sumatera Utara 2 t Suatu instrumen dapat dikatakan handal reliabel bila makin dekat nilai koefesien Cronbach Alpha kepada angka 1 maka semakin kuat konsistensi internal realibilitas atau memiliki keandalan atau dengtan kata lain lebih besar dari 0,6. = Jumlah varians butir Tabel 4.29 : Reliabilitas Instrumen Instrumen Nilai Cronbach Alpha Kompotensi 0,862 Disiplin Kerja 0,849 Prestasi Kerja 0,924 Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Berdasarkan tabel 4.29 di atas diketahui nilai Cronbach Alpha untuk variabel Kompotensi nilai reliabilitas sebesar 0,862 kemudian nilai reliabilitas Disiplin Kerja sebesar 0,849 dan nilai reliabilitas untuk kinerja karyawan sebesar 0,924. Melihat nilai reliabilitas di atas maka derajat reliabilitas cukup memadai karena di atas 0,6.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan dalam upaya untuk memperoleh hasil analisis regresi yang sahih valid, valid menentukan alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Ada 3 asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: normalitas data, tidak ada multikolinearitas dan tidak ada heteroskedastisitas. Berikut ini pengujian untuk menentukan apakah ketiga asumsi klasik tersebut dipenuhi atau tidak. Universitas Sumatera Utara

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk menganalisis apakah syarat persamaan regresi sudah dipenuhi atau belum dengan melihat gambar normal histogram dan p-plot. Output dari uji normalitas data adalah berupa gambar visual yang menunjukkan jauh-dekatnya titik-titik pada gambar tersebut dengan garis diagonal. Jika data berasal dari distribusi normal, maka nilai- nilai sebaran data yang tercermin dalam titik-titik pada output akan terletak di sekitar garis diagonal. Sebaliknya, jika data berasal dari distribusi yang tidak normal maka titik-titik tersebut tersebar tidak di sekitar garis diagonal terpencar jauh dari garis diagonal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisa grafik dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut : Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama Universitas Sumatera Utara Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal, dari Gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ke kanan dan tidak menceng ke kiri atau normal. Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-P Plot Hipotesis Pertama Universitas Sumatera Utara Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran data pada gambar di atas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang akan di-regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas saling mempengaruhi sangat kuat. Persamaan regresi ganda yang baik adalah persamaaan yang bebasa dari multikolonearitas. Ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam sebuah model regresi dapat dideteksi dengan nilai VIF variance inflactor factor dan nilai toleransi tolerance. Suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai nilai tolerance di atas 0,0001. Dalam model regresi ini, hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.30 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Kompetensi 0.714 1.401 Disiplin Kerja 0.714 1.401 a. Dependent Variabel: Prestasi Kerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Berdasarkan hasil pengolahan pada table IV.30. menunjukkan nilai VIF dan tolerance semua variabel dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas. Hal Universitas Sumatera Utara ini ditunjukkan oleh nilai VIF ketiga variabel tersebut yang besarnya kurang dari 10, dan nilai tolerance jauh melebihi angka 0,0001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini seluruh variabel bebas tidak terjadi masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Deteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam suatu model regresi bisa dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak teratur maka tidak terjadi heteroskedastisitas.Hasil dari pelaksanaan uji heteroskedastisitas terlihat pada Gambar 4.3 berikut ini: Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama Universitas Sumatera Utara Gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini bersifat homokedastis.

4.5.1.2 Hasil Uji Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa Kompetensi, dan disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Medan Smart Jaya.. Dalam hal ini, PT Medan Smart Jaya telah melakukan peningkatan kinerjanya dengan memberikan peluang kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan Kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan Disiplin Kerja dengan mengadakan cek kesehatan secara rutin dan meningkatkan kepribadian dengan mengadakan tes kecerdasan emosional secara berkala. Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan untuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 Constant 1.730 6.645 .260 .796 Kompetensi 0.473 0.190 2.485 0.018 Disiplin Kerja 0.447 0.159 2.810 0.008 a. Dependent Variabel: Prestasi Kerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Berdasarkan Tabel 4.31. di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah : Y = 1.730 + 0.473X 1 +0.447X 2 Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 1.730 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata- rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan Prestasi kerja karyawan sebesar 1.730 satu-satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 1 sebesar 0.473 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Kompetensi X 1 Nilai besaran koefisien re berpengaruh positif terhadap Prestasi kerja karyawan Y pada PT Medan Smart Jaya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kompetensi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka kinerja karyawan PT Medan Smart Jaya juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.473 satuan. g resi β 2 sebesar 0.447 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel Disiplin Kerja X 2 berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja karyawan Y pada PT Medan Smart Jaya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Disiplin Kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka kinerja karyawan PT Medan Smart Jaya juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.447 satuan. Universitas Sumatera Utara Nilai koefisien determinasi R 2 dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Kompetensi X 1 dan Disiplin Kerja X 2 Hasil Uji determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.28. Berikut ini: terhadap Prestasi Kerja karyawan Y di PT Medan Smart Jaya. Tabel 4.32. Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama Model R R Square Adjusted R Square 1 0.686 0.470 0.439 a. Predictors: Constant, Disiplin Kerja, Kompetensi b. Dependent Variabel: Prestasi Kerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Berdasarkan Tabel 4.32 diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0.470 47. Sehingga dapat dikatakan bahwa 47 variasi variabel terikat yaitu Prestasi kerja Y pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel Kompetensi X 1 , dan Disiplin Kerja X 2

