sama lain, 13 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, 14 Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Ciri-ciri yang menjadi petunjuk seseorang memiliki gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut: 1 Berbicara dengan perlahan, 2 Menanggapi
perhatian fisik, 3 Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, 4 Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, 5 Selalu berorientasi pada
fisik dan banyak bergerak, 6 Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, 7 Belajar melalui memanipulasi dan praktik, 8 Menghafal dengan
cara berjalan dan melihat, 9 Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, 10 Banyak menggunakan isyarat tubuh, 11 Tidak dapat duduk
diam untuk waktu lama, 12 Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu, 13 Menggunakan kata-
kata yang mengandung aksi, 14 Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca,
15 Kemungkinan tulisannya jelek, 16 Ingin melakukan segala sesuatu, 17 Menyukai permainan yang menyibukkan.
2.1.5 Model Knisley
2.1.5.1 Definisi Model Knisley
Model Knisley merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Dr. Jeff Knisley.
Model Knisley merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada setiap materi khususnya materi matematika. Model
pembelajaran ini mengacu pada gaya belajar Kolb. Knisley 2003, berpendapat
bahwa “... a student’s learning style is determined by two factors—whether the student prefers the concrete to the abstract, and whether the student prefers active
experimentation to reflective observation”, yang artinya gaya belajar seorang siswa ditentukan oleh 2 faktor yaitu siswa lebih suka konkret-abstrak, dan siswa
lebih suka eksperimen aktif-observasi reflektif. Keunggulan model ini terletak pada tahap-tahap pembelajarannya yang
terstruktur, di mana pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan lebih tahan lama dalam memori karena siswa membangun sendiri pengetahuannya, pada
akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Korespondensi antara teori Kolb dan aktivitas pembelajaran menurut
interpretasi Knisley 2003, terlihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Korespondensi Teori Kolb dan Aktivitas Pembelajaran Menurut Knisley
Kolb’s Learning styles Equivalent mathematical style
Concret, reflective Concret, active
Abstract, reflectiv
Abstract, active
Allegolizer Integrator
Analyzer Synthesizer
Knisley 2003, mengembangkan model pembelajaran dalam perkuliahan Kalkulus dan Statistika yang mengacu pada model siklus belajar dari Kolb yang
disebut pembelajaran matematika empat tahap. Masing-masing tahap pembelajaran Knisley berkorespondensi dengan masing-masing gaya belajar dari
Kolb. Adapun istilah gaya belajar yang digunakan yaitu, konkret-reflektif, konkret-aktif, abstrak-reflektif, abstrak-aktif. Siklus Model Knisley ini seperti
terlihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Siklus Model Knisley Pada tahap konkret-reflektif dan tahap abstrak-reflektif guru relatif lebih
aktif sebagai pemimpin, sedangkan pada tahap konkret-aktif dan abstrak-aktif siswa lebih aktif melakukan eksplorasi dan ekspresi kreatif sementara guru
berperan sebagai mentor, pengarah, dan motivator Knisley, 2003. Siklus model Knisley ini sangat menarik, karena tingkat keaktifan siswa dan guru saling
bergantian, tahap pertama, dan tahap ketiga guru lebih aktif dari pada siswa, sedangkan pada tahap kedua dan keempat siswa lebih aktif dari pada guru.
2.1.5.2 Penerapan Pembelajaran Model Knisley
Berdasakan siklus Model Knisley pada Gambar 2.2, model ini terdiri dari empat tahap pembelajaran. Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan Tabel 2.5. Pada
tiap-tiap tahapan pembelajaran guru memiliki peran yang berbeda-beda. Ketika siswa melakukan konkret-reflektif guru bertindak sebagai seorang storyteller
pencerita, ketika siswa melakukan konkret-aktif guru bertindak sebagai seorang pembimbing dan motivator, ketika siswa melakukan abstrak-reflektif siswa
bertindak sebagai nara sumber, dan ketika melakukan abstrak-aktif guru bertindak sebagai coach pelatih. Sedangkan langkah-langkah dalam melakukan
pembelajaran dengan Model Knisley yang diterapkan dalam penelitian ini terlihat dalam Tabel 2.6.
Konkret-Reflektif
Abstrak-Reflektif Abstrak-Aktif
Konkret-Aktif
Tabel 2.5 Tahap-Tahap Model Knisley
Tahap Pembelajaran
Penjelasan
1. Konkret–
Reflektif 2.
Konkret- Aktif
3. Abstrak–
Reflektif
4. Abstrak–
Aktif Guru menjelaskan konsep secara figuratif dalam konteks yang
familiar berdasarkan istilah-istilah yang terkait dengan konsep yang telah diketahui siswa.
Siswa mendapat permasalahan yang diberikan guru kemudian melakukan
eksplorasi, percobaan,
mengukur, atau
membandingkan sehingga dapat membedakan konsep baru ini dengan konsep
– konsep yang telah diketahuinya sedangkan guru memberikan dorongan kepada siswa.
Guru memberikan penegasan dan penekanan terhadap materi terkait dan iswa membuat atau memilih pernyataan yang
terkait dengan konsep baru, memberi contoh kontra untuk menyangkal pernyataan yang salah, dan membuktikan
pernyataan yang benar bersama-sama dengan guru. Siswa melakukan practice latihan menggunakan konsep baru
untuk memecahkan masalah dan mengembangkan strategi.
Tabel 2.6 Langkah-Langkah Model Knisley
Tahap Hal yang dilakukan
guru Hal yang dilakukan siswa
Konkret- Reflektif
Konkret- aktif
Abstrak- reflektif
Abstrak- aktif
Guru bertindak sebagai pencerita
Guru bertindak sebagai pembimbing
dan motivator Guru bertindak
sebagai narasumber Guru bertindak
sebagai pelatih Siswa merumuskan konsep baru berdasarkan
konsep yang telah diketahuinya dan belum dapat membedakan konsep baru dengan
konsep yang telah dikuasainya. Siswa
mencoba untuk
mengukur, menggambar,
menghitung, dan
membandingkan untuk membedakan konsep baru dengan konsep lama yang telah
diketahuinya. Siswa
menginginkan algoritma
dengan penjelasan yang masuk akal, menyelesaikan
masalah dengan suatu logika, melangkah tahap demi tahap dimulai dengan asumsi
awal dan suatu kesimpulan sebagai logika. Siswa menyelesaikan masalah dengan konsep
yang telah dibentuk.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, langkah pertama dan langkah ketiga mencerminkan bahwa guru yang lebih aktif untuk memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep ditahap paling dasar. Sedangkan langkah kedua dan keempat mencerminkan usaha
peningkatan kemampuan pemahaman siswa sudah mulai terjadi. Pada langkah tersebut, siswa bereksplorasi dan mengkontruksi pengetahuan mereka untuk
memahami persoalan yang diberikan guru kemudian mencoba menyelesaikan masalah dengan model matematika dengan rasa percaya diri, fleksibel, gigih, ulet,
dan dapat menyimpulkan hasil pembelajarannya. Selain hal tersebut, terlihat bahwa kerjasama antara guru dengan siswa terlihat saling bergantian, tidak
monoton selalu guru yang aktif ataupun tidak monoton selalu siswanya yang selalu aktif.
Model Knisley memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengasah kemampuannya melalui pengalaman yang mereka peroleh sebelumnya.
Selain itu, siswa dapat lebih aktif dalam menuangkan ide-ide serta lebih merangsang untuk berpikir secara kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan
matematika. Dalam penelitian ini Model Knisley digunakan peneliti sebagai sarana untuk membiasakan siswa untuk berpikir kreatif atau mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
2.1.6 Materi Penelitian