b. Untuk mengetahui efek lidokain 2 1.5 mgkg intravena dalam mencegah
kenaikan tekanan intra okuler selama tindakan intubasi endotrakheal c.
Untuk mengetahui perbandingan efek kedua obat, sehingga diketahui obat mana yang lebih efektif dalam mencegah kenaikan tekanan intra okuler
selama tindakan intubasi endotrakheal
1.5 MANFAAT PENELITIAN 1.5.1 Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber rujukan tambahan dalam penelitian lanjutan tentang usaha-usaha pencegahan kenaikan
tekanan intra okuler selama tindakan intubasi endotrakheal.
1.5.2 Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam pemberian adjuvan sebagai usaha pencegahan kenaikan tekanan intra okuler
selama tindakan intubasi endotrakheal pada keadaan berikut: a.
Pasien-pasien dengan tekanan intra okuler tinggi yang akan menjalani tindakan pembedahan non-ophthalmik
b. Pasien-pasien dengan cedera bola mata terbuka yang memerlukan
tindakan intubasi endotrakheal selama pembedahan c.
Pasien-pasien yang memerlukan tindakan intubasi endotrakheal selama pembedahan bola mata, baik elektif maupun emergensi, yang
memerlukan pengendalian tekanan intra okuler. d.
Pasien-pasien dengan tekanan darah tinggi yang memerlukan tindakan intubasi endotrakheal selama pembedahan
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. JALAN NAFAS
2.1.1. Anatomi
Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada manusia yaitu hidung yang menuju nasofaring pars nasalis, dan mulut yang menuju orofaring pars
oralis. Kedua bagian ini di pisahkan oleh palatum pada bagian anteriornya, tapi kemudian bergabung di bagian posterior dalam faring gambar 2.1.1-1.
Gambar 2.1-1 Anatomi jalann nafas
6
Faring berbentuk U dengan struktur fibromuskuler yang memanjang dari dasar tengkorak menuju kartilago krikoid pada jalan masuk ke esofagus. Bagian
depannya terbuka ke dalam rongga hidung, mulut, laring, nasofaring, orofaring dan laringofaring pars laryngeal. Nasofaring dipisahkan dari orofaring oleh garis
imaginasi mengarah ke posterior. Pada dasar lidah, secara fungsional epiglotis memisahkan orofaring dari laringofaring atau hipofaring. Epiglotis mencegah
terjadinya aspirasi dengan menutup glotis- gerbang laring- pada saat menelan.
Universitas Sumatera Utara
Laring adalah suatu rangka kartilago yang diikat oleh ligamen dan otot. Laring disusun oleh 9 kartilago gambar 2.1-2 : tiroid, krikoid, epiglotis, dan sepasang
aritenoid, kornikulata dan kuneiforme.
Gambar 2.1-2 Susunan cartilago yang menyusun laring
6
Saraf sensoris dari saluran nafas atas berasal dari saraf kranial gambar 2.1- 3. Membran mukosa dari hidung bagian anterior dipersarafi oleh divisi
ophthalmic V
1
saraf trigeminal saraf ethmoidalis anterior dan di bagian posterior oleh divisi maxila V
2
saraf sphenopalatina. Saraf palatinus mendapat serabut saraf sensori dari saraf trigeminus V untuk mempersarafi permukaan
superior dan inferior dari palatum molle dan palatum durum. Saraf lingual cabang dari saraf divisi mandibula [V
3
Cabang dari saraf fasialis VII dan saraf glosofaringeal untuk sensasi rasa di daerah tersebut. Saraf glosofaringeal juga mempersarafi atap dari faring, tonsil
dan bagian dalam palatum molle. Saraf vagus saraf kranial ke 10 untuk sensasi jalan nafas dibawah epiglotis. Saraf laringeal superior yang merupakan cabang
dari saraf vagus dibagi menjadi saraf laringeus eksternal yang bersifat motoris dan ] saraf trigeminal dan saraf glosofaringeal
saraf kranial yang ke 9 untuk sensasi umum pada dua pertiga bagian anterior dan sepertiga bagian posterior lidah.
Universitas Sumatera Utara
saraf laringeus internal yang bersifat sensoris untuk laring antara epiglotis dan pita suara. Cabang vagus yang lainnya yaitu saraf laringeal rekuren, mempersarafi
laring dibawah pita suara dan trakhea
6
Gambar 2.1-3 Saraf simpatis pada jalan nafas
6
2.1.2. Pipa endotrakhea ETT