cukup nyaman, dapat dipergunakan pada posisi apapun, mudah dikalibrasi dan telah luas dipakai dalam klinis ofthalmologi. Tonometer Perkins paling dapat
diterima pasien dan bisa dipakai pada anak-anak tanpa anestesi. Tonometer Bigliano Tonometer Durham, Tonometer Applanatic seperti yang dimodifikasi
oleh Webb Pneumatonometer dengan menggunakan aliran gas, piringan metalik pipih dan membrane fleksibel yang diaplikasikan pada kornea. Suatu peralatan
yang meminimalisir efek penarikan air mata dan gaya lengkung kornea adalah tonometer Mackay-Marg, dalam situasi dimana kornea cukup abnormal peralatan
ini dapat menyajikan hasil yang dapat dipercaya. Tonometer non kontak adalah suatu tonometer yang mengukur tekanan intra okuler tanpa kontak langsung
dengan kornea dan tanpa anestesi. Semua tonometer yang ada tidak akan memberikan hasil pemeriksaan yang maksimal jika pemeriksa tidak mengetahui
tehnik secara benar yang menyebabkan terjadinya kesalahan.
76
2.9.2. Klasifikasi
Tonometer secara umum diklasifikasikan menjadi 2 dua metode : a
Metode langsung dengan menggunakan kanul di insersikan kedalam bilik mata depan,
dan salah satu ujung yang lain dihubungkan dengan alat manometrik untuk mengukur tekanan yang diberikan. Walau metode ini
merupakan cara yang paling akurat tapi sangat tidak mungkin oleh karena sangat diluar kelaziman.
b Metode tidak langsung
Terdiri dari:
Metode kontak: • Indentasi tonometer
Secara prinsip sebagai alat pengukur jumlah indentasi deformasi menjadi pipih pada kornea
Universitas Sumatera Utara
terhadap tekanan yang diberikan. Contohnya tonometer schiotz
• Applanasi tonometer. Secara prinsip diartikan sebagai alat pengukur
bersarnya gaya yang dibutuhkan untuk memipihkan mendatarkan kornea.
Metode non kontak
74
2.9.3. Tonometer schiotz
Merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea bagian kornea yang dipipihkan dengan suatu beban yang dapat bergerak bebas pada
sumbunya. Bila tekanan bola mata lebih rendah maka beban akan mengindentasi lebih dalam permukaan kornea dibanding tekanan bola mata lebih tinggi.
Tonometer schiotz terdiri dari: • Frame : skala, penunjuk, pemegang, serta tapak berbentuk konkaf.
• Pencelup • Beban : 5,5mg ; 7,5 mg ; 10 mg ; 15 mg
74,77
Gambar 2.9-1 Tonometer schiotz Adapun tehnik pemeriksaan dengan menggunakan tonometer schiotz
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
• Menjelaskan apa saja yang akan kita lakukan pada saat pemeriksaan • Pasien diarahkan pada posisi duduk miring atau terlentang dengan
kepala dan mata berada pada posisi vertikal . • Mata ditetesi anestesi lokal misalnya pantochain lebih kurang satu atau
dua tetes, ditunggu sampai pasien tidak merasa pedas pada matanya. • Tonometer harus dibersihkan terlebih dahulu
• Tonometer diberi pemberat 5,5 gr • Tonometer diperiksa dengan batang penguji
• Kelopak mata pasien dibuka dengan telunjuk dan ibu jari, jangan
tertekan bola mata • Pasien diarahkan untuk menatap vertical dapat dibantu dengan alat
misalnya sinar fiksasi yang berkedip-kedip atau ibu jari pasien • Alat tonometer direndahkan hingga hampir menyentuh kornea,
dinasehatkan agar beberapa detik untuk membiarkan pasien untuk rileks, sambil pemeriksa mengarahkan bila alat tonometer diletakkan
nantinya berada tepat diatas kornea serta skala harus pada posisi menghadap pemeriksa
• Tonometer Schiotz harus dipastikan terletak pada kornea kemudian pemeriksa membaca penunjuk pada skala bacaan tonometer
• Alat diangkat dari mata dan subjek dizinkan untuk mengedipkan kelopak matanya
• Bila skala bacaan adalah 4 atau kurang, maka salah satu pemberat pada pencelup harus ditambah untuk mendapatkan keakuratan tonometri
• Kemudian pemeriksaan dilanjutkan pada mata yang satunya lagi sesuai dengan prosedur mata yang terlebih dahulu telah diperiksa
• Tonometer harus dibersihkan atau disterilkan bila subjek yang diperiksa diduga mengidap penyakit menular.
74
Universitas Sumatera Utara
Penilaian Hasil pembacaan skala dikonversikan dengan tabel yang telah ditentukan
untuk mengetahui tekanan bola mata dalam millimeter air raksa.
78
Tabel 2.9-1 Konversi tonometer Schiotz
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA TEORI
Gambar 2.9-1 Kerangka Teori Lidokain 2
Klonidin
Perifer : • Inhibisi transduksi neural.
• Menurunkan mediator inflamasi.
• Inhibisi migrasi leukosit Sentral :
• Blokade aktifasi neural di dorsal horn.
• Modulasi neurotransmitter excitatory.
• Inhibisi Na+ channel. • Blokade NMDA
Stimulus Nyeri ↓
Rangsang mekanik terhadap noksius
stimuli tumpul
Stimulasi simpatis dan simpato adrenal ↓
Konsentrasi adrenalin ↓, konsentrasi nor
adrenalin ↓
Tekanan darah sistemik ↓
Tekanan vena sentral ↓
Tekanan vena-vena episklera ↓
Tekanan intra okuler stabil Anestesi Umum
Intubasi endotrakheal
X
Sentral : • Otak Aktivasi reseptor
alfa-
2
adrenergik di otak menurunkan outflow
simpatetik. • Medulla spinalis
Bola mata: • Vasokonstriksi di
dalam uvea pengurangan aliran
darah penurunan tekanan intraskleral
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA KONSEP
Gambar 2.9-1 Kerangka Konsep Lidokain 2
1,5 mgkg Klonidin 2
µgkg
Tekanan intra okuler TIO Anestesi Umum
Intubasi endotrakheal
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
DESAIN PENELITIAN
Penilitian ini menggunakan desain uji klinis acak tersamar ganda yang membandingkan 2 kelompok penelitian yaitu kelompok A klonidin 2
µgkg intravena dan kelompok B lidokain 2 1.5 mgkg intravena.
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN