3 Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

siswa yang paling efektif dalam penerapan Model Knisley-Mulyana adalah kelompok tinggi dan kelompok rendah. 3 Sikap siswa cenderung positif dengan kulitas baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Knisley-Mulyana yang telah diikutinya selama pembelajaran pada materi Garis Singgung Lingkaran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya adalah peneliti ingin menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya belajarnya. Analisis ini dilakukan setelah pembelajaran melalui Model Knisley.

2. 3 Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerja sama. Kreativitas siswa sangat dibutuhkan terutama dalam menyelesaikan soal- soal yang melibatkan siswa untuk berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan atau membangun gagasan yang baru. Kemampuan berpikir siswa dapat dilihat melalui indikator kefasihan, keluwesan, serta kebaruan. Sedangkan berpikir kreatif diklasifikasikan dalam tingkatan yang hirarki. Tingkat berpikir kreatif menurut Siswono 2010 adalah Level 4 sangat kreatif, Level 3 kreatif, Level 2 cukup kreatif, Level 1 kurang kreatif, Level 0 tidak kreatif yang menunjukkan tingkatan kreatif anak dalam memecahkan masalah. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan cara mengukurnya menjadi salah satu fokus pembelajaran matematika. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP N 1 Juwana menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa relatif cukup rendah. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah dari gaya belajar siswa yang berbeda-beda menyebabkan kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda pula. Gaya belajar merupakan cara siswa dalam mengumpulkan dan menguasai informasi yang baru dan sulit selama proses belajar terjadi. Ketika guru dapat memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada diri siswa, maka seorang guru diharapkan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermakna untuk memahami materi. DePorter Hernacki 2008 membagi gaya belajar seseorang menjadi tiga yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya penelitian khusus mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya belajarnya untuk menjadi referensi bagi guru untuk dapat memilih pendekatan, metode, dan model yang tepat dalam melakukan pembelajaran di kelas sehingga siswa akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran yang diberikan dan kemampuan berpikir kreatif siswa dapat meningkat. Maka dari itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, salah satunya adalah dengan Model Knisley. Model pembelajaran ini terdiri dari empat tahap pembelajaran, yaitu konkret-reflektif, konkret-aktif, abstrak-reflektif, dan abstrak-aktif. Tahap-tahap pada Model Knisley tersebut mempunyai hal yang unik, dimana pada tahap konkret-reflektif dan abstrak efektif guru lebih berperan dalam pembelajaran, sedangkan pada tahap konkret-aktif dan abstrak aktif siswa yang lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik menggunakan Model Knisley. Hal ini diharapkan mampu mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gaya belajarnya melalui pembelajaran Model Knisley. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dirangkum dalam Gambar 2.3. Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Kemampuan berpikir kreatif dan gaya belajar yang berbeda Analisis gaya belajar siswa Pembelajaran materi peluang menggunakan Model Knisley Kinestetik Visual Auditorial Analisis kemampuan berpikir kreatif berdasarkan gaya belajar siswa Deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya belajar visual Deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya belajar auditorial Deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik 48

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. 1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Moleong 2013:6 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini mengharuskan kehadiran peneliti di lokasi penelitian. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat diutamakan karena pengumpulan data harus dilaksanakan dalam situasi yang sesungguhnya dan peneliti merupakan instrumen utama. Instrumen utama berarti peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengumpul, dan penganalisis data, penarik kesimpulan dan pembuat laporan. Sebagai perencana, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yaitu membuat rencana pembelajaran dan alat penelitian yang diperlukan dalam pengumpulan data. Sebagai pelaksana tindakan yaitu peneliti sendiri yang mengajar dan melaksakan tindakan. Sebagai pengendali, peneliti mengandalikan dan mengawasi proses pembelajaran yang berlangsung dari awal hingga akhir selama berlangsungnya penelitian ini. Selain itu, peneliti juga bertindak sebagai pengumpul data, penganalisis data, penarik