Hasil Analisis Proses Pembelajaran pada Model Knisley

4.2.1 Hasil Analisis Proses Pembelajaran pada Model Knisley

Pembelajaran menggunakan Model Knisley pada kelas penelitian dalam upaya membiasakan siswa untuk berpikir kreatif sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pembelajaran dengan menggunakan Model Knisley terlaksana sesuai dengan perangkat pembelajaran Silabus dan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Keterlaksanaan pembelajaran dengan Model Knisley juga sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan oleh observer pada lembar pengamatan keterlaksanaan Model Knisley pada 3 pertemuan dengan masing-masing persentasenya adalah sebesar 76,56 pada pertemuan pertama termasuk dalam kategori sangat baik, 79,69 pada pertemuan kedua termasuk dalam kategori sangat baik, dan 84,37 pada pertemuan ketiga termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan pertama, aktivitas pembelajaran di kelas berjalan lancar. Beberapa siswa berani bertanya dan mau menyampaikan pendapat mengenai materi yang diajarkan pada hari tersebut. Namun keaktifan siswa hanya didominasi oleh beberapa siswa saja, sedangkan siswa yang lain hanya bertindak pasif saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang lain cenderung malu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru apalagi ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Pada pertemuan kedua, siswa sudah mulai mengenal dan terlihat akrab dengan peneliti. Siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan Model Knisley dalam menyelesaikan permasalahan melalui LKS yang telah diberikan untuk dikerjakan secara berkelompok. Siswa terlihat lebih aktif bertanya saat menemui kesulitan atau ketika menyampaikan pendapat. Begitu pula pada pertemuan ketiga, hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Sebagian besar dari mereka terlihat sangat aktif bahkan berebut saat peneliti menawarkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Mereka terlihat lebih antusias dari pertemuan- pertemuan sebelumnya. Siswa juga terlihat semngat saat menyelesaikan permasalahan dalam LKS untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka. Gambaran aktivitas siswa kelas penelitian secara klasikal ini sejalan dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tiap-tiap pertemuan yaitu persentase keaktifan siswa pada pembelajaran pertemuan pertama adalah sebesar 70,83, persentase keaktifan siswa pada pembelajaran pertemuan kedua adalah sebesar 77,08, dan selanjutnya persentase keaktifan siswa pada pembelajaran pertemuan ketiga adalah sebesar 91,70. Rata-rata peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga sebesar 10,44 . Berdasarkan persentase aktivitas siswa pada pembelajran Model Knisley tergolong aktif. Model Knisley membuat siswa lebih aktif dan lebih bisa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Guru tidak sekadar memberikan pengetahuan tetapi juga memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui LKS. Dalam Model Knisley guru dan siswa bergantian untuk terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Pada tahap konkret-reflektif dan abstrak-reflektif, guru yang lebih mendominasi dalam pembelajaran di kelas. Disini guru memiliki peran sebagai pencerita dan narasumber dalam pembelajaran dikelas. Berbeda dengan tahap konkret-aktif dan abstrak-aktif, disini siswa lah yang aktif menggali pengetahuan yang dimilikinya untuk mendapa pengetahuan baru melalui diskusi kelompok. Setelah mereka mendapat pengetahuan baru, kemudian siswa harus menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan secara individu, dalam hal ini tugas guru adalah sebagai motivator sekaligus pelatih untuk siswa. Siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam hal ini. Sehingga dalam Model Knisley ini, tidak hanya guru atau siswa yang terlibat aktif, namun keduanya memiliki porsi yang sama untuk aktif dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyana 2009, model pembelajaran matematika Knisley memiliki kelebihan diantaranya meningkatkan semangat siswa untuk berfikir aktif, membantu suasana belajar yang kondusif karena siswa bersandar pada penemuan individu, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar karena siswa dinamis dan terbuka dari berbagai arah.

4.2.2 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa