12
dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
13
Istilah pendidikan ini bermula dari bahasa Yunani yaitu “Pedagogis” Yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan istilah “education” yang berarti pengembangan atau
bimbingan, sedangkan dalam bahasa Arab sering diterjemahkan dengan “tarbiyah”.
14
Kata “Islam” dalam pendidikan Islam memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang bercirikan dan berdasarkan ajaran agama
Islam.
15
Di dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Modern, istilah belajar diartikan
dengan berusaha,
berlatih untuk
mendapatkan pengetahuan.
16
Sedangkan Sardiman A.M menjelaskan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan dengan
serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Belajar itu akan lebih baik jika siswa mengalami
atau melakukannya.
17
Yang disebut dengan belajar adalah perubahan yang relatif menetap, merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.
Lamanya periode tersebut sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin
berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun.
13
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester,Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 78
14
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, h. 1
15
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma’arif,
1980, cet ke-4, h. 19
16
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,Jakarta: Pustaka Imani, 1998,h. 31
17
Sardiman A.M, Interaksian Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan Calon Murid,Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996, h. 22
13
2. Ciri-ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut : a.
Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotorik, maupun
nilai dan sikap afektif. b.
Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. d.
Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
obatan. Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan
untuk belajar: a.
Adanya dorongan rasa ingin tahu. b.
Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
c. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia
didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
d. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
e. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
f. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
g. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
h. Untuk mengisi waktu luang.
3. Jenis-jenis Belajar
Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu :
a. Belajar isyarat signal learning,
b. Belajar stimulus respon.
c. Belajar merantaikan chaining
14
d. Belajar asosiasi verbal verbal Association
e. Belajar membedakan discrimination
f. Belajar konsep concept learning
g. Belajar dalil rule learning
h. Belajar memecahkan masalah problem solving.
Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain dari kognititf aspek avektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan,
Sambutan, Penilaian,
Pengorganisasian, Karakterisasi.
Sedangkan psikomotor mencakup Kesiapan set, Meniru imitation, Membiasakan
habitual, Adaptasi adaption. Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual. Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal,
memahami, mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat
berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang
biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat
berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure. Pengalaman belajar untuk tingkat
pemahaman dilakukan
dengan membandingkan,
mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau
prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau
komponen,menyusun membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian
dilakukan dengan
memberikan penilaian
terhadap objek
studi menggunakan kriteria tertentu.
15
Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan
mengamati dan menirukan contohmodel, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai
dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya. Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat
dilakukan untuk mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi
dan intensif,
latihan menirukan,
menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
4. Prinsip-prinsip belajar
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip
pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam
pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan
diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Alwi Suparman. Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan
dengan prosedur pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian
formatif. Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar
yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain.
Perhatian, dalam
pembelajaran guru
hendaknya tidak
mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik
pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.