97
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian adalah keterlibatan hasil penelitian dengan manfaat yang diharapkan. Implikasi hasil penelitian meliputi implikasi secara
teoretis, praktis, dan pedagogis. 4.2.2.1 Implikasi Teoretis
Implikasi teoretis dapat diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian dengan teori yang dikaji di dalam kajian teori serta keterlibatan hasil penelitian
dengan manfaat teoretis yang diharapkan. Lie 2004:71 menyatakan bahwa dalam model pembelajaran paired storytelling siswa bekerja dengan sesama siswa
lainnya dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, sehingga
merangsang siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling,
siswa saling bekerjasama untuk menuliskan beberapa kata kunci atau frasa secara bergantian dengan teman sebangkunya sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Kata kunci maupun frasa tersebut selanjutnya digunakan siswa sebagai pedoman dalam mengarang cerita sebelum atau sesudahnya dari bahan simakan yang telah
diperdengarkan. Aktivitas tersebut mendukung siswa berdiskusi untuk menganalisis dan menjelaskan unsur-unsur cerita. Melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan berimajinasi dalam kegiatan
menyimak, keterampilan berkomunikasi siswa dapat diolah melalui kegiatan diskusi dengan anggota masing-masing.
98
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling efektif diterapkan dalam pembelajaran
menyimak cerita, dapat digunakan sebagai sumber refrensi serta pendukung teori penelitian selanjutnya yang akan dikaji tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe paired storytelling. 4.2.2.2 Implikasi Praktis
Implikasi praktis dapat diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya serta keterlibatan hasil penelitian
dengan manfaat yang diharapkan. Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. Model paired
storytelling sangat efektif digunakan pada mata pelajaran bahasa indonesia khususnya dalam meningkatkan keterampilan menyimak, walaupun demikian
tidak menutup kemungkinan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dapat diterapkan untuk meningkatkan beberapa keterampilan
berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dapat
menjadi sumber refrensi baru dalam kegiatan pembelajaran serta mendorong guru untuk berperan sebagai fasilitator, model, motivator, pembimbing, dan evaluator.
Selain itu guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Manfaat penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe paired storytelling bagi siswa, yaitu: 1 memberi kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi; 2 meningkatkan partisipasi aktif siswa;
3 meningkatkan keterampilan berkomunikasi; 4 meningkatkan motivasi siswa
99
dalam belajar; dan 5 meningkatkan kerjasama rekan belajar. Sedangkan bagi sekolah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling
memberikan pengalaman dan kontribusi yang lebih baik dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis Implikasi pedagogis dapat diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian
dengan gambaran umum keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dalam pembelajaran menyimak cerita. Walaupun dalam pelaksanaan
penelitian telah dilakukan pengontrolan variabel, namun keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dalam pembelajaran menyimak
cerita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik intern maupun ekstern. Slameto 2010:54 menyatakan bahwa faktor intern dalam belajar meliputi faktor
kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, bakat, minat, kematangan, dan kesiapan. Secara umum siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel memiliki
kesehatan yang baik, tidak memiliki cacat tubuh, memiliki tingkat intelegensi yang tidak terpaut jauh, dan dalam kondisi yang siap menerima pembelajaran.
Perbedaan minat, bakat, dan kematangan sedikit mempengaruhi hasil keterampilan menyimak siswa. Sedangkan faktor ekstern dalam belajar melipui
faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat Slameto, 2010:60. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya
dibedakan pada penerapan model pembelajarannya saja, sementara materi, kemampuan guru peneliti, dan jumlah pertemuan disamakan. Faktor lain seperti
faktor keluarga dan masyarakat mempengaruhi tingkat kematangan dan kesiapan
100
siswa dalam menerima materi pembelajaran. Berdasarkan uraian implikasi hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, secara umum model pembelajaran
kooperatif tipe paired storytelling efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling
memberikan peningkatan yang lebih tinggi terhadap keterampilan menyimak pada kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol.
101
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Simpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling
lebih efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel. Keefektifan tersebut didasarkan pada uji
perbedaan rata-rata data akhir yaitu dengan harga t-hitung 3,356 lebih besar dibandingkan dengan t-tabel 2,000. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Harga t-hitung positif, menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata kelas kontrol.
5.2 SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, maka terdapat beberapa saran dari penulis yaitu sebagai berikut.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling sebaiknya diterapkan pada mata pelajaran bahasa khususnya pada aspek menyimak, karena melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dapat melatih siswa untuk berkonsentrasi selama kegiatan pembelajaran, serta dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.