islam. Serta bere dari keturunan boru iboto informan pun semua beragama islam yang berada di perantauan.
Menurut penuturan informan mengenai masyarakat Batak Toba yang berbeda agama bukanlah sebuah persoalan yang menjadi pembatas. Namun adat
adalah yang mempersatukan masyarakat Batak Toba itu sendiri, terlebih Dalihan na Tolu. Tidak ada pembedaan seseorang itu karena agamanya berbeda-beda, namun
masyarakat Batak Toba tetap harus duduk dan berdiri bersama dalam satu halaman, dalam satu rumah untuk berkumpul bersama melaksanakan kewajibannya sebagai
orang Batak Toba yang menjunjung tinggi adat isti-adat dari leluhur mereka hingga pada saat ini.
3. B. S.
B. S. adalah seorang laki-laki yang berumur 72 Tahun. Dalam penelitian ini, Bapak B. S. adalah sebagai informan kunci peneliti untuk memperoleh data
penelitian melalui wawancara mendalam mewakili lembaga adat perkumpulan marga Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna PPTSB yang ada di
wilayah Parapat. Informan beralamat di Terminal Sosor Saba Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Informan merupakan salah satu
Masyarakat Batak Toba yang menganut agama Protestan dan sudah menikah. Informan memiliki jenjang pendidikan terakhir sebagai tamataan Magister atau
strata dua. Saat ini informan memiliki pekerjaan sebagai seorang Wiraswasta. Informan merupakan putera Parapat yang lama tinggal di perantauan, namun 3
Tahun ini semenjak informan pensiun, informan memilih untuk kembali ke kampung halaman menghabiskan masa pensiunnya. Berdasarkan penjelasan
informan, saat in informani juga aktif di lembaga budaya Batak dan perkumpulan
marga di parapat yakni PPTSB. Informan juga menikahi wanita Batak Toba, dan sudah memiliki cucu dari semua anaknya.
Menurut penuturan informan mengenai Dalihan Na Tolu yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba terkhususnya sangatlah menarik. Hal tersebut dikatakan
oleh informan menarik dikarenakan Dalihan Na Tolu mencakup semua sisi kehidupan masyarakat Batak Toba kapan dan dimanapun berada. Hal tersebut
dirasakan oleh informan ketika berada diperantauan. Informan dapat merasakan kehidupan di kota seperti di kampung halaman Parapat ketika informan dapat
bertemu dengan orang Batak Toba lainnya. Ketika diperantauan bertemu dengan sesama orang Batak Toba pasti akan bertanya asalnya dari mana, marga apa, terus
kemudian martarombo atau menarik garis silsilah dan kemudian melakukan penyesuaian dengan status Dalihan Na Tolu yakni apakah kita itu berhula-hula,
marboru, atau mardongan tubu?
4. Mangihut Sinaga
Mangihut Sinaga merupakan seorang laki-laki yang berumur 59 Tahun. Dalam penelitian ini, Mangihut Sinaga adalah sebagai informan kunci peneliti untuk
memperoleh data penelitian melalui wawancara mendalam mewakili pihak keluargaketurunan Raja Parapat terakhir yang beragama Nasrani. Informan
beralamat di Sosor Saba, Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Informan merupakan salah satu Masyarakat Batak Toba yang
menganut agama Katolik dan sudah menikah. Informan memiliki jenjang pendidikan terakhir sebagai tamataan Sarjana dari Jakarta. Saat ini informan
memiliki pekerjaan sebagai seorang Wiraswasta di Parapat. Informan merupakan keturunan Raja Parapat Terakhir Raja Israel SinagaRaja
Galung Sinaga Ompu Tainni Sinaga Generasi kedua dari anak bungsu Raja
Parapat terakhir yakni Rajaidin Paulus Sinaga. Informan Sudah memiliki 2 anak dan memperistri wanita Batak Toba. Menurut penjelasan informan, informan sudah
terikat dalam praktek ikatan sistem Dalihan Na Tolu sejak tahun 1991 di Parapat sejak informan menerima sakramen perkawinan melalui Gereja Katolik dan
menerima adat Batak Toba pada adat perkawinan dan mewarisi ikatan Dalihan Na Tolu tersebut kepada anak informan hingga saat ini.
5. Siti Aisyah Bontor Sinaga