78
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga t-hitung yaitu 1,259 lebih kecil dibandingkan dengan harga t-tabel yaitu 2,000 1,259 2,000 dan
signifikansi 0,214 0,05, artinya Ho diterima. Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata skor keterampilan menyimak cerita antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Nilai t-hitung positif menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol dengan perbedaan rata-
rata 4,125. Uji independent sample t-test menunjukkan bahwa sebelum
pelaksanaan perlakuan model pembelajaran paired storytelling kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama yaitu keterampilan
menyimak cerita berdistribusi normal, memiliki varians yang homogen, serta tidak memiliki perbedaan rata-rata pada skor awal keterampilan menyimak cerita.
Hasil prates ini digunakan sebagai acuan bahwa kemungkinan perbedaan hasil pascates tidak diakibatkan oleh perbedaan kemampuan awal siswa, namun
diakibatkan karena adanya pemberian perlakuan yang berbeda.
4.1.4 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas data akhir digunakan untuk mengetahui data pascates ke- terampilan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel ber-
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data akhir menggunakan program SPSS Statistic 20 dengan analisis Kolmogorov Smirnov, disajikan pada tabel
sebagai berikut.
79
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Akhir Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel
Kelas Banyak
Siswa Rata-
rata Standar
Deviasi Sig
Interpretasi Eksperimen
29 72,24
19,300 1,515
Ho diterima
Kontrol
27 56,11
16,428 0,918
Ho diterima
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas skor pascates kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi 1,515 dan kelas kontrol memiliki nilai signifikansi 0,918 lebih besar
dari 0,05 sehingga Ho diterima. Penerimaan Ho menunjukkan bahwa data akhir keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel
berdistribusi normal.
4.1.5 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui terdapat kesamaan varian atau tidak pada suatu populasi. Uji homogenitas data menggunakan SPSS Statistic
20, disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.5
Uji Homogenitas Data Akhir Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Levene Statistic
df1 df2
Sig. 0,012
1 54
,912
Sumber : Data Primer diolah, 2016
80
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,912 atau lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varian skor
keterampilan menyimak cerita siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.
4.1.6 Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data akhir, peneliti melakukan uji perbedaan rata-rata data akhir uji hipotesis untuk mengetahui
keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel.
Keefektifan dapat diketahui dari perbedaan rata-rata yang signifikan antara skor keterampilan menyimak cerita pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu
kelas eksperimen mendapatakan skor lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji perbedaan rata-rata data akhir kedua kelas menggunakan independent
samples t-test dengan bantan program SPSS Statistic 20, disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6
Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Gugus Sunan Ampel
Kelas Std. Error
Mean t hitung
t tabel df
Sig. 2 tailed
Inter- pretasi
Eksperimen
19,30 3,356
2,000 54
0,001 Ha
diterima
Kontrol 2,984
Sumber : Data Primer diolah, 2016
81
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga t-hitung 3,356 lebih besar dibandingkan harga t-tabel yaitu 2,000 3,356 2,000 dan nilai signifikansi
0,001 0,05, artinya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Ha diterima berarti terdapat perbedaan rata-rata skor keterampilan menyimak cerita antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Nilai t-hitung positif menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol yaitu 16,130.
Perbedaan tersebut cukup besar menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling efektif digunakan dalam
meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Gugus Sunan Ampel.
4.1.7 Uji t antar Gain Score Keterampilan Menyimak Cerita