4.5.1.3. Uji Serempak Hipotesis Pertama

sedangkan sisanya sebesar 53 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Faktor lain yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Prestasi kerja selain Kompetensi dan disiplin kerja seperti misalnya bakat, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan emosional, teknologi, manajemen, kesempatan berprestasi dan lain sebagainya. Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5. Jika nilai signifikansi uji F lebih Universitas Sumatera Utara keeil dari 5 maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.29 di bawah ini : Tabel.4.33. Hasil Uji F Hipotesis Pertama Model Sum of Squares Df F Sig. 1 Regression 520.293 2 15.082 0.000 a Residual 586.463 34 Total 1106.757 36 a. Predictors: Constant, Disiplin Kerja, Kompetensi b. Dependent Variabel: Prestasi Kerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Pada hasil uji F dalam penelitian ini, diketahui nilai signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 dan F hitung 15,082 F table 3,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu kompetensi dan variabel Disiplin kerja dalam penelitian ini secara bersama- sama simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja PT Medan Smart Jaya, dengan tingkat pengaruh yang sangat signifikan. Hal tersebut berarti jika kompetensi dan disiplin kerja secara bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan Prestasi kerja Y, demikina sebaliknya. Hasil ini berarti bahwa Kompetensi dan Disiplin kerja sangat menentukan dalam peningkatan kinerja karyawan PT Medan Smart Jaya. Besarnya tingkat pengaruh kedua variabel ini dapat dijadikan pedoman bagi PT Medan Smart Jaya sebagai upaya meningkatkan Prestasi kerja karyawannya. Upaya dalam meningkatkan kinerja karyawan ini dapat mudah dilakukan dengan senantiasa mempertimbangkan setiap Universitas Sumatera Utara indikator Kompetensi dan Disiplin kerja yang menjadi kebutuhan setiap karyawan di PT Medan Smart Jaya

4.5.1.4 Uji Parsial Hipotesis Pertama

Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada table 4.42 berikut : Tabel 4.34. Hasil Uji t Hipotesis Pertama Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 Constant 1.730 6.645 .260 .796 Kompetensi .473 .190 2.485 0.018 Disiplin Kerja .447 .159 2.810 0.008 a. Dependent Variabel: Prestasi Kerja Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah Dari Tabel 4.30 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai Signifikansinya untuk variabel Kompetensi 0,018 lebih kecil dibandingkan dengan dari alpha 0,05 dan thitung 2,485 t tabel 2,00. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H o dan menerima . H a 2. Nilai Signifikansinya untuk variabel disiplin kerja sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 0,05 dan thitung 2,485 t tabel 2,00. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H untuk variabel Kompetensi. Dengan demikian, secara parsial bahwa variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja karyawan PT. Medan Smart Jaya Di Medan. Hal ini memberi arti bahwa dengan Kompetensi adalah usaha untuk meningkatkan Prestasi Kerja karyawan dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada setiap unit kerja. o , dan menolak H a untuk variabel disiplin kerja. Dengan Universitas Sumatera Utara demikian, secara parsial disiplin kerja berpengaruh terhadap porestasi kerja karyawan. Hal ini memberi arti bahwa disiplin kerja cukup penting dalam upaya mempengaruhi prestasi kerja karyawan PT. Medan Smart Jaya Di Medan Berdasarkan hasil yang diperoleh suatu kesimpulan bahwa ternyata disiplin kerja di dalam suatu perusahaan lebih dibutuhkan dibandingkan dengan kompetensi, dimana dalam menjalankan aktivitas keseharian perusahaan, disiplin kerja seperti kecerdasan numerik, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif dan visualisasi ruang, akan sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, keseriusan dan ketepatan dalam perhitungan sehingga mempermudah dalam meningkatkan kinerja karyawan.

