Uji t antar Gain Score Keterampilan Menyimak Cerita

81 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga t-hitung 3,356 lebih besar dibandingkan harga t-tabel yaitu 2,000 3,356 2,000 dan nilai signifikansi 0,001 0,05, artinya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Ha diterima berarti terdapat perbedaan rata-rata skor keterampilan menyimak cerita antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai t-hitung positif menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol yaitu 16,130. Perbedaan tersebut cukup besar menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel.

4.1.7 Uji t antar Gain Score Keterampilan Menyimak Cerita

Peningkatan skor keterampilan menyimak cerita anatara skor prates dan pascates dapat diketahui melalui penghitungan uji t antar-gain score. Data skor prates dan pascates siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel dalam pembelajaran menyimak cerita disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.7 Tabel Peningkatan Skor Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel Kelas Banyak Siswa Rata-rata Prates Rata-rata Pascates Eksperimen 29 44,31 72,24 Kontrol 27 40,19 56,11 Sumber : Data Primer diolah, 2016 82 Data skor keterampilan menyimak cerita pada prates pada pascates siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel dapat disajikan dalam bentuk diagram garis sebagai berikut. Diagram 4.1: Diagram Peningkatan Skor Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel Berdasarkan diagram garis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat per- bedaan antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sebelum diberikan per- lakuan, kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan yang hampir sama. Setelah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka untuk mengetahui besar peningkatan keterampilan menyimak cerita digunakan penghitungan uji t antar gain score. Penghitungan uji t antar gain score menggunakan program SPSS Statistic 20, disajikan dalam tabel berikut ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 Pretest Posttest Eksperimen Kontrol 83 Tabel 4.8 Uji t Antar Gain Score Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel Gain Kelas Banyak Siswa Rata- rata Standar Deviasi t Mean Difference Eksperimen 29 27,93 13,60 3,086 12,00 Kontrol 27 15,93 15,51 Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata gain kelas eksperimen yaitu 27,93 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata gain kelas kontrol yaitu 15,93, artinya bahwa kelas eksperimen memiliki perubahan lebih tinggi pada prates dan pascates dibandingkan dengan kelas kontrol. Selain dilihat dari perbedaan rata-rata, peningkatan dapat dianalisis dari harga t-hitung. Harga t- hitung yaitu 3,086 lebih besar dari harga t-tabel yaitu 2,000 artinya kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan skor keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat diketahui melalui analisis data indeks gain. Analisis indeks gain digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak cerita setelah diberikan perlakuan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Deskripsi uji gain pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut ini. 84 Tabel 4.9 Uji Gain Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel Deskripsi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Banyak Siswa 29 27 Gain terendah -0,05 -0,15 Gain tertinggi 0,55 0,50 Rata-rata gain 0,28 0,16 Kategori gain Rendah Rendah Sumber : Data Primer diolah, 2016 Rata-rata peningkatan gain ternormalisasi pada kelas eksperimen yaitu 0,28 atau termasuk dalam peningkatan kategori rendah dan rata-rata peningkatan gain ternormalisasi pada kelas kontrol yaitu 0,16 atau termasuk dalam peningkatan kategori rendah. Rata-rata peningkatan gain ternormalisasi kelas eksperimen yang lebih tinggi menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel merupakan pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling. Kelas yang mendapatkan perlakuan tersebut mendapatkan peningkatan skor keterampilan menyimak yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran penugasan.

4.1.8 Deskripsi Proses Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Istikhdaam Usluub Sard Al-Qishshah Bi Al-Muzaawajah (Paired Storytelling) Wa Atsaruhu Fii Ta’lim Mahaarah Al-Kalaam Ladaa Talaamiidz Al-Shaff Al-Tsaanii Bi Madrasah Jam’iyyatul Khair Al-Mutawassithah Al-Islaamiyyah

0 4 107

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MODEL PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA KELAS II SDN MANGUNSARI SEMARANG

1 14 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Soka 3 Miri Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PAIRED STORYTELLING SISWA KELAS VA SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

2 20 247

KEEFEKTIFAN MODEL SQ4R BERBANTUAN MEDIA STORYTELLING ORGANIZERS TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD GUGUS NUSA MAYONG JEPARA

0 4 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SD

0 0 8

EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas V SD di Kecamatan Cilacap Utara Tahun Ajaran 20112012) TESIS

0 0 13

BAB II PENERAPAN METODE PAIRED STORYTELLING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara - EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperim

0 2 53