Karekteristik Pasien Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler Pre anesthesia antar Kelompok

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

4.1.1. Karekteristik Pasien

Tabel 4.1-1 Karekteristik Data Penelitian Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 8 20 12 30 6 15 14 35 0,507 Umur tahun 39,5 + 12,2 34,35 + 9,3 0,142 Berat badan kg 54,05 + 3,59 56,3 + 5,78 0,148 Tinggi badan meter 1,66 + 0,04 1,66 + 0,05 1,0 BMI kgm 2 19,53 + 1,26 20,37 + 2,26 0,157 PS-ASA ASA-1 ASA-2 16 40 4 10 15 37,5 5 12,5 0,705 Jenis tindakan operasi Digestif Orthopedi Onkologi Plastik THT Urologi 2 5 3 7,5 6 15 2 5 6 15 1 2,5 1 2,5 0 0 6 15 4 10 5 12,5 4 10 0,317 Data katagori disajikan dalam bentuk jumlah dan dianalisa dengan uji chi-square, data numerik dalam bentuk rata-rata + SD dan dianalisa dengan uji t, dengan derajat kemaknaan p0,05 Tidak ada perbedaan karekteristik yang bermakna dari kedua kelompok data dalam hal jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, BMI, PS-ASA maupun jenis tindakan operasi p0,05. Pada uji kenormalan data umur, berat badan, tingi badan, dan BMI dengan uji Shapiro-Wilk diperoleh bahwa pada kedua kelompok, semua data tersebut merupakan data yang berdistribusi tidak normal p0,05, sehingga analisis data untuk uji hipotesis penelitian akan menggunakan uji Mann Whitney. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1-2 Uji Shapiro-Wilk Karekteristik p Umur tahun Kelompok A Kelompok B 0,017 0,085 Berat badan kg Kelompok A Kelompok B 0,006 0,051 Tinggi Badan m Kelompok A Kelompok B 0,002 0,000 BMI kgm 2 Kelompok A Kelompok B 0,090 0,027

4.1.2. Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler Pre anesthesia antar Kelompok

Tabel 4.1-3 Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler Pre Anesthesia Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Tekanan darah sistolik mmHg 118,25 + 10,37 116,85 + 10,14 0,653 Tekanan darah diatolik mmHg 73 + 6,39 71,65 + 6,9 0,742 MAP mmHg 88,08 + 6,81 86,71 + 6,62 0,714 Laju Nadi kalimenit 78,05 + 7,78 80,15 + 9,27 0,523 Tekanan intra okuler mmHg 13,28 + 1,84 13,7 + 2,01 0,571 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Mann whitney dengan derajat kemaknaan p0,05. Pada tabel 4.1-3 diatas dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik tekanandarah sistolik dan diastolik, tekanan arteri rata-rata, laju nadi dan tekanan intra okuler TIO kedua kelompok data pada pemeriksaan pre anestesi. Dari uji Mann whitney terhadap data tersebut diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna p0,05, sehingga kedua kelompok adalah layak untuk dibadingkan. Universitas Sumatera Utara 4.1.3. Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 1 Menit sebelum Intubasi T-0 antar Kelompok Tabel 4.1-4 Perbandingan Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 1 Menit sebelum Intubasi T-0 antar Kelompok Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Tekanan darah sistolik mmHg 101,25 + 5,96 102,8 + 6,833 0,455 Tekanan darah diatolik mmHg 60,5 + 4,83 64,0 + 5,23 0,02 MAP mmHg 73,83 + 4,73 76,93 + 5,36 0,05 Laju Nadi kalimenit 70,95 + 6,96 72,0 + 7,87 0,89 Tekanan intra okuler mmHg 8,65 + 1,07 8,56 + 1,01 0,81 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Mann whitney dengan derajat kemaknaan p0,05. berbeda bermakna Pada tabel 4.1-4 diatas dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara kelompok A dan B pada saat satu menit sebelum intubasi. Terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah diastolik dan tekanan arteri rata-rata p0,05, sementara tekanan darah sistolik, laju nadi dan tekanan intra okuler TIO tidak ada perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok p0,05. 4.1.4. Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 1 Menit setelah Intubasi T-1 antar Kelompok Tabel 4.1-5 Perbandingan Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 1 Menit setelah Intubasi T-1 antar Kelompok Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Tekanan darah sistolik mmHg 102,4 + 5,95 102,75 + 7,36 0,75 Tekanan darah diatolik mmHg 60,75 + 4,41 63,55 + 5,41 0,07 MAP mmHg 74,63 + 5,52 76,62 + 5,51 0,13 Laju Nadi kalimenit 69,45 + 6,68 70,1 + 8,02 0,79 Tekanan intra okuler mmHg 8,72 + 1,01 8,17 + 0,91 0,08 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Mann whitney dengan derajat kemaknaan p0,05. Pada tabel 4.1-5 diatas dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara kelompok A dan B pada saat Universitas Sumatera Utara satu menit setelah intubasi. Tidak diperoleh adanya perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok p0,05. 4.1.5. Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 2 Menit setelah Intubasi T-2 antar Kelompok Tabel 4.1-6 Perbandingan Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 2 Menit setelah Intubasi T-2 antar Kelompok Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Tekanan darah sistolik mmHg 102,8 + 5,6 104,45 + 5,51 0,419 Tekanan darah diatolik mmHg 64,35 + 5,49 64,65 + 5,91 0,978 MAP mmHg 77,17 + 5,11 77,92 + 5,55 0,704 Laju Nadi kalimenit 71,05 + 6,99 70,3 + 5,74 0,634 Tekanan intra okuler mmHg 9,11 + 0,96 8,63 + 0,95 0,120 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Mann whitney dengan derajat kemaknaan p0,05. Pada tabel 4.1-6 diatas dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara kelompok A dan B pada saat dua menit setelah intubasi. Tidak diperoleh adanya perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok p0,05. 4.1.6. Perbandingan Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 3 Menit setelah Intubasi T-3 antar Kelompok Tabel 4.1-7 Perbandingan Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler 3 Menit setelah Intubasi T-3 antar Kelompok Karekteristik Kelompok A Kelompok B p Tekanan darah sistolik mmHg 105,1 + 6,9 105,0 + 4,38 0,47 Tekanan darah diatolik mmHg 63,8 + 7,33 63,7 + 3,70 0,392 MAP mmHg 77,57 + 6,83 77,47 + 3,38 0,408 Laju Nadi kalimenit 70,65 + 6,95 71,0 + 5,80 0,989 Tekanan intra okuler mmHg 9,28 + 0,99 8,97 + 1,14 0,389 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Mann whitney dengan derajat kemaknaan p0,05. Pada tabel 4.1-7 diatas dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara kelompok A dan B pada saat Universitas Sumatera Utara tiga menit setelah intubasi. Tidak diperoleh adanya perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok p0,05. 4.1.7. Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-0, T-1, T-2, dan T-3 di dalam Kelompok A Tabel 4.1-8 Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-0, dan T-1 di dalam Kelompok A Karekteristik Selisih Rata- Rata Tpre-T-0 p Selisih Rata- Rata Tpre-T-1 p Tekanan darah sistolik mmHg 17,0 + 12,85 0,000 15,85 + 11,41 0,000 Tekanan darah diatolik mmHg 12,50 + 8,61 0,000 12,25 + 8,78 0,000 MAP mmHg 14,25 + 9,39 0,000 13,45 + 9,22 0,000 Laju Nadi kalimenit 7,10 + 5,62 0,000 8,60 + 5,93 0,000 Tekanan intra okuler mmHg 4,64 + 2,05 0,000 4,57 + 1,81 0,000 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Wilcoxon signed rank dengan derajat kemaknaan p0,05. Tpre:pengukuran sebelum tindakan anestesi; T-0: pengukuran 1 menit sebelum intubasi; T-1: pengukuran 1 menit setelah intubasi. Pada tabel 4.1-8 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO di dalam kelompok A antara saat sebelum tindakan anestesi T-pre dengan saat 1 menit sebelum tindakan laringoskopi intubasi T-0 dan 1 menit setelahnya T-1. Baik pada profil hemodinamik maupun tekanan intra okuler TIO, didapati adanya penurunan yang bermakna pada pengukuran T-pre jika dibandingkan dengan T-0 dan T-1 p0,05 dengan nilai selisih rata-rata seperti yang tercantum pada tabel diatas. Begitu juga halnya perbandingan profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara T-pre dengan T-2 dan T-3, didapati adanya penurunan yang bermakna p0,05 dengan nilai selisih rata-rata seperti yang tercantum pada tabel 4.1.9 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1-9 Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-2, dan T-3 di dalam Kelompok A Karekteristik Selisih Rata- Rata Tpre-T-2 p Selisih Rata- Rata Tpre-T-3 p Tekanan darah sistolik mmHg 15,45 + 11,88 0,000 13,15 + 12,12 0,001 Tekanan darah diatolik mmHg 8,65 + 9,90 0,000 9,20 + 8,84 0,001 MAP mmHg 10,92 + 9,95 0,000 10,52 + 9,38 0,001 Laju Nadi kalimenit 7,0 + 6,60 0,000 7,40 + 5,67 0,000 Tekanan intra okuler mmHg 4,17 + 1,56 0,000 4,0 + 1,69 0,000 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Wilcoxon signed rank dengan derajat kemaknaan p0,05. Tpre:pengukuran sebelum tindakan anestesi; T-2: pengukuran 2 menit setelah intubasi; T-3: pengukuran 3 menit setelah intubasi 4.1.8. Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-0, T-1, T-2, dan T-3 di dalam Kelompok B Tabel 4.1-10 Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-2, dan T-3 di dalam Kelompok B Karekteristik Selisih Rata- Rata Tpre-T-0 p Selisih Rata- Rata Tpre-T-1 p Tekanan darah sistolik mmHg 14,5 + 11,66 0,000 14,1 + 12,62 0,000 Tekanan darah diatolik mmHg 7,,65 + 9,19 0,003 8,10 + 8,07 0,001 MAP mmHg 9,78 + 8,88 0,000 10,10 + 7,89 0,000 Laju Nadi kalimenit 8,15 + 9,57 0,001 9,05 + 9,71 0,000 Tekanan intra okuler mmHg 5,15 + 1,83 0,000 5,54 + 2,07 0,000 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Wilcoxon signed rank dengan derajat kemaknaan p0,05. Tpre:pengukuran sebelum tindakan anestesi; T-0: pengukuran 1 menit sebelum intubasi; T-1: pengukuran 1 menit setelah intubasi. Pada tabel 4.1-10 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO di dalam kelompok B antara saat sebelum tindakan anestesi T-pre dengan saat 1 menit sebelum tindakan Universitas Sumatera Utara laringoskopi intubasi T-0 dan 1 menit setelahnya T-1. Baik pada profil hemodinamik maupun tekanan intra okuler TIO, didapati adanya penurunan yang bermakna pada pengukuran T-pre jika dibandingkan dengan T-0 dan T-1 p0,05 dengan nilai selisih rata-rata seperti yang tercantum pada tabel diatas. Begitu juga halnya perbandingan profil hemodinamik dan tekanan intra okuler TIO antara T-pre dengan T-2 dan T-3, didapati adanya penurunan yang bermakna p0,05 dengan nilai selisih rata-rata seperti yang tercantum pada tabel 4.1-11 di bawah ini. Tabel 4.1-11 Pebandingan Nilai Rata-Rata Profil Hemodinamik dan Tekanan Intra Okuler TIO antara T-pre dengan T-2, dan T-3 di dalam Kelompok B Karekteristik Selisih Rata- Rata Tpre-T-2 p Selisih Rata- Rata Tpre-T-3 p Tekanan darah sistolik mmHg 12,4 + 12,18 0,000 11,85 + 12,05 0,001 Tekanan darah diatolik mmHg 7,0 + 0,004 8,82 7,95 + 8,63 0,002 MAP mmHg 8,80 + 8,95 0,000 9,25 + 8,04 0,000 Laju Nadi kalimenit 9,85 + 8,20 0,000 9,15 + 8,97 0,000 Tekanan intra okuler mmHg 5,08 + 2,28 0,000 4,74 + 2,31 0,000 Data disajikan dalam bentuk rata-rata + SD. Analisa data dengan uji Wilcoxon signed rank dengan derajat kemaknaan p0,05. Tpre:pengukuran sebelum tindakan anestesi; T-2: pengukuran 2 menit setelah intubasi; T-3: pengukuran 3 menit setelah intubasi Universitas Sumatera Utara

4.1.9. Perbandingan Rata-Rata Persentase Penurunan Tekanan Sitolik antar Kelompok

Dokumen yang terkait

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Pada Premedikasi Fentanil 2µg/kgBB Intravena + Deksketoprofen 50 mg Intravena Dengan Fentanil 4µg/kgBB Intravena

1 44 90

PERBEDAAN RESPON KARDIOVASKULER ANTARA FENTANIL 2g kg DAN KLONIDIN 3g kg PADA TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 17

PERBANDINGAN EFEK DILTIAZEM DAN LIDOKAIN INTRAVENA TERHADAP RESPON KARDIOVASKULER PADA TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 46

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 17

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 2

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 10

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 1 23

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 1 5

Perbandingan Priming Atracurium 0.05 mg Kg BB Intravena Dengan Pretreatment Magnesium Sulphate 30 mg Kg BB Intravena Terhadap Mula Kerja Atracurium Dan Kemudahan Intubasi

0 0 12