50
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling sangat efektif diterapkan pada
berbagai mata pelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian- penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai pendukung pelaksanaan
penelitian. Dalam hal ini, untuk menguji keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling pada kegiatan menyimak cerita di kelas V SD
Gugus Sunan Ampel Kecamatan Demak.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Penelitian ini meliputi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang saling berhubungan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling, sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah keterampilan menyimak cerita. Dalam kegiatan pembelajaran
menyimak guru menggunakan metode pembelajaran melalui penugasan dengan tidak memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan tidak meragsang siswa
untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan berimajinasi. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide maupun gagasan yang
dimilikinya baik secara lisan maupun tulisan. Hal tersebut menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran menyimak berbagai informasi
yang bersifat realita maupun yang bersifat sebagai hiburan khususnya menyimak cerita.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling diharapkan menjadi model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
keterampilan menyimak cerita. Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe
51
paired storytelling diketahui melalui uji perbedaan rata-rata pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel Kecamatan
Demak. Kelas kontrol tidak diterapkan treatment tertentu yaitu menggunakan metode pembelajaran melalui penugasan, sedangkan kelas eksperimen
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling. Kedua kelas diasumsikan homogen dengan latar belakang pengetahuan yang sama, materi yang
sama, jam pelajaran yang sama, dan kelompok sekolah gugus yang sama. Sebelum diberikan treatment pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol,
terlebih dahulu dilaksanakan prates untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah prates, pada waktu yang berbeda diberikan treatment pada kelas
eksperimen dan pada kelas kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya, pada akhir pelaksanaan penelitian kedua kelas diberikan pascates. Kemudian hasil
pascates dibandingkan untuk mengetahui metode yang efektif untuk kegiatan pembelajarn menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel Kecamatan
Demak. Berikut alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 2.1.
Alur Kerangka Berpikir Penelitian
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN