34
unsur cerita. Penilaiaan atas hasil unjuk kerja siswa dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran instrumen penilaiaan unjuk kerja keterampilan
menyimak.
2.1.3.6 Prinsip Pembelajaran Menyimak
Untuk melaksanakan pembelajaran menyimak, perlu diperhatikan sejumlah prinsip pembelajaran menyimak. Menurut pendapat Brown dalam
Abidin, 2015:101 minimalnya ada 6 prinsip yang harus diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran menyimak sebagai berikut.
1. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbahasa lain secara tepat memfokuskan diri pada
pengembangan kemampuan menyimak pemahaman. 2. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang mampu memotivasi siswa secara intrinsik. 3. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan bahasa
dan konteks yang otentik bagi siswa. 4. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan bentuk
respons yang tepat. 5. Strategi pembelajaran menyimak yang digunakan hendaknya secara nyata
mampu mendorong perkembangan kemampuan menyimak siswa. 6. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran yang tepat. 7. Penilaian yang digunakana dalam kegiatan pembelajaran menyimak yaitu
penilaian otentik.
35
Pembelajaran menyimak dalam penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan menyimak intensif dan dikhususkan untuk menyimak sebuah cerita fabel.
Bahan simakan berupa cerita fiksi ataupun naratif akan memudahkan siswa dalam memahami isi dari bahan bacaan tersebut. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengolah informasi yang telah disimak serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. Melalui kegiatan pembelajaran menyimak
dalam penelitian ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi terhadap bahan simakan yang telah diterima. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran menyimak, terdapat 3 kegiatan yang akan dilaksanakan siswa selama pembelajaran, meliputi: 1 menuliskan beberapa kata
kunci sesuai dengan panjang bahan simakan; 2 menceritakan kembali isi cerita sesuai dengan alur menggunakan bahasa masing-masing; dan 3 menganalisis
unsur-unsur cerita dari bahan simakan yang telah diperdengarkan secara lisan.
2.1.4 Cerita
Surana dalam Faisal 2007:7-16 mengemukakan bahwa cerita merupakan contoh dari jenis karya sastra berupa prosa. Prosa adalah salah satu
bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat- kalimat yang jelas runtutan pemikirannya, ditulis satu kalimat setelah yang
lainnya, dalam kelompok yang merupakan alinea-alinea. Pengertian prosa tersebut dilengkapi dengan pengertian cerita anak yang dikemukakan oleh Titik dalam
Rosdiana 2009:6.4 menjelaskan bahwa cerita anak adalah cerita sederhana yang kompleks. Kesederhanaan tersebut ditandai dengan syarat wacananya yang baku
dan berkualitas tinggi, namun tetap komunikatif. Cerita anak harus berbicara