Tahap Menyimak Keterampilan Menyimak

30 menyimak selektif. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melatih menyimak intensif adalah meminta siswa menyimak tanpa teks tertulis, seperti mendengarkan rekaman. Kegiatan menyimak cerita melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling dalam penelitian ini termasuk jenis menyimak intensif. Siswa menyimak dengan mencatat kata atau frasa penting dari bahan yang disimak. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lain mampu memprediksi isi cerita sebelum atau sesudahnya. Kegiatan menyimak ini dikontrol dan diarahkan oleh guru.

2.1.3.4 Tahap Menyimak

Terdapat tujuh tahap menyimak menurut Tarigan 2008:35-37 meliputi tahap isolasi, identifikasi, integrasi, inspeksi, interpretasi, interpolasi dan instrokpesi. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses. Menurut Akhadiah dalam Haryadi dan Zamzani 1996:21 menambahkan proses penyimak terdiri atas enam tahapan. Proses tersebut meliputi. 1. Tahap mendengarkan. Pada tahap ini penyimak baru mendengar segala sesuatau yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pem- bicaraannya. 2. Tahap mengidentifikasi. Penyimak mengidentifikasi segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. 3. Tahap menginterpretasi atau menafsirkan. Penyimak yang baik, cermat dan teliti, belum puas apabila hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara. Dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi maupun butir- 31 butir pendapat yang tersirat dalam ujaran tersebut. Dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting. 4. Tahap memahami. Setelah penyimak mendengar bahan simakan maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, maka sampailah pada tahap understanding. 5. Tahap mengevaluasi atau menilai. Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicara, penyimak akan menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan sang pembicara. Dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating. 6. Tahap menanggapi atau mereaksi. Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Sang penyimak berada pada tahap menanggapi responding. Melalui tahapan-tahapan menyimak, hendaknya guru dapat membimbing kegiatan menyimak peserta didik sehingga daya simak mereka dapat bersifat selektif, bertujuan, tepat, kritis, dan kreatif. Tahapan menyimak tersebut dapat diterapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling meliputi tahap mendengarkan, mengidentifikasi, menafsirkan, memahami, mengevaluasi, dan menanggapi. 32

2.1.3.5 Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Istikhdaam Usluub Sard Al-Qishshah Bi Al-Muzaawajah (Paired Storytelling) Wa Atsaruhu Fii Ta’lim Mahaarah Al-Kalaam Ladaa Talaamiidz Al-Shaff Al-Tsaanii Bi Madrasah Jam’iyyatul Khair Al-Mutawassithah Al-Islaamiyyah

0 4 107

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MODEL PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG KARTUN PADA SISWA KELAS II SDN MANGUNSARI SEMARANG

1 14 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Soka 3 Miri Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PAIRED STORYTELLING SISWA KELAS VA SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

2 20 247

KEEFEKTIFAN MODEL SQ4R BERBANTUAN MEDIA STORYTELLING ORGANIZERS TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD GUGUS NUSA MAYONG JEPARA

0 4 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SD

0 0 8

EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas V SD di Kecamatan Cilacap Utara Tahun Ajaran 20112012) TESIS

0 0 13

BAB II PENERAPAN METODE PAIRED STORYTELLING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara - EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperim

0 2 53