Pelaksanaan Penelitian Cara Kerja 1. Persiapan Pasien dan Obat

3.6.2.2. Pelaksanaan Penelitian

a. Setelah pasien tiba di ruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembedahan, akses infus pastikan telah terpasang infus dengan abocath no. 18 dan threeway, dan pastikan aliran lancar. b. Kemudian pasien dibawa ke kamar operasi. Pasien diberikan preloading cairan Ringer Laktat 10 mlkgBB . c. Kelompok A diberikan klonidin 2µgkgBB dilarutkan dalam 100 ml NaCl 0,9, kelompok B diberikan 100 ml NaCl 0,9. Keduanya habis dalam 15 menit. Dilakukan pengukuran tekanan intra okuler, tekanan darah, laju nadi, laju nafas dan saturasi oksigen. Kemudian dicata sebagai data dasar T-pre. d. Dua puluh lima menit kemudian, setiap kelompok dipremedikasi dengan midazolam dosis 0,1 mgkgBB IV dan pethidin dosis 1 mgkgBB IV e. Pada menit kedua puluh tujuh, kelompok B diberikan lidokain 2 1,5 mgkgBB dalam spuit 5 ml, kelompok A diberikan NaCl 0,9 dengan jumlah milileter dan spuit yang sama. Keduanya diberikan secara bolus intravena. f. Pada menit kedua puluh delapan masing-masing kelompok diinduksi dengan propofol dosis 2-2.5 mgkgBB IV sampai refleks kedua bulu mata hilang, lalu injeksi rokuronium 1mgkgBB IV. Satu menit sebelum intubasi dilakukan pengukuran tekanan intra okuler, tekanan darah, laju nadi, laju nafas dan saturasi oksigen. Kemudian dicata sebagai data T-0. g. Laringoskopi dilakukan setelah 1 menit pemberian obat pelumpuh otot dengan menggunakan blade metal Macintosh nomor 3 atau 4 oleh relawan terlatih. h. Intubasi dengan ETT polyvinyl chloride, low pressure high volume, ID 7 Fr untuk perempuan dan ID 7,5 Fr untuk laki-laki. i. Segera setelah intubasi cuff ETT diisi dengan udara sampai tidak ada kebocoran pada saat pemberian ventilasi positif. Universitas Sumatera Utara j. Kedalaman ETT ditentukan dengan mendengar suara napas paru kanan sama dengan paru kiri menggunakan stetoskop, ETT difiksasi. k. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan intra okuler, tekanan darah, laju nadi, dan saturasi oksigen pada menit pertama, kedua dan ketiga setelah intubasi endotrakheal. Lalu dicata sebagai data T-1, T-2 dan T-3. l. Pemeliharaan anestesi dengan Isoflurane 0,5-1 dan O2 : N2O 50 : 50 , pemeliharaan pelumpuh otot dengan Rokuronium 0,1 mgkgBB setiap 20-30 menit untuk kedua kelompok.

3.7. IDENTIFIKASI VARIABEL

3.7.1. Variabel Independent

a. Klonidin 2µgkgBB intravena b. Lidokain 2 1,5 mgkgBB intravena

3.7.2. Variabel Dependent

a. Tekanan intra okuler b. Profil hemodinamik: tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan rata-rata arteri MAP dan laju nadi.

3.8. RENCANA MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA

a. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian data tersebut diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu data tersebut diberikan pengkodean untuk memudahkan dalam mentabulasi. Data ditabulasi ke dalam master tabel dengan menggunakan software Microsoft office exel 2007. b. Data numerik ditampilkan dalam nilai rata-rata + SD standard deviasi, sedangkan data katagorik ditampilkan dalam jumlah persentase. c. Data demografi : Uji kenormalan data numerik digunakan uji Shapiro Wilk. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

PERBEDAAN RESPON KARDIOVASKULER ANTARA FENTANIL 2g kg DAN KLONIDIN 3g kg PADA TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 17

PERBANDINGAN EFEK DILTIAZEM DAN LIDOKAIN INTRAVENA TERHADAP RESPON KARDIOVASKULER PADA TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 46

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 17

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 2

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 10

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 1 23

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 1 5

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 12