4.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis atas pertanyaan, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan rumus : 2 2 2 2 . . . . . y y n x x n y x xy n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Syarat minimum untuk memenuhi syarat apakah setiap pertanyaan valid atau tidak, dengan membandingkan dengan r-tabel = 0,30. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam dalam pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Sebaliknya jika r xy lebih besar dari r- tabel dinyatakan valid. Hasil analisis item dari SPSS lampiran ditunjukkan pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.35 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X 1 Pengawasan Pimpinan No.Butir Pertanyaan r- Validitas tabel Ket Pengawasan pimpinan 1 Pengawasan pimpinan 2 Pengawasan pimpinan 3 Pengawasan pimpinan 4 Pengawasan pimpinan 5 Pengawasan pimpinan 6 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 .683 .437 .428 .476 .666 .580 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Dari Tabel 4.35 di atas diketahui, korelasi antara skor 1 dengan skor total = 0,683 dinyatakan valid, karena r-hitung 0,683 lebih besar dari r-tabel 0,30. Untuk pertanyaan butir 2 dan seterusnya juga dinyatakan valid karena r- hitung lebih besar dari r- tabel Tabel 4.36 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel X . Berdasarkan nilai validitas diketahui pertanyaan untuk pengawasan pimpinan bisa digunakan dalam perhitungan selanjutnya karena seluruhnya dinyatakan valid. 2 Perhatian Karyawan No. Butir Pertanyaan r-tabel Koefesien Korelasir- hitung Ket Perhatian karyawan 1 Perhatian karyawan 2 Perhatian karyawan 3 Perhatian karyawan 4 Perhatian karyawan 5 Perhatian karyawan 6 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 .592 .514 .698 .629 .525 .818 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Dari Tabel 4.36 di atas diketahui, sebagian besar butir pertanyaan no.1 dinyatakan valid karena r hutung = 0,592 lebih besar dari r tabel = 0,30. Dari uji tersebut ternyata koefesien korelasi semua butir lebih besar dibandingkan skor total di atas r-tabel yaitu sebesar 0,30 sehingga semua butir perhatian dinyatakan valid. Untuk butir yang paling valid terdapat pada pertanyaan no.6 sebesar 0,818. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.37 Hasil Analisis Item Pertanyaan Variabel Y Disiplin Kerja No. Butir Pertanyaan r- Koefesien Korelasir- tabel hitung Ket Disiplin kerja 1 Disiplin kerja 2 Disiplin kerja 3 Disiplin kerja 4 Disiplin kerja 5 Disiplin kerja 6 Disiplin kerja 7 Disiplin kerja 8 Disiplin kerja 9 Disiplin kerja 10 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0,30 0,30 .699 .481 .346 .500 .617 .618 .685 .620 .548 .382 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Dari table 4.37 diketahui, seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid. Dari uji tersebut ternyata koefesien korelasi semua butir lebih besar dibandingkan skor total di atas r-tabel yaitu sebesar 0,30 sehingga semua butir disiplin kerja dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 1 dan butir yang mempunyai validitas terendah adalah butir 3 dan dinyatakan valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Selanjutnya untuk menguji reabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach alpa sebagai berikut : r 11         −     − ∑ 2 2 1 1 t b k k σ σ = Keterangan : k = Banyaknya butir pertanyaan ∑ 2 b = Jumlah varians skor total 2 t = Jumlah varians butir Universitas Sumatera Utara Suatu instrumen dapat dikatakan handal reliabel bila makin dekat nilai koefesien cronbach alpa kepada angka 1 maka semakin kuat konsistensi internal realibilitas atau memiliki keandalan atau dengtan kata lain lebih besar dari 0,6. Tabel 4.38 Reliabilitas Instrumen Instrumen Nilai cronbach alpa Pengawasan Pimpinan 0,791 Perhatian pada Karyawan 0,839 Disiplin Kerja 0,849 Sumber : Hasil Perhitungan SPSS lampiran Berdasarkan tabel 4.38 di atas diketahui nilai cronbach alpa untuk variabel Pengawasan Pimpinan nilai reliabilitas sebesar 0,791 kemudian nilai reliabilitas Perhatian pada Karyawan sebesar 0,839 dan nilai reliabilitas untuk Disiplin Kerja sebesar 0,849. Melihat nilai reliabilitas di atas maka derajat reliabilitas cukup memadai. Karena nilai kepercayaan melebihi 60.

3. Uji Asumsi Klasik